Jisoo tengah mendudukkan diri di depan ruang uks saat tiba-tiba saja netranya menangkap presensi temannya, Jennie yang sedang berjalan sendirian menghampiri dirinya.
"Gw minjem minyak angin dong" Kata Jennie saat posisinya sudah berada tepat didepan Jisoo.
"RIYUUU" Panggil Jisoo dari luar.
Riyu, adik kelas yang sekarang sudah menjabat menjadi ketua PMR itupun segera menghampiri Jisoo saat namanya dipanggil.
"Kenapa kak?" Tanya Riyu dengan ekspresi kebingungan.
"Ambilin minyak angin dong, ada yang sakit"
"Oh oke kak Jisoo.."
Riyu pun segera kembali masuk ke dalam ruang uks untuk mengambil minyak angin yang dipinta Jisoo tadi. Seraya menunggu Riyu membawa minyak angin tersebut, Jennie pun memutuskan untuk duduk disamping Jisoo.
"Sakit?" Tanya Jisoo singkat tanpa sedikit pun menoleh ke arah Jennie.
"Buat Irene, dia masuk angin" Jawab Jennie yang juga tidak menoleh kearah Jisoo, sibuk memperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang disekitaran koridor sekolah.
Jisoo menghela nafas pelan, jujur ia iri dengan kedekatan Jennie dengan Irene. Hanya Jisoo yang benar-benar tidak memiliki 'teman dekat' selain para anggota pecahan kaca.
Jisoo terlalu dingin dan kaku, hanya orang-orang yang pantang menyerahlah yang bisa meluluhkan hati Jisoo untuk berteman dengannya.
Padahal Jisoo ingat benar saat ia masih berada di sekolah menengah pertama, banyak sekali orang-orang yang berlomba ingin berteman dengannya. Bagaimana Jisoo yang sangat terbuka dengan semua orang dan akan menyambut hangat siapa saja.
Namun karena kejadian itu, membuat Jisoo trauma sampai sekarang. Memang ia telah melupakan dan mencoba memaafkan semua orang yang terlibat di dalamnya, namun rasa trauma itu terus tumbuh semakin lama semakin besar dan tanpa sadar membuat Jisoo membentengi dirinya sendiri dari orang-orang yang mencoba mendekati dirinya.
"Kak" Panggil Riyu menyadarkan lamunan Jisoo.
Jisoo pun menoleh kearah Riyu yang sudah menyodorkan botol minyak angin kearahnya.
"Makasih ya" Kata Jisoo dibalas anggukan Riyu dan ia kembali masuk ke dalam ruang uks.
"Nih, nanti balikin sama orang yang tadi ya" Jisoo pun memberikan minyak angin itu kepasa Jennie yang berada disampingnya.
Dengan cepat Jennie menerima minyak angin tersebut dan langsung bangkit dari tempat duduknya untuk izin pamit menuju Irene yang telah menunggunya dari setadi.
"Gw duluan ya Jis"
"Oke"
Dan sekarang Jisoo kembali dengan kesendiriannya. Padahal suasana di depan sana sedang ramai penuh dengan orang yang lalu-lalang karena sekarang adalah jam istirahat, namun entah kenapa bagi Jisoo rasanya tidak jauh berbeda seperti keadaan dirumahnya. Sepi.
-- BLACKBANGTAN --
Karena merasa bosan, Jisoo pun memutuskan untuk pergi ke atas rooftop--tempat healing terbaiknya. Tapi tak disangka, baru saja membuka pintu ia sudah mendapatkan Jimin yang tengah berdiri membelakangi dirinya bersama tiga orang laki-laki yang sepertinya adik kelas yang sedang tertunduk dihadapan Jimin.
"Kan gw dah bilang jangan kaya gitu, lo malu maluin g--"
"Apaan nih?" Tanya Jisoo memotong pembicaraan Jimin.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKBANGTAN
Fanfiction[13+] Sebuah ke chaos'an dua kelompok anak - anak populer dengan segala kisah nano - nano di dalamnya. "Saya kaya begini, biar kalian punya cerita lucu pas udah lulus SMA" - Pak Kim, biang dari awal kisah ini AU SEMI LOKAL - BLACKPINK and BTS