13 - penawaran

2.3K 235 5
                                    

Didalam kelas hanya terdapat beberapa siswa saja, karena sekarang adalah jam istirahat banyak siswa yang memilih beristirahat di luar kelas.

Rosé memilih bertahan di dalam kelas sembari menghabiskan bacaan novelnya ditemani cemilan yang ia bawa dari rumahnya.

"Rosé. Ke ruang padus yuk" Ajak Joy yang sudah berdiri disamping tempat duduk Rosé.

Joy ini mantan wakil ketua padus. Galaknya bisa dibilang mirip - mirip Rosé, yang membedakan dari mereka berdua adalah Joy yang mudah sekali untuk merubah ekspresi wajahnya, dari yang awalnya marah tiba - tiba ia akan tertawa kembali seperti tidak terjadi apa - apa.

Rosé dan Joy ini sangat dekat biarpun mereka tidak pernah sekelas, namun tiga tahun berada di satu eskul yang sama sudah cukup bagi mereka berdua untuk mengenal satu sama lain.

"Ngapain?" Tanya Rosé seraya menutup buku novelnya.

"Ada bang Taeil dateng, katanya dia kangen lo" Goda Joy

"Ah, kangen lo kali?"

Joy memasang muka jijik seraya menepuk pundak Rosé, "Sembarangan lo ya" ucapnya kemudian.

"Ngapain sih dia kesini lagi? Dulu aja misuh - misuh mau cepet - cepet lulus biar bisa keluar dari ni sekolah"

"Lah gak tau. Makanya ayo, siapa tau dia kesini bawa makanan buat kita"

Joy menarik tangan Rosé paksa membuat si empu ikut bangkit dari tempat duduknya tadi membuat meja belakang dimana Jimin berada ikut bergeser.

"Lo berdua bisa diem dikit gak sih?" Ucap Jimin galak seraya menatap sinis keduanya, membuat Joy dan juga Rosé terdiam

"Dih? Sewot" Jawab Joy gak kalah sinis

Rosé hanya menggeleng kemudian menarik lengan Joy menjauhi manusia itu. Jimin menatap punggung kedua gadis itu, masih terlihat Joy yang tidak terima ditarik begitu saja oleh Rosé padahal ia belum puas menghabisi manusia fakboi itu.

"Ih lo mah malah narik gw" ucapnya tidak terima

"Udah biarin aja, orang juga kita yang salah berisik depan dia" Ucap Rosé kalem.

Jarak ruang padus dengan ruang kelas mereka tidak terlalu jauh, hanya butuh beberapa menit dan mereka sudah berada di ruangan kedap suara tersebut. Nampak Taeil yang sudah duduk santai di sofa yang disediakan diruangan tersebut seraya memetik senar gitar asal.

"Bang!" Panggil Joy seraya berjalan kearah Taeil duduk.

Taeil merupakan mantan ketua paduan suara juga, ia menjabat menjadi ketua padus saat Rosé dan Joy masih duduk dikelas sepuluh. Sekarang Taeil sudah lulus dan tengah melanjutkan studynya di perguruan tinggi. Biarpun sudah tidak menjabat menjadi ketua padus, ia masih tetap aktif menyanyi di kampusnya. Karena menyanyi adalah jalan ninjanya.

"Lo ngapain dah kesini? Bukannya ngampus" tanya Rosé ketika ia sudah duduk di sofa single yang tidak jauh dari posisi Taeil dan Joy berada.

"Sambutan lo kaya begini Rosé?" Tanya Taeil

"Emang lo mau disambut kaya gimana bang?" Rosé balik bertanya

Taeil terkekeh tidak percaya, "Joy, ini siapa yang ngajarin temen lo buat songong sama gw?"

Joy mengangkat bahunya tanpa menjawab pertanyaan Taeil, ia pun mengambil snack yang berada di depannya mengacuhkan kedua manusia disampingnya itu.

"Padahal gw nanya baik - baik bang"

Taeil memberikan gitar ditangannya kepada Rosé entah atas dasar apa kemudian ia merampas snack yang sedang di pegang Joy tadi.

"WOY!!" Pekik Joy tidak terima.

"Masih galak aja lo mah. Ck. Btw udah pada mikir mau lanjut dimana?" Tanya Taeil mengganti topik pembicaraan.

Keduanya terdiam, "Belom kepikiran" ucap Joy santai.

"Bisa - bisanya lo jawab belom kepikiran?" Taeil memasang wajah tidak percaya pada Joy yang berada disampingnya itu.

"Gw juga sama kaya Joy gatau mau lanjut kemana. Apa gw masuk kampus lo aja kali ya?"

Taeil menjentikkan jarinya ketika Rosé bertanya perihal kampusnya, membuat senyum cerah seterang rembulan malam hari miliknya muncul.

"Pas banget! nanti lo masuk ke band gw ya. Kita manggung bareng" ucap Taeil semangat, "Lo juga mending masuk kampus gw" tunjuk Taeil kepada Joy.

"Lo ngeband? Serius?" Tanya Joy tidak percaya. Dipikirannya sudah membayangkan betapa lucunya Taeil menjadi anak band.

"Ngga, gw produsernya. Gw mah cocoknya solo, gak cocok gw jadi anak band. Rencananya gw mau bikin band kampus sama temen - temen gw dan kebetulan banget kita lagi nyari vokalis cewe, tapi blom ada yang cocok. Kalo lo masuk kampus gw, kan gw bisa nyalonin lo" Kata Taeil seraya mengambil satu kripik kentang lalu memasukkannya kedalam mulut.

"Temen lo? Punya temen nih sekarang? Asikkk" Goda Joy membuat Rosé ikut menahan tawanya.

"Gw gak biasa kerja bareng stranger" ucap Rosé dengan entengnya.

"Lah dulu kita juga stranger, kan? Btw ini bukan stranger yang lo kira. Pasti lo kenal banget sama temen gw ini" Taeil kembali memasukkan kripik kentang itu kemulutnya.

Seraya mengunyah, ia mengambil ponsel dikantung celananya dan mencari sesuatu didalamnya sebelum memberi tahu Rosé dan juga Joy.

"Nih" Taeil meletakkan ponselnya di meja membiarkan Rosé dan Joy melihat isi didalamanya.

Sebuah foto yang sukses membuat kedua pupil Rosé dan Joy melebar.

"WHAT???!!! LO SATU KAMPUS SAMA DOYOUNG?" Pekik mereka kompak seraya menatap Taeil yang senyum - senyum sendiri melihat respon Rosé dan juga Joy.

"Lo utang cerita sama kita banget bang" Ucap Joy heboh seraya menguncang - guncang tubuh Taeil.

Sebagai Informasi tambahan. Doyoung adalah rival seorang Taeil ketika mereka semua masih berada di paduan suara. Doyoung yang berasal dari SMA Neo Creative Technology, sekolah yang terkenal dengan murid - murid cetakkan trainee alias visual bahkan bakatnya tidak diragukan.

Paduan suara dibawah kepemimpinan Taeil sebenernya sudah tidak usah diragukan lagi, Taeil begitu disiplin melatih para anggotanya. Apalagi jika mengetahui lawan dari padus mereka nanti adalah padus asal SMA Neo Creative Technology yang dipimpin Doyoung pada masanya.

Rosé sangat mengenal siapa sosok Doyoung itu. Tidak ada yang tidak mengenal Doyoung, apalagi bagi para anggota - anggota paduan suara yang sering mengikuti lomba antar sekolah.

Doyoung yang pernah menertawakannya saat lomba solo menyanyi. Rosé mengalami miss pada nada dan manusia itu menertawakannya. Begitu menyebalkan jika diingat wajah meledeknya itu.

"Gajadi se kampus sama lo deh kalo isinya ada dia" ucap Rosé

"Kenapa? Takut diketawain lagi sama Doyoung? Udah gw bilang gausah diambil pusing. Itu trik lawan buat bikin mental lo jatoh, lagipula kan udah gak jadi rival lagi kita"

Rosé menggeleng tidak menyetujui ucapan Taeil, "Gak deh makasih" ucapnya

"Sayang banget.. Padahal disana ada Johnny loh"

Rosé menyipitkan matanya, meminta penjelasan pada Taeil atas ucapannya tadi "Maksud lo kak Johnny basket?"

Taeil mengangguk, "Iya. Bebep lo" Ucap Taeil dengan nada meledek

Joy tertawa terbahak - bahak berbanding terbalik dengan Rosé yang menatap sinis Taeil "Apasih? Deket juga kaga!" Ucap Rosé membela. Tapi jauh dalam hatinya, jantungnya dua kali berdegup kencang.

"Gini deh. Balik sekolah gimana kalo lo liat dulu temen - temen gw manggung? Gw jemput deh dirumah lo" Tawar Taeil kepada Rosé.

"Oke" Taeil tersenyum cerah ketika Rosé menyetujui ajakannya, "Asal Joy ikut" lanjut Rosé membuat Joy menunjuk dirinya sendiri kebingungan.

"Loh? Gw?" Tanya Joy kembali

"Iya, lo ikut juga. Gw gamau jadi cewe sendirian" Ucap Rosé

"Yauda terserah lo berdua deh. Ntar sore gw jemput gapake ngaret" Kata Taeil menutup pembicaraan.

BLACKBANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang