"Sumpah Tet, anjr sekali aja lo diem - diem ya. Please banget nih" ucap Jennie frustasi, terukir jelas lewat guratan wajahnya yang sudah nampak jengah dengan manusia bernama Kim Taehyung didepannya ini.
Entah sejak kapan Taehyung menjadi sangat rajin membuat Jennie memekik kesal, seperti itu adalah hobi baru Taehyung.
"Tet, tet aja lo. Emang gw klakson? Taehyung, nama gw T A E H Y U N G. Kalo lo ribet manggilnya, ya tinggal bilang sayang, baby, by, be--" Jennie membungkam mulut Taehyung dengan tangannya, membuat si empu ikut terdiam.
"Sekali lagi lo ngoceh, ban motor lo gw kempesin dua - duanya"
Jennie menatap sinis Taehyung sebelum ia melepaskan dekapan tangannya dari mulut kotak itu. "Kim Taehyung. Berani macem - macem sama gw, lo bakalan tau akibatnya"
Jennie berlalu dengan kaki yang menampak tanah ganas seraya bunyi heels nya terdengar menggema sepanjang lorong sekolah. Salah sendiri membuat Taehyung penasaran. Tapi kenapa baru terpikir sekarang? Menggoda seorang Kim Jennie? Wah Taehyung ini memang cari mati.
Sudah seminggu dan Taehyung belum juga bosan, biasanya ia malas berurusan dengan perempuan selama itu. Hanya Kim Jennie seorang. Padahal yang punya nama tidak berkontribusi sedikit pun.
"Lo ngapain anak orang lagi sih?" Tanya Kai yang tidak sengaja melewati lorong tersebut ketika ribut antara Taehyung dan Jennie sedang terjadi.
"Biasa" jawabnya santai
"Lo ya, aduh mau lo pepet tu cewe? Gak bakal bisa. Percaya sama gw"
"Percaya sama lo musyrik bro, gw masih inget dosa"
Kai terkekeh mendengar jawaban asal dari Taehyung, orang ini memang tidak pernah serius.
"Udah apa kasian Jennie. Anak orang penuaan dini lo mau tanggung jawab?"
"Gw lebih seneng liat dia gregetan terus ngoceh sama gw, kai" Taehyung menoleh kearah Kai yang masih setia berdiri disampingnya itu, "daripada liat dia sedih gara - gara di labrak cewenya Yoongi mulu."
///
Drama yang masih jalan ditempat alias belum ada kemajuan membuat si ketua, Namjoon menghela frustasi. Bagaimana tidak, diantara sebelas anggota kelompoknya, hanya ia yang peduli dengan keberlangsungan ujian praktek dramanya ini.
Hoseok yang baru saja tiba di rooftop dengan kotak susu yang masih ia teguk dengan santai menatap Namjoon dan mendudukkan dirinya tepat di depan Namjoon. Si manusia yang selalu serius. Itu julukan yang Hoseok berikan untuknya.
"Kenapa sih pak?" Tanya nya membuat manik mata Namjoon beralih menatap Hoseok.
"Masih nanya kenapa. Ini drama lo gimana anjr" ujar Namjoon emosi
"Santai aja ngapa, masih beberapa bulan lagi. Yaga? Kita cari kemistri dulu, secara lawan maen kita sulit didekati"
Hoseok masih setia dengan cengirannya, meskipun ginjalnya sudah bergetar hebat karena ditatap sinis oleh Namjoon. Ia meneguk salivanya berat, dalam hati ia panjatkan doa supaya setidaknya ada orang yang datang keatas rooftop ini.
Mungkin malaikat sedang berpihak padanya, tak lama Jisoo dengan wajah yang ditekuk datang dan langsung menempatkan diri disamping Hoseok yang tengah bernafas lega.
"Halo Jis" sapa Hoseok membuat Jisoo sedikit terlonjak kaget dengan penampakan manusia disampingnya.
"Lah? Lo sejak kapan disini?" Tanya Jisoo heran
"Lah kok ada Namjoon juga?"
Jisoo menyipitkan kedua matanya, entah apa yang ia pikirkan sekarang. Namun Namjoon yang tengah menatapnya datar pun dengan santainya memutar bola mata malas dan kembali memfokuskan diri untuk mengetikkan naskah untuk drama kelompoknya.
"Yang harusnya gw tanya tuh lo, dateng - dateng muka ditekuk. Kenapasih? Sini cerita"
"Gak" ucap Jisoo sengit
"Y--yaudah kalo gitu"
Mimpi apa semalam Hoseok, kenapa semua orang sinis padanya? Padahal ia sudah mempunyai itikhad baik, loh. Mungkin tuhan sedang mengujinya untuk menghapus beberapa dosa yang sudah ia buat?.
Jisoo menghela nafas, manik matanya menatap Namjoon yang tengah memijat pelipisnya seperti orang frustasi. Tapi, Namjoon memang suka begitu.
"Lo ngapain Joon?"
Hoseok menatap Jisoo, oh astaga. Ia lupa memberitahu wanita disampingnya ini, pasti sebentar lagi lontaran kalimat kekesalan akan keluar dari mulut sobatnya ini. Kasihan Jisoo.
"Drama. Lo sama temen - temen lo nga--"
"Oh, naskahnya udah jadi. Ntar malem gw kirim" ucap Jisoo santai membuat Namjoon mengerjapkan matanya berkali - kali, dan Hoseok yang sudah tak berekspresi itu.
"Santai aja kalo sekelompok sama temen - temen gw. Gausah diambil pusing" Lanjut Jisoo.
Hoseok tiba - tiba saja bangkit dan menepuk - nepuk tangannya heboh "Wah gokil - gokil. Gw bilang apa Joon, santai aja"
"Bacod lo kuda. Btw, makasih ya Jis. Gw jadi gak enak lo kerja sendiri"
"Elah, kaya sama siapa aja sih"
Jisoo menyenderkan tubuhnya mencari posisi nyaman, kemudian ia memejamkan matanya menikmati tiupan angin yang menyapa wajahnya halus.
Dan tepat disana, terdapat seorang pria yang masih setia menatapnya. Seperti ada magnet? Entahlah. Jadi ini yang pangeran Florin lihat saat snow white tertidur? Benar kata orang - orang. Perempuan dua kali lebih cantik saat ia tertidur.
"LO MIKIRIN APA WOI!" Pekik Hoseok sukses membuat Namjoon melayangkan pukulannya ke punggung milik sobatnya itu.
"Lo demen banget bikin orang jantungan ya"
"Deh, daripada lo kesambet pak"
"Auah gelap"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKBANGTAN
Fanfic[13+] Sebuah ke chaos'an dua kelompok anak - anak populer dengan segala kisah nano - nano di dalamnya. "Saya kaya begini, biar kalian punya cerita lucu pas udah lulus SMA" - Pak Kim, biang dari awal kisah ini AU SEMI LOKAL - BLACKPINK and BTS