19; new basecamp

3.1K 581 206
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuan Wonwoo, kenapa kau pergi saat itu? Bahkan kau tak menghadiri pemakaman Seungkwan. Aku tahu kalian tidak saling mengenal dan tak ada kewajiban untuk ikut menabur bunga di atas nisannya, tapi kau bisa tinggal sebentar saja untuk itu. Kau memilih pergi saat itu dan yang tidak kumengerti ialah mengapa kau kabur dan tak berpamitan terlebih dahulu?"

Wonwoo membisu, tubuhnya menegang karena ia tidak mampu merespon segala hal yang terjadi secara bersamaan. Jihoon setengah berlari dari arah kapal dan mengangguk sebagai kode ayahnya telah mengizinkan dirinya untuk ikut pulang. Sedangkan Hoshi tiba-tiba muncul seperti hantu di siang yang terik dengan penampilan yang asal.

Bahkan dia tidak memakai alas kaki dan berjalan tanpa hambatan di atas pasir yang panas.

"Duduklah, Hoshi." Emily menginterupsi, telapak tangannya menepuk permukaan kursi kosong. "Kenapa kau tiba-tiba ada di Cape Sounion?"

"Aku kemari tiap tahun untuk melihat pelelangan ikan yang diadakan lusa danㅡkau siapa?" Ketus Hoshi berbicara pada Jihoon yang baru saja sampai di dekat Wonwoo. Dahinya tertekuk dan cuaca panas semakin membuat emosinya meningkat.

"Kenapa kau tanya padaku dengan nada marah? Aku juga tidak tahu kau siapa."

Jihoon tidak suka itu, kesan pertamanya ketika bertemu dengan Hoshi sangat burukㅡpria aneh pemarah yang dengan tidak sopannya berbicara dengan nada membentak.

Melihat kejadian ini, Wonwoo bertindak sebelum keduanya saling berteriak lebih nyaring. "Kalian berdua duduklah terlebih dahulu." Dengan menahan umpatan, Wonwoo melepas sepatunya dan membiarkan kakinya hanya berbalut kaos kaki hitam lalu memberikannya pada Hoshi. "Pakailah ini karena pasirnya panas, kau ini sedang melakukan aksi apa, sih, sampai tidak memakai sandal atau alas kaki lain?"

Hoshi ingin menolak, dia gengsi karena ingat dirinya sedang marah lantaran Wonwoo waktu itu pergi seperti orang kesetanan. Tapi tak dapat ditampik telapak kakinya sangat tersiksa, jadi mau tak mau pun ia memakai sepatu Wonwoo dengan terpaksa yang mana semakin membuat penampilannya tidak karuan.

"Sandalku putus di tengah jalan karena tersandung senar layang-layang, Tuan, jadi aku memakai ini karena tak ada pilihan lain."

Emily tertawa lepas, tidak peduli tatapan Hoshi yang mencemooh. Pria Jepang itu begitu lucu dengan sikapnya yang polos, berlagak memberontak tapi sebenarnya di balik itu dia begitu senang bertemu dengan Wonwoo kembali. Jihoon sibuk dengan ponselnya dan tak lama setelah itu mereka berempat duduk bersama mengelilingi meja kecil melingkar.

"Kita akan membentuk sebuah timㅡ"

"Tuan Wonwoo, aku meminta penjelasan, bukan memintamu untuk menjadikanku anggota sebuah tim."

Rasanya detik itu juga Wonwoo ingin memilih opsi untuk melempar tempurung kelapa di sebelahnya pada pria Jepang itu, "Hoshi, aku akan menjelaskan semuanya. Diamlah untuk sebentar saja dan nanti kau akan mengerti."

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang