17; a night with old friends

3.7K 599 156
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul satu dini hari.

Wonwoo masih meneguk botol berisi wiski skotch[1] di balkon sebuah bar. Gelap dan sunyi, dentuman musik samar tak terlalu membuatnya terusik di luar sini, hanya bising kendaraan malam yang masih saja ada di kota yang tak pernah terlelap selama bumi berotasi. Tidak banyak yang ia renungkan, mungkin hanya satu atau dua permasalahan karena otaknya sekarang tak bisa berpikir panjang. Wonwoo merasa pundung, dia ingin berhenti tapi tak berani, melangkah maju pun ia juga tak punya nyali. Dirinya merasa tersesat, tubuhnya lelah dan beban hidupnya semakin berat.

Emily tidur di sofa seberang tanpa bantal maupun selimut. Tubuhnya bersentuhan langsung dengan angin malam yang berhembus. Reservasi dadakan yang Wonwoo buat sama sekali tak membuat dirinya tenang barang sedikit. Dia khawatir keadaan Dokyeom yang terborgol di atas tempat tidur, Choi Seungcheol dan Joshua yang terikat dan terisolasi di kamar lain, Hoshi yang masih ada di desa dan Emily.

Gadis itu menggeliat samar dan itu membuat hati Wonwoo semakin sakit.

Dia melibatkan Emily di dalam petualangan tanpa jaminan keselamatan. Ketika mata Wonwoo semakin dalam menatap tubuh berbalut sweater ungu muda itu, perasaannya semakin tak karuan. Ia ingin melindunginya, lebih tepatnya membebaskannya dari lingkup ramalan kematian yang sama sekali bukan bagian dari takdir Emily. Wonwoo ingin menyuruh gadis itu pergi, mengantarnya pulang dengan perbekalan cukup hingga gadis itu bisa kembali ke rumah.

"Kau pemabuk berat rupanya, ya?"

Hansol berdiri di sebelah Wonwoo dengan tumpuan pagar pembatas balkon. Pertemuan keduanya setelah penyelamatan heroik ketika Wonwoo dijarah di area dekat Delfi membuahkan jalinan pertemanan. Waktu itu Hansol mengantar Wonwoo ke tempat tujuan, lantas pergi menuju kota untuk suatu urusan. Lucunya kini mereka berdua bertemu kembali dalam situasi yang kurang menyenangkan lagi; Wonwoo mabuk.

Wonwoo setengah tertawa, ia meneguk sisa wiskinya lantas menempatkan botol yang kosong di atas meja kaca. "Ada banyak hal yang kulalui, semuanya buruk."

"Termasuk berpergian bersama gadis itu?"

"Ya," Wonwoo tersenyum miring, dia mendesah. "Aku rasa pertemuan kami memang suatu kesalahan. Awalnya aku hanya memanfaatkannya untuk suatu hal, tapi sekarang ada rasa yang tidak seharusnya ada datang diantara kita berdua dan aku yang memulainya."

"Itu hal yang wajar kurasa, lagipula masih ada banyak waktu untuk kalian saling mengenal."

"Kau tidak tahu, Hansol. Aku akan mati."

Hansol tak terkejut, dia sudah mendengar puluhan kali kata mati terlontar dari bibir pria di sebelahnya malam ini. Entah tengah mabuk atau tidak, dia sudah menduga bahwa Wonwoo sedang mengalami krisis hidup dan depresi.

Setelah itu tidak ada bahan pembicaraan. Hening menguasai jarak diantara Hansol dan Wonwoo hingga Emily bangun karena tak nyaman. Sofa bar membuat tubuhnya gatal entah kenapa. Dia merengek meminta pulang karena besok adalah perjalanan yang panjang menuju Cape Sounionㅡsekitar satu jam setengah mengendarai mobil dari kota Athena dan Wonwooㅡsi supir belum istirahat sama sekali.

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang