02; first trip with blue jeep

8.7K 1K 166
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepasang mata rubah milik Wonwoo terus-menerus memperhatikan bagaimana gadis aneh kemarin bertingkah di bagian paling belakang rombongan. Entah hanya menunduk untuk menuliskan materi yang Wonwoo bicarakan mengenai artefak yang terkubur selama ribuan tahun, maupun ketika mengikat rambutnya dengan asal. Wonwoo tidak pernah seburuk ini dalam hal berkonsentrasi pada apa yang ia terangkan, meskipun dalam kalimatnya tak ada yang salah tetap saja dirinya merasa gugup ketika mengingat kejadian kemarin.

"Dan begitulah ketika Hercules[1] dapat menyelesaikan misi akhirnya." Wonwoo membenarkan letak jasnya yang miring karena tangannya terlalu banyak bergerak. Kini ia sudah berada di penghujung rangkaian tur karyawisata yang membawa dua puluh orang mahasiswi tersebut.

Telunjuk Wonwoo menelusuri kertas yang ia bawa. "Kalian bisa serahkan rangkuman materinya langsung kepada koordinator paling lambat jam dua siang."

Tanpa disangka-sangka ketika sesi tanya jawab tiba, separuh dari rombongan tersebut berlomba untuk mengacungkan tangan. Entah hanya untuk mencuri perhatian maupun bertanya karena benar-benar tak paham. Wonwoo merutuk Jeonghan yang mungkin sekarang tengah bertepuk tangan riah untuk menyemarakkan festival, meninggalkan dirinya dengan kumpulan mahasiswi yang mulutnya tak berhenti bicara.

Emily ada disana, wajahnya terlihat sumringah dan ia tak henti-hentinya menampilkan senyum tatkala Wonwoo kewalahan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar. Bahkan jajaran artefak kuno yang biasa mencuri perhatiannya ketika karyawisata kini tak lagi menggugah minatnya.

"Sudah waktunya pulang, Bocah. Pergilah bersama rombonganmu."

Wonwoo menepuk kepala Emily dengan map yang dibawanya, pelan tapi penuh tekanan. Gadis itu memang sengaja diam supaya tertinggal. Wajah Wonwoo yang sangat masam membuat Emily tergoda untuk menganggunya seperti hari kemarin. "Setelah kunjungan ke museum, kami dibebaskan untuk berkeliling sampai batas jam lima nanti, Tuan."

Emily mengekor di belakang Wonwoo yang hendak menuju ruangannya untuk menyusun agenda dan Wonwoo tak terlalu ambil pusing untuk itu. "Ya sudah kalau begitu pergi, jangan menggangguku dan menempel terus-menerus seperti hama."

"Bagaimana kondisi perutmu, Tuan?"

Hah? Apa?

Wonwoo menghentikan langkahnya dan berbalik, "Maaf?"

"Itu... perutmu. Sembelit semalam tampaknya membuat waktu tidurmu berkurang, ya?"

Tangan Wonwoo sudah meraih kenop pintu, ada keinginan terselubung untuk membawa gadis itu ke dalam lalu membekapnya dengan selotip hitam yang tersimpan di atas meja. "Berhenti mempermainkan orang dewasa sepertiku, cenayang." Tukas Wonwoo diikuti sentakan pelan pada lengan Emily. "Ini sudah tidak lucu lagi."

"Tapi aku benar-benar bisa melihat apa yang tidak kau lihat dan mungkin sedikit gambaran yang ada di masa depan." Emily mengendikkan bahunya, dia mencibir lagi pada Wonwoo entah sudah yang ke berapa kali.

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang