*17*

854 64 6
                                    

Hai guys! Maaf aku belum update lagi kemarin lagi sibuk nugas hehe.
Sekarang jadwal update kembali normal ya~
Seminggu sekali aku update nya, kalau lagi mood dua kali dalam seminggu.

Ah jangan lupa beri aku vote!😄

Happy Reading!

------------------------

Kim Sandy ah dia benar benar menjauhi Jeon Jungkook, perkataan nya waktu itu ternyata bukan bercanda bukan prank dan sejenis nya. dia sudah benar-benar menyerah, menyerah dengan pria bermarga Jeon yang tidak pernah melirik nya sama sekali.
Kini semua berbalik, Sandy gadis yang terlalu tersenyum manis jika melihat Jungkook sekarang malah buat muka saat berpapasan dengan Jungkook seolah olah dirinya tidak mengenali Jungkook.
Dan ini sudah hampir seminggu, Sandy hanya berbicara dengan Taehyung itupun hanya mengenai tugas sekolah nya selebihnya ngga membicarakan apapun.

Jungkook duduk di kursi nya dan menatap gadis yang duduk di dekat jendela- Kim Sandy, kedua mata Jungkook tertuju pada gadis itu. Rasanya aneh? Seperti kehilangan.
Taehyung yang disebelah Jungkook mengikuti arah mata kawan nya itu dan mendapati Sandy yang sedang membaca buku

"Jungkook kenapa masih denial sama perasaan sendiri? Suka Sandy kan?"

Jungkook reflek langsung menoleh kesamping "apaan sih ga jelas" jawab Jungkook ketus. Taehyung sendiri hanya menghembuskan nafas, mau bagaimanapun kalau Jungkook nya ngga mau mengakui perasaan nya sendiri itu bakal susah-

-

Sudah jam istirahat anak-anak kelasan langsung jalan ke kantin. Begitu juga dengan Taehyung dan Jungkook, mereka berdua lagi jalan ke kantin. Tiba tiba Jungkook berhenti jalan

"Tae, duluan aja. Hp ku ketinggalan di kelas"

Setelah itu Jungkook langsung berlari kecil menuju ruang kelas, saat ia ingin masuk dan mengambil ponselnya kaki nya terhenti di depan kelas karena mendengar suara dari dalam kelas

"Oppa"

Jungkook membuka pintu kelas nya sedikit dan mengintip, oh, itu Sandy sedang dalam panggilan

"Huum! Sudah jam makan siang, ini aku mau makan"
"Aniya oppa makanan disini enak-enak kok oppa ga perlu repot-repot"
"Siap laksanakan!"
"Aku juga cinta seokjiniee oppa"

Jungkook pergi dari tempatnya berdiri, ngga jadi ngambil hp nya yang ketinggalan.

"Loh Jung? Lama banget. Udah ambil hpnya?"
"Belum" Jungkook duduk di depan Taehyung dengan wajah yang datar, seram sebenarnya. Taehyung yang udah hapal muka Jungkook dia diam aja takut salah ngomong terus di hajar, Jungkook jago taekwondo soalnya yang ada nanti Taehyung bisa patah leher.

"Tae"
Taehyung sedikit tersedak saat mendengar Jungkook berbicara, mengerikan.

"Iya Jung?"
"Seokjin itu siapa?"

Taehyung menaikan alis nya lalu menaruh alat makan nya diatas meja dan menyatukan tangan nya "seokjin? Kim.seokjin" ujar Taehyung memperjelas namanya

"Dia anak pertama group Kim, masa lupa?"

"Oh, yang bibir nya kaya di sengat tawon?"

"Anjir Jungkook sembarangan aja ngomong nya, gitu gitu penerus perusahaan"

"Eh tapi kenapa tiba tiba nanya dia?" Tanya Taehyung lagi

"Nanya aja. Dia kenalan nya Sandy?"

Taehyung terdiam sejenak tadinya ia ingin memberitahu Jungkook tapi mengingat kekasih nya-Jennie yang bilang jangan kasih tau identitas Sandy, Taehyung mengurungkan niat nya.

"Emang Sandy kenal sama orang penting kaya Seokjin Hyung?"

"Ya mana tau makanya nanya"

"Jangan nanya ke aku lah mana tau juga aku, tanya Sandy nya langsung"

-

Akhir nya bel pulang berbunyi juga, pelajaran yang membosankan. Bahasa korea- ah bosan sekali, anak anak mendengar bel berbunyi langsung pada semangat mengemasi barang nya dan pergi keluar pulang kerumah masing-masing.

Jungkook menghampiri meja Sandy saat sang gadis baru beranjak dari kursi nya

"Sandy, ayo bicara"
"Ngga ada yang perlu di bicarakan, Jeon Jungkook" jawab Sandy tanpa menatap wajah Jungkook. Boram dan Taehyung yang ditempat tiba-tiba keluar dari kelas dan menunggu di depan gerbang setelah melihat situasi kalau mereka harus pergi dari situ segera.

"Sebentar aja"

Sandy menghela nafas dan kini ia menatap Jungkook "yaudah, mau ngomong apa?"

"Kamu kenal seokjin?"

Sandy mengerutkan kening nya "seokjin oppa? Kenal, kenapa?"

"Dia pacar kamu?"

"Apa urusan nya dengan mu jungkook-ssi?"

Sial, Jungkook ingin mengumpat Sandy memanggilnya dengan ssi yang artinya sopan seperti ada jarak seperti seolah olah mereka tidak akrab- memang iya sih.

"Aku tanya, seokjin pacar kamu?"

"Kalau iya memang kenapa? Apa urusan nya sama kamu? Mau aku Deket atau pacaran sama siapapun itu hak aku"

Tangan Jungkook sudah mengepal keras, rasanya kesal mendengar Sandy berbicara seperti itu terlebih nada bicara nya seolah olah sedang memperingati.

"Hahaha jadi seokjin pacar kamu?" Jungkook tertawa pelan seperti tawa mengejek

"Kamu ini suka cowo kaya ya Sandy? Setelah ngga dapetin aku pewaris satu satu nya perusahaan Jeon sekarang kamu deketin pewaris perusahaan Kim?"

Sandy sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan Jungkook, sungguh. Itu menyakitkan hati nya, mata Sandy tiba-tiba memanas hatinya sakit.

"Oh? Apa jangan jangan kamu berteman sama boram karna dia kaya jadi kamu porotin dia, iya?"

Jungkook kelewat emosi sampai kata kata yang ngga seharusnya di ucapkan malah diucap, Sandy menangis. Ya, air matanya mengalir membasahi pipinya tidak disangka pria yang dia cintai yang dia sayangi menganggap dirinya matre dan seolah olah murahan yang mau aja pacaran sama siapapun asal cowonya kaya

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Jungkook, Sandy menangis menampar nya. Jungkook menatap Sandy melihat gadis itu menangis ingin memeluk nya

"Jeon Jungkook, aku tau kamu ngga suka aku. Tapi apa harus kamu bilang kaya gitu? Kamu bilang aku deketin kamu karna matre? Aku butuh uang?" Sandy menggelengkan kepala nya "ngga Jungkook, aku ngga butuh itu semua. Aku suka sama kamu tulus aku sayang sama kamu tulus, tapi kamu bilang aku matre? Sumpah Jung aku benci kamu"

Sandy berlari keluar kelas sambil menangis, tinggallah Jungkook seorang yang sedang menyesali perbuatannya lagi lagi mulut nya berkata yang tidak tidak, lagi lagi diri nya membuat Sandy menangis.

-Tbc-

I will go to you like the first snowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang