Hari baru telah tiba dengan perasaan kesal yang sedikit menguap. Namun, jika ditanya apa aku masih kesal? Jawabannya iya. Bahkan ponselku masih kumatikan setelah Kang Daehyun menghujaniku dengan puluhan pesan dan telepon, sementara Jungseok? Jangan tanyakan dia, dia sama sekali tak mengirimiku pesan.
Sudahlah lupakan dia, semalam aku sudah menuliskan beberapa cara agar Taewoon dekat dengan Haesoo terlepas jika semalam Haesoo mencium Jungseok atau tidak. Aku akan membuat Taewoon tidak menyerah. Dan misi kali ini harus terlaksana.
"Uh jam 6?" Aku melirik jam di tanganku aku pasti sudah gila karena berangkat sepagi ini, tapi demi kelancaran menghindari Jungseok aku akan berangkat sekarang. Namun, Hal pertama yang kujumpai saat keluar dari rumah adalah wajah mengantuk Jungseok, orang yang sedang kuhindari.
Belum hilang rasa kagetku dia mengambil tas milikku dan membawanya sama seperti kemarin. Apa ada yang salah dengan anak ini? Semalam dia bahkan tak peduli apa aku pulang dengan selamat atau tidak dan sekarang dia bertingkah seperti ini. Sebenarnya apa maunya anak ini?
"Kembalikan tasku." Dia terus saja berjalan seolah omonganku tak didengar telinganya.
"Ya Kim Jungseok! Kembalikan tasku!" Sepertinya dia benar-benar tuli. Aku mengejarnya lalu dengan paksa mengambil tasku.
"Kim Jungseok! Berikan tasku!" Dia diam saja lalu melihatku sekilas lalu menatapku tajam.
"Berhenti bertingkah seperti anak kecil." Siapa di sini yang bertingkah seperti anak kecil, apa dia tak punya kaca.
"Apa maksudmu anak kecil?" tanyaku sedikit meninggikan suara.
"Marah tanpa alasan yang jelas, kabur, menghindar dan berteriak. Bersikaplah dewasa. Jika ada yang tak kau suka katakan, aku tak selamanya tahu apa yang ada di otak kecilmu itu." Sial dia benar dia pasti tak tahu kenapa aku bisa semarah itu semalam.
"Kau tahu aku bukan orang yang sabar, 'kan? Jadi katakan sekarang ada apa?"
"Apa karena permainan semalam?" Aku masih diam dan kini dia mengusak rambutnya sesuatu yang selalu dia lakukan jika sedang kesal.
"Chaeyoung-ah, itu hanya permainan. Kenapa kau menganggapnya serius?"
Tentu saja aku menganggapnya serius ini menyangkut kehidupanku juga, sayang aku tak bisa mengatakan kenapa aku bisa seperti ini. Aku hanya bisa diam saja lalu saat bus mulai datang aku masuk lebih dahulu dan memilih duduk dengan orang asing agar aku bisa menghindari Jungseok.
"Chaeyoung-ah, kenapa duduk di sana pindah ke sini, kita belum selesai bicara," katanya sambil menunjuk 2 kursi kosong di pojok belakang, aku hanya diam saja buat apa aku pindah aku sedang dalam mode mendiamkannya tentu saja aku harus tetap berada di sini.
"Permisi, namchin-mu ingin kau pindah." Namchin? yang benar saja
"Aku tak mengenalnya," kataku lalu Jungseok mengeluarkan hpnya dan menunjukkan foto kami berdua yang entah bagaimana dia bisa memilikinya padahal aku yakin aku tak pernah berfoto dengannya.
"Bisakah kau pindah? Dia sedang marah padaku, aku harus membujuknya." Aku berharap gadis di sampingku tak pindah, tapi ternyata dia pindah juga benar-benar menyebalkan.
"Kau menyebalkan!"
"Aku selalu mendengar itu darimu," katanya lalu duduk di sampingku.
"Maafkan aku," katanya tiba-tiba.
"Aku tidak tahu bagian mana yang membuatmu terluka aku minta maaf untuk itu. Apa pun yang kulakukan yang melukaimu aku minta maaf, jika kau memberitahuku apa kesalahanku aku akan memperbaikinya. Tapi, jika kau hanya diam saja aku mungkin akan mengulanginya lagi dan kembali melukaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
☑𝟙𝟙:𝟙𝟙 (Second lead Syndrome)
Lãng mạn"Kau adalah main cast dalam ceritamu sendiri." Park Chaeyoung adalah seorang gadis biasa yang sangat mencintai drama di televisi. Ia selalu berharap ia bisa membantu second lead male kesukaannya, Kim Taewoon mendapatkan cinta sejatinya yaitu Kim Hae...