Episode 13

609 130 4
                                    

Di luar dugaan kami ternyata kami tak terkena masalah seperti saat kami SMP atau mungkin sekolah tak seperhatian itu karena kami masih tahun kedua. Hal itu keberuntungan bagi Kang Daehyun karena artinya dia terbebas dari permasalahan kami.

"Chaeyoung-ah." Aku menoleh saat Kang Daehyun memanggilku dan menghampiriku.

"Aku kalian bersenang-senang tanpaku?" Kang Daehyun tiba-tiba muncul dan merangkulku.

"Sangat." Taewoon melepaskan rangkulan Kang Daehyun dan menarikku mendekat ke arahnya.

"Wow ada apa ini? Apa kalian sudah—"

"Belum," jawab Taewoon bahkan sebelum Kang Daehyun menyelesaikan kalimatnya.

"Setidaknya kalian akan menuju ke sana, sementara mereka sepertinya tak akan kembali lagi." Kang Daehyun menunjuk Jungseok yang sedang melihat Haesoo yang sedang berbicara dengan teman-temannya.

"Ini semua salahku." Taewoon mulai menyalahkan dirinya sendiri.

"Aku tak akan menyangkalnya. Ini memang salahmu." Aku melotot pada Kang Daehyun.

"Apa? Ucapanku benar, kan?" Kang Daehyun memang tak bisa memilih kata yang baik.

"Sudahlah mereka akan kembali lagi, jika tidak kita yang akan membuat mereka kembali."

"Aku tak tahu apa rencanamu, tapi aku ikut," kata Kang Daehyun kembali meletakkan sikunya di bahuku, tapi lagi-lagi Taewoon menyingkirkannya.

"Kau!"

"Apa?!"

"Dasar pencemburu!" Kang Daehyun langsung meninggalkan kami berdua.

"Jangan terlalu lelah." Ya Tuhan bukankah ini berlebihan maksudku aku bahkan belum melakukan apa pun selain berdiri dan menunggu guru PE ku datang.

"Aku belum melakukan apa pun."

"Benarkah? Tapi, aku melihatmu berlari-lari di pikiranku." Cringe, tapi aku menyukainya bahkan saat aku menahan diri untuk tidak tersenyum sayangnya bibirku malah tersenyum.

"Woon-ah."

"Hmm." Dia mendekatkan wajahnya di depanku.

"Woon-ah."

"Ada apa?" Aku tersenyum kecil senang mengganggunya.

"Kau bilang kau menyukainya saat aku memanggilmu seperti itu."

"Memang."

"Aku akan lebih sering memanggilmu."

"Dan aku akan datang saat kau memanggilku."

"Aigoo bisa kalian berhenti saling menggoda dan kembali ke barisan kelas masing-masing?" Torai Kim sudah datang.

❶➀:➀❶

Aku sudah menghabiskan seluruh hidupku untuk belajar dan sekarang aku harus menemani Taewoon belajar di perpustakaan kota. Aku benci saat Taewoon lebih asik membaca buku di hadapannya dibandingkan bicara padaku ataupun bermain denganku.

"Aku benci buku!" kataku sambil mengistirahatkan kepalaku di meja.

"Tunggu sebentar, aku harus menyelesaikan ini semua agar kita bisa pergi dengan tenang." Aku mendengus, aku bahkan meninggalkan tugasku untuk jalan bersamanya, tapi dia malah asik dengan tugasnya.

"Aku bosan," kataku lalu dia mengambil tangan kananku untuk digenggam.

"Sekarang kau punya pekerjaan. Menjadi penjaga tanganku." Aku mengulum senyum aku tahu dia juga sedang menahan senyumnya. Tiba-tiba terlintas ide jahil di otakku. Aku mengambil spidol dan mencoret tangannya.

"Kau punya kertas Chaeyoung." Aku memperlihatkan cengiran lebar.

"Aku lebih suka tanganmu," kataku dan dia kembali membiarkan aku menggambar tangannya.

"Apa itu ikan?" Aku mengangguk, itu adalah ikan yang kupelihara di dunia nyata.

"Kau sudah selesai?" tanyaku begitu sadar dia sudah menutup bukunya.

"Sudah. Ini simpan jangan lupa membawanya besok di sekolah." Aku seperti mengenal buku itu, itu buku tugasku.

"Kau mengerjakan tugasku?"

"Karena aku akan menculikmu sampai malam jadi harus kupastikan kau tak dihukum besok." Bagaimana aku bisa tak menyukai lelaki ini? Dia begitu pengertian.

"Jadi, mari kita mulai kencan kita." Aku mengangguk siap untuk menghabiskan waktu bersama dengannya.

Aku tak akan mengatakan bahwa itu kencan yang romantis, karena kami masih berteman bukan sepasang kekasih. Tapi, aku akan mengatakan bahwa ini adalah kencan terbaik yang pernah kulakukan. Aku dan Taewoon bersenang-senang di café dimana pengunjungnya bisa bermain dengan anjing di sana. Setelahnya kami bermain ke sebuah escape house, sedikit menakutkan, tapi itu sangat menarik dan menyenangkan apalagi setelah kami menyelesaikan teka- tekinya, aku merasa seperti Sherlock Holmes.

"Kau menyukai hari ini?" Taewoon bertanya padaku saat kami dalam perjalanan pulang.

"Sangat, gomawo Woon-ah." Dia tersenyum kecil.

"Kita sudah sampai." Tanpa terasa kami sudah sampai di depan rumahku. Waktu berlalu begitu cepat saat kau menikmatinya. Sepertinya kata itu memang benar adanya.

"Dari mana saja kalian?" tanya Jungseok yang baru saja datang dari arah luar dengan bungkusan plastik di tangannya.

"Kencan," kata Taewoon yang dibalas dengusan dari Jungseok.

"Kencan apanya?" Cih dia pasti sangat iri karena tak punya pasangan untuk diajak kencan.

"Aku membeli topokie apa kalian mau?" Sepertinya itu alasan yang tepat agar Taewoon tak pulang.

"Iya, ayo Woon-ah."

"Sudah kuduga, baiklah ayo masuk rumahmu, sebelum nuna mengambil topokie kita." Aku menyetujuinya lalu membuka pintu rumahku. Jungseok seperti biasa akan langsung masuk dan mengambil peralatan makan untuk kami.

"Jangan merengek jika itu pedas." Terlambat aku sudah merasa kepedasan.

"Kenapa baru bilang bodoh!" Aku kesal, harusnya berteman denganku sejak lama dia tahu bahwa aku tak bisa makan makanan yang terlalu pedas.

"Chaeyoung minumlah." Taewoon memberikan segelas susu yang diambilnya dari kulkas.

"Gomawo Woon-ah."

"Bisa kalian hormati lelaki yang tak punya pasangan ini?" ucapan Jungseok membuatku mengingat Haesoo.

"Kau belum bicara lagi pada Haesoo?" Dia menggelengkan kepalanya.

"Dia menghindariku."

"Orang cenderung menghindari kotoran."

"Ya Kim Taewoon!" Mereka selalu saja bertengkar saat bersama.

"Jungseok-ah maaf."

"Ada apa dengan permintaan maaf tiba-tiba ini?" Tentu saja Jungseok kaget tak pernah sebelumnya Taewoon meminta maaf padanya.

"Karena aku kalian jadi seperti ini." Jungseok diam aku harap dia tak mengatakan sesuatu yang membuat hubungan kami menjadi buruk.

"Akhirnya kau sadar. Tapi, ini juga salahmu Chaeyoung-ah. Taewoon tak akan melakukan itu jika bukan karenamu. Jadi kalian harus membantuku untuk baikan dengan Haesoo."

"Kenapa aku merasa dia memanfaatkan kita?" bisikku pada Taewoon dan pria ini mengangguk dengan mantap.

❶➀:➀❶

☑𝟙𝟙:𝟙𝟙 (Second lead Syndrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang