Taewoon masih tak mengatakan apa pun setelah apa yang kuucapkan tadi dia bahkan tak membalas pelukanku. Aku tau dia mungkin kecewa karena aku mengatakan bahwa aku tak mencintainya.
Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku sangat mencintainya. Tapi, jika kulakukan aku akan menghilang dan jika aku menjelaskannya kenapa aku mengatakan hal itu aku juga akan menghilang. Kenapa semuanya sangat sulit untukku.
Aku sudah menerima hidup di sini, tapi lagi-lagi takdir menjadikanku bahan candaan. Saat aku menyukai, ah bukan, aku mencintai Taewoon dan begitupun sebaliknya dia membuatku memilih untuk berada di tempat yang sama tanpa memberitahunya bahwa aku mencintainya atau menyatakan perasaanku dan menghilang darinya.
Sekarang apa yang harus kulakukan aku masih ingin bersama Taewoon aku juga ingin mengatakan perasaanku yang sebenarnya.
Aku mengambil ponselku dan mencoba menghubungi Taewoon, tapi dia sama sekali tak mengangkatnya. Dia pasti sedang membenciku sekarang. Aku harus bagaimana?
"Chaeyoung-ah." Aku melihat ke arah pintu dan ada Jungseok di sana sepertinya dia berlari karena sekarang dia sedang sibuk mengatur napasnya.
"Jungseok-ah." Aku langsung menghapus air mataku dan tersenyum kecil ke arahnya.
"Bagaimana Haesoo? Kalian sudah kembali bersama?" Dia tak mengindahkan pertanyaanku dia hanya mendekat ke arahku lalu memegang kedua sisi pipiku dan mengamatinya.
"Kau menangis." Aku mengangguk lalu menurunkan tangannya dari kedua pipiku.
"Ya aku menangis, aku dan Taewoon datang ke festival musik dan kau tau? Ada Zion dan Apink di sana. Aku menangis karena aku bertemu langsung dengan Zion." Jungseok menghembuskan napasnya.
"Bagaimana jika kau jujur saja padaku, aku berlari untuk sampai ke tempatmu setelah Taewoon menelponku dan mengatakan bahwa kau mungkin butuh teman." Mendengar nama Taewoon disebut aku tak bisa menghentikan air mataku apa lagi setelah dia mengirim Jungseok kemari.
"Hei ada apa? Apa dia melakukan sesuatu padamu?" tanya Jungseok kebingungan.
"Aku menyukainya, Jungseok-ah." Jungseok mengangguk.
"Aku tahu. Aku tahu." Kini dia mencoba menenangkanku dengan memeluk dan mengelus punggungku.
"Dia mengatakan dia mencintaiku." Jungseok masih diam mendengarkan tak memotong ucapanku sama sekali.
"Tapi, aku mengatakan bahwa aku tak mencintainya." Jungseok mungkin kaget dengan ucapanku terbukti dari tangannya yang sempat berhenti mengelus punggungku.
"Aku ingin mengatakan aku punya perasaan yang sama, tapi aku tak bisa Jungseok-ah." Aku menangis semakin kencang di pelukkannya.
"Aku tak bisa, aku tak ingin menghilang. Aku ingin tetap bersamanya tetap berada di sisinya selama yang kubisa. Tapi, sekarang dia akan pergi dariku." Aku mencengkeram baju Jungseok melepaskan rasa sakit yang sama sekali tak bisa berkurang.
"Dia tidak akan pergi darimu percayalah, dia akan tetap ada bersamamu." Aku menggelengkan kepala walaupun aku yakin dia tak akan melihatnya.
"Aku menyakitinya Jungseok-ah. Aku menyakiti lelaki yang kucintai. Aku jahat Jungseok-ah."
"Aku tak mengerti apa yang terjadi, tapi kau tak jahat Chaeyoung-ah. Kau punya alasan kenapa kau melakukannya dan dia tak akan meninggalkanmu. Dia akan selalu mencintaimu." Aku tak tau harus melakukan apa selain menangis dan menyalahkan takdir yang begitu kejam kepadaku.
❶➀:➀❶
Aku tak ingat bagaimana aku bisa terbaring di atas kasurku, seingatku semalam aku menangis di pelukan Jungseok, mungkin Jungseok yang membawaku kemari. Kulirik nakas yang ada satu catatan yang ditulis oleh Jungseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑𝟙𝟙:𝟙𝟙 (Second lead Syndrome)
Romance"Kau adalah main cast dalam ceritamu sendiri." Park Chaeyoung adalah seorang gadis biasa yang sangat mencintai drama di televisi. Ia selalu berharap ia bisa membantu second lead male kesukaannya, Kim Taewoon mendapatkan cinta sejatinya yaitu Kim Hae...