Epilog

625 79 4
                                    

Hembusan angin malam bertiup membawa rasa dingin musim dingin menusuk kedalan tulang, tapi itu tak membuat Park Chaeyoung masuk kembali ke dalam kamarnya. Gadis itu tengah menatap bulan di langit yang tengah bersinar sendirian seolah mengatakan bahwa mereka memiliki nasib yang sama, sendirian dan kesepian. Tangan gadis 22 tahun itu memegang erat sebuah kertas yang selama ini disimpan tanpa berani ia baca isi tulisannya.

Namun, hari ini setelah dia bertemu Kim Rowoon dia merasa bahwa sudah waktunya dia membaca surat dari Taewoon. Dengan penuh hati-hati dia membuka surat itu seolah itu adalah hartanya yang paling berharga.

Untuk Park Chaeyoung,

Chaeyoung-ah, kuharap kau tak pernah membaca surat ini karena itu artinya kita sudah terpisah. Tapi, jika kau memang sedang membaca surat ini. Ada hal yang perlu kau janjikan padaku. Jangan menangis. Kumohon jangan menangis. Bisa kau berjanji itu padaku?

Aku tau kau mungkin sudah menangis mengingat kau sangat cengeng. Tak apa menangislah aku tahu itu berat untukmu begitupun denganku. Tapi, aku menulis ini bukan untuk membuatmu menangis. Aku hanya ingin mengatakan beberapa hal yang belum sempat kukatakan padamu.

Aku tak pernah ingin menjadi temanmu, aku ingin lebih dari sekedar teman untukmu. Seorang yang menjadi tempat bersandarmu. Menjadi tempat dimana kau menemukan kenyamanan. Aku ingin menjadi itu semua Chaeyoung-ah.

Aku tahu waktu yang kita miliki sangat singkat. Kau mungkin akan merasakan sakit karena kita tak bisa bersama lagi . Aku pun merasakan itu juga, tapi mari kita berdoa agar ini hanya perpisahan sementara hingga pertemuan kita selanjutnya.

You are my 11:11 wish. Kau pernah mengatakan bahwa saat kau berdoa tepat jam 11:11 kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Aku pun akan melakukan hal yang sama Chaeyoung-ah aku mengharapkanmu hadir kembali dalam hidupku entah saat aku menjadi Kim Taewoon atau aku menjadi orang lain, aku akan tetap mengharapkanmu kembali bersamaku.

Mungkin untuk sekarang kita hanya bisa saling merindukan dan saat kau merindukanku pejamkan matamu maka aku akan datang, menemanimu melawan rindu.

Chaeyoung menghapus air matanya kasar lalu berlari ke dalam untuk mencari kertas yang berisi pesan Kim Rowoon, dengan tak sabar dia membukanya.

Pejamkan matamu saat kau merindukan seseorang, maka dia akan hadir di dekatmu menemanimu melawan rindu.

Ps: aku tak tahu siapa dia tapi dia mungkin merindukanmu juga.
Pss: aku tau ini mitos tapi tak apa jika kau coba. Make a 11:11 wish.

Chaeyoung terlalu terkejut dengan tulisan Taewoon dan juga Rowoon yang sama persis. Lalu matanya tertuju pada jam dinding digital yang menunjuk 11:11 pm saat itu juga Chaeyoung menutup matanya lalu mengucapkan permohonannya lagi.

"Jika Taewoon adalah Rowoon kumohon buat dia mengingat tentang kami dan biarkan kami kembali bersama."

❶➀:➀❶

Bagaimana kelanjutan kisah Park Chaeyoung, Kim Taewoon/ Kim Rowoon. Silahkan lihat di book 2. De javu

☑𝟙𝟙:𝟙𝟙 (Second lead Syndrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang