episode 8

635 136 9
                                    

Ucapan Yoojeong eonnie terngiang di telingaku, tak mungkin itu benar. Maksudku, aku jelas-jelas masuk ke dalam cerita drama di mana Haesoo menjadi female lead tak mungkin semuanya berubah hanya karena aku memasukinya bukankah itu aneh. Dan lagi Jungseok tak tampak seperti menyukaiku dia lebih kepada pengganggu setiaku. Tapi, untuk Taewoon aku masih belum paham dengannya, ah tidak aku tiba-tiba tak paham dengan ini semua.

Coba kalian bantu aku berpikir, aku kemari untuk membantu Taewoon mendapatkan cinta Haesoo. Namun, nantinya apa yang harus kulakukan bila ternyata Taewoon menyukaiku bukan Haesoo? Apa itu berarti aku harus membuat Taewoon kembali menyukai Haesoo? Bukankah itu lebih berat lagi, belum sampai membuat Haesoo jatuh cinta pada Taewoon sekarang harus membuat Taewoon menyukai Haesoo, skenario macam apa ini?

"Chaeyoung-ah apa yang kau pikirkan?" Suara Seri membuyarkan pikiranku.

"Tidak ada, ah apa kau sudah memilih hadiahnya?" tanyaku pada Seri, kami sedang berbelanja bersama untuk membeli hadiah ulang tahun Kang Daehyun lusa.

"Aku bingung, menurutmu bagus yang ini atau yang ini?" Seri menunjukkan dua buah hoodie dengan warna yang berbeda abu-abu dan warna biru laut dan menurutku Kang Daehyun sudah terlalu banyak memiliki hoodie berwarna abu-abu.

"Bagaimana dengan warna biru laut saja? Lemarinya sudah penuh dengan warna abu-abu."

"Kau benar, aku memang tak salah mengajakmu," kata Seri sambil tersenyum manis. Aku merasa bahwa Kang Daehyun beruntung mendapatkan Seri yang sangat pengertian dan cantik.

"Bagaimana denganmu apa kau sudah memikirkan kado apa untuk Kang Daehyun," tanya Seri.

"Aku akan membelinya besok dengan Jungseok, dia memintaku untuk beli bersamanya." Seri mengangguk.

"Anak itu memang selalu menyusahkanmu." Aku mengangguk membenarkan. Jungseok memang lebih sering menggangguku, jadi saat Yoojeong eonnie mengatakan dia menyukaiku aku tak yakin.

"Ya begitulah, kau ingin melihat yang lain atau itu saja?" tanyaku mengalihkan pembicaraan tentang Jungseok.

"Sepertinya ini saja, ayo kita ke kasir setelah ini aku akan mentraktirmu makan. Bagaimana dengan kagulsuk?" Aku selalu suka dengan makanan tentu aku tak akan menolak.

"Kau tahu aku tak pernah menolak makanan, 'kan?" Seri tertawa lalu merangkulku.

"Aku sangat tahu itu."

❶➀:➀❶

Makan adalah suatu kenikmatan yang paling mudah kudapatkan dan tentu saja itu membuat hatiku senang apalagi jika makanan itu gratis. Kali ini aku sangat menyanyangi Seri yang membiarkanku makan sepuas hati. Walaupun sekarang makananku belum datang.

Kupikir tak ada scene di mana aku hanya duduk makan menikmati makananku. Di seberang, aku melihat Haesoo dan juga Taewoon yang sedang bercanda di depan restoran dan seperti ingin masuk ke tempat yang sama denganku dan Seri makan.

"Bukankah itu Taewoon dan Haesoo?" tanya Seri sepertinya dia juga sudah melihat keduanya.

"Ya, mungkin mereka sedang berkencan."

Apalagi yang dilakukan lelaki dan perempuan bercanda bersama dan jalan bersama saat hari minggu selain berkencan.

"Kupikir Taewoon masih menyukaimu." Kau mengalihkan pandanganku dari Taewoon dan Haesoo ke arah Seri yang masih melihat ke arah Taewoon.

"Apa maksudmu dengan masih? Dia tak pernah menyukaiku. Dia menyukai Haesoo."

Aku tak tahu kenapa mereka sering salah sangka dengan hal itu? Apa mereka tak melihat bahwa Taewoon sangat perhatian pada Haesoo.

"Benarkah? Tapi, dari cara dia melihatmu aku yakin dia menyukaimu bukan Haesoo." Aku tertawa padangan mata apanya.

"Jangan bercanda, sekarang lihat kenyataannya dia berkencan dengan Hae—"

"Chaeyoung-ah, Seri-ya." Sial apa mereka mendengarku.

"Ah hai," sapaku dan Seri hampir bersamaan.

"Boleh kami bergabung?" pinta Haesoo dan aku sedikit melihat wajah Taewoon yang terlihat aneh, apa dia tak ingin duduk bersamaku dan Seri.

"Silahkan duduk," suruh Seri sepertinya dia tak membaca kodeku dengan benar. Dia sama tidak pekanya dengan Kang Daehyun.

"Apa kalian berkencan?" Kini aku mengerti kenapa Kang Daehyun dan Seri bersama mereka kadang suka menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi.

"Apa kami terlihat seperti sepasang kekasih?" Jawaban Haesoo membuatku berpikir tentang banyak hal. Apa Haesoo ingin aku menjawab bahwa mereka cocok atau dia ingin menunjukkan bahwa ia dan Taewoon pantas bersama, tunggu kenapa cara berpikirku sangat jahat sekali.

"Bagaimana menurutmu Chaeyoung-ah?" Aku melirik Taewoon yang ada di sampingku karena Haesoo sejak awal memilih duduk di samping Seri.

"Kenapa kau bertanya padaku?" Kenapa dia malah melimpahkan pertanyaan ini kepadaku?

"Kau tadi yang mengatakan mereka berkencan." Aku bisa merasakan bagian kanan tubuhku merinding karena tatapan Taewoon.

"Oh ya? Kau dengar Taewoon-ah, Chaeyoung menyangka kita berkencan." Apa dia senang aku mengatakan bahwa dia berkencan dengan Taewoon?

"Aku mendengarnya," katanya pada Haesoo lalu beralih padaku.

"Apa yang membuatmu berpikir kami berkencan?" Nadanya dingin sekali, apa dia sedang marah padaku?

"Kalian pergi bersama?"

"Ah begitu rupanya, aku juga pernah berpikir bahwa kau dan Jungseok berkencan," kata Taewoon tiba-tiba.

"Aku tak berkencan dengannya," jawabku karena aku memang tak berkencan dengan Jungseok.

"Bukankah kalian selalu bersama?" Taewoon terdengar sedang kesal padaku.

"Selalu bersama bukan berarti kami berkencan." Tiba-tiba dia tersenyum dengan jawabanku, lama kelamaan aku merasa bahwa Taewoon aneh.

"Sekarang kau tahu bahwa yang selalu bersama tak selalu berkencan." Tenyata itu inti ucapannya.

❶➀:➀❶

Ku pikir setelah acara makan gratis, aku tak akan melihat Taewoon dan Haesoo lagi. Tapi, ternyata mereka sama-sama ingin pulang dan bagian menyebalkannya adalah aku naik bus yang sama dengan mereka dengan pemberhentian yang lebih jauh itu artinya aku akan berada satu bus dengan pasangan ini, melihat kebersamaan mereka. Aku tahu aku harusnya senang karena artinya Taewoon akan bersama dengan orang yang dicintainya dan aku akan pulang. Tapi, hatiku berkata bahwa itu bukan hal yang benar.

"Duduklah." Taewoon menyuruhku duduk di samping Haesoo. Aku menurutinya aku tak ingin berdiri, aku cukup lelah setelah berkeliling pusat pembelanjaan.

"Gomawo."

"Sepertinya kalian sudah sangat dekat," kata Haesoo.

"Iya, kami cukup dekat bukan begitu, Chaeyoung-ah?" Aku mengangguk.

"Lebih dekat dibandingkan dengan Jungseok?" Aku tak tahu apa yang membuat mereka membicarakan topik seperti ini.

"Jangan tersinggung, tapi Jungseok lebih mengerti banyak hal tentangku dan kami cukup dekat. Aku dan Jungseok berteman sejak kecil sementara aku dan Taewoon baru mengenal beberapa bulan. Ku harap kau—"

"Aku tak tersinggung, aku tahu kau dan Jungseok berteman sejak kecil dan aku juga tak berniat untuk berteman denganmu." Jadi, dia ingin menjadi musuhku?

"Kau ingin menjadi musuhku?" tanyaku takut.

"Tentu saja tidak, aku hanya tak ingin menjadi temanmu."

"Kenapa?" Dia menjawab pertanyaanku dengan senyum playfull-nya.

❶➀:➀❶

☑𝟙𝟙:𝟙𝟙 (Second lead Syndrome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang