13 - Tasya dkk Vs Ariel dkk

3.5K 183 0
                                    

Matahari terbit terang pagi ini. Udaranya yang segar membuat orang senantiasa nyaman melakukan kegiatan.

"Hai sayang" sapa Selly, bunda Tasya.

Tasya yang baru saja menuruni anak tangga lumayan kaget melihat Bundanya berada dirumah.

"Eh, Bun? Udah pulang?" tanya Tasya masih sedikit kaget.

"Hmm, iya. Ada yang mau Bunda urus" jawab Selly.

"Gimana sekolahmu, sayang?" tanya Selly sembari tersenyum.

Tasya menghela nafas. "Ya gitu deh" balasnya malas.

Selly geleng-geleng kepala melihat tingkahlaku anak simatawayangnya ini.

"Nanti Bunda jemput" ucap Selly. Tasya hanya mengangguk.

***

Kring Kring

Bunyi bel pertanda masuk kelas. Tasya dan teman temannya masuk beriringan. Sesekali Keyna melihat lihat kearah ponsel. Micchele melihat-lihat kesetiap sudut lingkungan. Dan Tasya yang menatap lurus kedepan.

"Tasya!!"

Seseorang memanggil Tasya. Akibat rasa penasaran serta refleks, Tasya dan kedua temannya menoleh ke sumber suara.

"Tayoo"

Tasya dan kedua temannya mematung. Ingin tertawa namun takut dosa. Ingin tak tertawa tapi terlalu munafik.

Seseorang yang memanggil itu adalah Rio. Anak kelas unggulan yang notabenenya adalah Cowok terculun di SMA Mars. Ia adalah sikutu buku yang selalu hinggap di perpustakaan. Selalu memakai kaca mata tebal, mengancing kancing kerah baju, dan celana hampir ke dada.

"Puffttt- Whahaahahahaha!!" itu bukan suara Tasya dkk. Itu suara dari, Aldi Adello.

Tiga orang berjalan kearah mereka. Sesampainya mereka dihadapan Tasya dkk. Salah satu diantara mereka bersedekap.

"Jadi sekarang lo sama Rio?" ledekan Ariel mengundang tawa Aldi dan Alvin. Setelah sudah beberapa hari berbaring dalam sakitnya. Semalam setelah insiden kembali kepada keluarga aslinya, Ariel sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

Ferdy sudah membujuk Ariel agar beristirahat saja, namun sepertinya Ariel masih saja bersikap Keras kepala.

"Heh lo Kompos kadaluarsa! Kalo gatau apa-apa diem aja jangan bacot!" cibir Micchele agak emosi.

"Heh lo bola Rexona! Kalo bukan lo yang diejek mending diem jangan bacot" balas Alvin santai.

Aldi hanya tertawa terbahak-bahak. Sampai akhirnya suara toa menghentikan aktivitasnya.

"Mulut lo kurang lebar!" bentak Keyna ikut emosi.

"Jangan sayang, kamu ga malu apa? Ntar diejek 'ih punya pacar mulutnya lebar', kan enggak" gombal Aldi seraya mengedipkan matanya genit kepada Keyna.

"Kalian mending pergi, jangan ganggu" suara dingin itu menusuk. Tasya yang sedari tadi diam ikut bergeming.

Drtttd Drtttd

Ponsel Ariel bergetar, pertanda ada pesan masuk. Ia men-cek ponselnya, melihat siapa kira-kira yang telah mengirimnya pesan. Setelah membaca isi pesan itu, raut wajah Ariel berubah. Mereka yang sedari tadi memperhatikan gelagak Ariel ikut bingung.

"Cabut" ucap Ariel singkat. Ia berlari kearah kelasnya. Diikuti Aldi dan Alvin.

Tasya, Keyna, dan Micchele masih setia dengan diam. Mereka seperti memikirkan kira-kira apa yang terjadi. Sebelum kemudian mereka kembali bersikap tidak acuh dan berjalan kearah kelas mereka.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Tasya dan juga Micchele masih berada di sekolah. Keyna? Ia sudah pulang duluan, karena jemputannya sudah datang lebih awal. Micchele? Ia selalu setia menemani Tasya yang selalu lama dijemput. Berhubung jemputan Micchele juga datang agak lama, jadi ia memutuskan bersama saja dengan Tasya.

Tak jarang Micchele mengajak Tasya untuk pulang bersama memakai mobil Micchele. Namun, selalu di tolak oleh Tasya. Jika ditanya jawabannya pasti 'enggak ah, ngerepotin'.

"Sya, lo mau pulang bareng gak?" ajak Micchele yang sudah melihat mobil jemputannya.

"Enggak, Bunda soalnya mau jemput" kali ini berbeda, namun benar kan? Tasya memang akan di jemput Bunda.

Micchele tampak berfikir. "Hmm, Bunda lo dirumah?" tanyanya.

Tasya mengangguk saja. "Iya, malem tadi" jawabnya.

"Eh itu bunda!" seru Tasya sambil menunjuk-nunjuk kearah mobil hitam milik Bundanya.

"Eh samaan, maap ya Sya gabisa mampir dulu, gue sibuk soalnya". Ucap Micchele sambil nyengir. Tasya hanya mengangguk seraya tersenyum.

Lalu mereka berjalan kearah mobil mereka masing-masing. Tasya melambaikan tangannya kearah Micchele dan Micchele membalasnya dengan lambaian juga.

Segini dulu, jangan lupa Vote and Coment. LavvUu:*

WHO KNOWS ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang