20 - Masih Dendam?

3.2K 149 1
                                    

Malam ini, Tasya dan juga Selly sedang makan bersama. Tasya yang sedari tadi bingung harus mengatakan apa untuk sang mama. Jujur, ia sangat risih hanya bungkam dan diam saat bersama mamanya.

"Besok sekolah, makan lalu istirahat lah." Selly membuka percakapan. Suaranya dingin dan sedikit menusuk. Bahasa Selly sangat formal.

"Mama marah?"

"Ku katakan pun kau tidak akan tau." setelah itu, Selly berjalan kearah wastafel untuk menyimpan piringnya.

"Tasya mau!" seru Tasya menghentikan aktivitas Selly.

Selly menoleh, dalam hati ia sangat senang. "Jangan dipaksa," ucapnya.

"Engga kok. Tasya mau beneran!"

"Serius?" Tasya mengangguk.

Selly sumringah. "Terima kasih." ucapnya sambil menghambur peluk kepada Tasya.

"Aku lebih terluka kalo mama diemin aku." celetuk Tasya balas memeluk Selly.

"Yasudah, makan terus nanti istirahat ya."

"Iya, mah"

***

Sementara di lain tempat seorang pria dan perempuan sedang duduk di pinggir kolam. Lama diselimuti oleh diam akhirnya Ariel memutuskan untuk memulai percakapan.

"Je"

"Apa?" sahut Amira tanpa menoleh Ariel.

"Lo masih marah?"

"Cuman kecewa."

"Kenapa lo benci banget sama Tasya?"

"Dulu, mama depresi karna kehilangan lo." Amira menarik nafas panjang. "Hanya karna mama sama mamanya Tasya berantam soal bisnis. Gak lama setelah itu mereka bangkrut, papanya meninggal. Terus setelah itu lo hilang dan baru dapet kalo lo di pegang sama om Rendy. Gue kira lo hilang karna bales dendam keluarga Tasya. Ternyata enggak." Amira menatap keatas, mencegah air mata laknat yang ingin mengucur. 
"Gue dibully sama geng nya, katanya keluarga kita yang udah buat papa nya meninggal." lanjutnya dan seperdetik setelah itu air matanya turun.

Grepp

Ariel membawa Amira yang sedang nangis kedalam dekapannya. Mengelus surat rambut adiknya itu dengan lembut.

"Gue bakal lepas Tasya, demi lo." entah dari mana, yang jelas kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Jangan, lo lebih baik matuhin mama sama papa." pungkas Amira kemudian menyeka sisa-sisa air matanya.

Ariel memilih bungkam. Hening kembali menyelimuti. Sampai suara Ariel kembali bergeming.

"Sampai kapan lo diemin papa?"

"Sampai gue sadar."

"Maksud lo?"

"Gue sayang sama keluarga, siapapun yang ngusik salah satu keluarga argalexa, gue rela bertaruh nyawa." ucapnya mantap sambil tersenyum.

***

01.29

Seseorang menggeliat kecil. Matanya sama sekali tidak bisa tidur. Kantuk tak segera menyerangnya. Ia pun bingung, ada apa dengannya?

Memutuskan untuk keluar. Ia malah disuguhkan oleh Amira yang masih duduk di kursi dekat kolam sambil mengepulkan asap vape.

"Hai kak!"

Amira terkejut bukan main. Perlahan namun cepat ia menyembunyikan vapenya dan mengibas-ngibaskan tangannya agar asap itu cepat berlalu.

"Kaka masih nge vape?" tanya Azriel sambil ikut duduk berhadapan dengan Amira.

"Kok Ziel belum bobo, sayang?" Amira mengalihkan pembicaraan.

"Aku tau kakak belum minta maaf." Amira menoleh melihat adiknya yang menatap ke kolam.

"Disini kakak egois." suara Azriel mendadak dingin. "Kakak maksa semua keinginan kakak" lanjutnya.

Amira tertohok mendengar lontaran adik nya yang masih menduduki sekolah taman kanak-kanak.

"Kok Ziel bilang gitu?" tangan Amira mengacak rambut Azriel.

"Kalo Ziel pake ego, berarti Ziel bakal marah sama kak jeje sekarang, dan itu berarti Ziel ga sayang sama kak mira" Azriel memeluk bantalnya erat. "Tapi Ziel gak mau pake ego, berarti Ziel sayang sama kakak." jeda. "Kakak sekarang pake ego, berarti kaka ga sayang sama kita."

Deg!

"Azriel kok ngomongnya gitu sih? Kak Mira sayang banget lho sama Ziel. Kakak cuman butuh waktu, mungkin belum sekarang." Amira bergerak memeluk Azriel.

"Iya, Ziel bobo dulu ya. Ka mira juga bobo. Bye" pamit Azriel kemudian melenggang pergi meninggalkan kakaknya yang terdiam.

Amira mengambil kunci motor dari meja dekat kolam itu. Kemudian mengambil jaket hitamnya kemudian berjalan santai. Mungkin akan pergi kesuatu tempat dimana ia bisa melampiaskan semuanya.

Kak Jeje pergi, mungkin nenangin diri. Batin Azriel dari balik tembok.

***

Hai up lagi! Jangan pelit ngasih vote dong. Jadi selain itu aku mau ngasih info, maaf karna jarang up soalnya lagi fokus sama cerita yang aku publish di part 'info'. Dalam Minggu ini aku bakal publish new story 'Anaya'. Semoga kalian suka. Makasih:)

WHO KNOWS ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang