██████████
"Mau ikut denganku atau tidak?" tanyaku pada Krystal.
Gadis itu mengikutiku dengan tertib, meskipun terlihat ogah-ogahan, tapi dia adalah gadis penurut untuk hari ini.
"Tunggu, Kak, jangan lari, ih." kesalnya.
"Siapa yang lari." balasku. Bukan berlari, tapi aku memang sengaja mempercepat langkahku. Di belakang sana, Sehun dan Yoona berjalan mengiringi, dan aku tidak ingin melihat.
Jadi karena Krystal yang memaksa, akhirnya kami menyusul Sehun dan Yoona yang katanya mengunjungi rumah lama Sehun. Awalnya kami baik-baik saja, maksudku adalah aku. Aku baik-baik saja. Tapi karena tak menemukan apapun di rumah lama Sehun, Krystal mengajakku untuk mengunjungi rumah lamanya. Lalu aku menjadi tidak baik-baik saja.
Aku melihat semuanya. Terutama saat Yoona mengatakan jika gadis itu menyukai Sehun. Aku tak memiliki apapun yang keluar dari bibirku, selain sebuah gertakkan jengkel untuk Krystal.
"Kak Chanyeol, ih, tunggu!" gadis itu berteriak lantas menahanku.
Membuatku berbalik, dan kembali menemukan Sehun dan Yoona yang berjalan berdua di sana.
Tidak mendapat respon apapun, kurasa Krystal melihat arah tatapanku, gadis itu jadi berjalan lebih dulu dan menuntunku. "Patah hati itu bukan suatu kesalahan, kecuali jika mati karena patah hati." katanya.
Kulirik jemarinya yang menggenggam tanganku, menariknya pelan. Sampai akhirnya aku tersenyum samar. "Kau yang harus obati."
"Aku?" ulang gadis itu, tanpa menoleh padaku.
"Ya, dan ini bukan sebuah permohonan. Kau tahu diktator, kan? Bagus kalau tahu."
Barulah Krystal berhenti melangkah dan berbalik menghadapku. "Diktator? Ya ampun aku mendadak bodoh begini. Sepertinya aku mengalami amnesia, Kak." tuturnya.
Selang beberapa detik, Krystal kemudian berlari mendahuluiku. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di bawah pohon besar untuk beristirahat. Tanpa sadar aku pun tertidur di sana.
***
Sepertinya aku baru saja bersiul menikmati cuaca hari ini. Awan mendung di atas sana menghalangi sinar mentari, jadi tidak ada panas yang menyentuh kulitku. Hanya semilir angin yang sewaktu-waktu berubah menjadi angin kencang.
Sekitar seratus meter dari tempatku berdiri, aku melihat Yoona duduk menekuk di bawah pohon. Tempat biasa kami menghabiskan waktu. Aku melangkah mendekat lalu duduk di sebelahnya.
"Chanyeol?" Yoona menyapa kehadiranku.
Aku tersenyum dan bertanya, "Kenapa di sini? Mana Sehun?"
"Tidak ada Sehun, hanya ada kita." jawabnya.
Terdengar cheesy maka aku hanya tertawa kering.
"Bisakah kita bicara berdua saja? Tentang kita?" Yoona balik bertanya. Mendengar itu, seketika atensiku beralih penuh padanya. Berspekulasi apapun yang dia sebut 'tentang kita'.
"Memangnya ada sesuatu tentang kita?" balasku bergurau.
Kudengar Yoona menghela nafasnya, gadis itu sempat mengalihkan pandangan sebelum berujar, "Kenapa tidak lebih berusaha lagi untuk mendapatkanku? Kau terlalu sering bercanda untuk hal-hal serius."
Aku diam karena terkejut, dan juga, tidak tahu harus menjawab apa.
"Aku serius, Chanyeol. Kita bisa bersama kalau kau mau." sambungnya lagi.
Aku tersenyum untuknya. "Mana bisa? Hatimu untuk Sehun, tidak ada tempat untukku."
"Jadi kau menyerah begitu saja?"
"Bukan begitu saja. Tapi setiap keadaan pasti memiliki sisi baik dan buruk. Aku tidak akan mempertahankan sesuatu yang lebih banyak sisi buruknya."
"Baiklah, terserah."
Aku kembali mendamba presensinya dari jarak yang dekat. Memiliki waktu berdua dengan Yoona seakan membuatku lupa segalanya. Membuatku berandai-andai pada banyak kemungkinan-kemungkinan yang mustahil. Perlahan, sampai membuat mataku menutup menerima belaian angin.
Aku menatapnya lama sampai kurasa tetesan-tetesan air mengenai wajahku. Semakin lama semakin keroyokan. Aku sedikit terkejut ketika seseorang menepuk-nepuk pundakku. Membuatku membuka mata dan menatap langit gelap disertai tetesan air hujan yang kian deras.
Aku melirik presensi Krystal di sebelahku. Wajahnya panik, dan aku tidak tahu sejak kapan gadis itu memegang payung di tangannya. Sepertinya dia baru saja berusaha membangunkanku yang tertidur di bawah pohon. Jadi hanya mimpi yaa... Baiklahh.
"Kak! Ayo berteduh!" ajaknya.
Rasanya seperti setengah sadar. Padahal tadi Yoona yang duduk di sampingku. Tapi sekarang ini aku sedang melihat Yoona berlarian menerjang hujan dengan Sehun di depan sana.
Oh sial.
Sekarang aku tersadar sepenuhnya, tentang aku dan Yoona hanyalah sebuah ilusi yang tak sengaja kudapat dari sebuah mimpi.
Im Yoona adalah ilusi yang kubuat untuk menyakiti diriku sendiri.
27-11-2019
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Illussion ✔ | YoonHun
FanficHadirnya Sehun adalah nyata. Sehun berada di dekat Yoona, tapi Yoona tak bisa meraihnya. Ingin menelan perasaan yang bersemi, tapi semakin Yoona mencoba mendorongnya, sebuah perangkap seperti menjerat leher gadis itu. Pada akhirnya langkah Yoona per...