██████████
Tidak mungkin jika Yoona membiarkan dirinya sendiri mendapat detensi karena datang terlambat. Semalam salju turun, tidak sampai menjadi badai, namun cukup untuk menutup jalanan. Jadi pagi ini jalan sedikit terhambat karena alat berat pembersih salju. Ditambah gadis itu hanya berhasil tidur selama dua jam.
Yoona tiba bersamaan dengan guru sastra yang akan mengajar di kelasnya, hampir saja terlambat. Nasib baik karena sang pengampu pun ikut terjebak kemacetan.
Gadis itu duduk di sebelah Yuri yang baru saja menyapa, mungkin ikut panik ketika tahu jika Yoona tak kunjung tiba di kelas. Ujian akhir akan segera dilaksanakan, Yuri tahu betul bagaimana gigihnya Yoona dalam belajar, tak pernah sekali pun melewatkan hagwon apalagi kelasnya. Maka akan sangat menjengkelkan jika mendapat detensi.
Absen di kelas itu menjadi hal yang sangat merugikan, meskipun beberapa kali gadis itu ketahuan tertidur saat pelajaran berlangsung. Tidak masalah, trait di sekolahnya tidak seperti di sekolah lain pada umumnya.
Jika mengantuk, ya tidur saja. Karena rugi tidak mendapat ilmu itu bukan dirasakan oleh sang pengampu.
Katakan seperti budak cinta, atau apalah, tapi melihat salju perlahan turun membuat Yoona digerogoti perasaan asing. Pagi yang gelap dan rasanya seperti sendirian.
Sudah hampir satu semester ini Yoona selalu duduk di dekat jendela, memandangi apapun yang ia lihat di luar sana. Termasuk ketika Sehun bermain basket, itu alasan utamanya.
"Yoon, tadi Chanyeol mencarimu." Yuri berbisik, membuat Yoona menoleh dan mengangguk.
Kala itu Yoona sadar jika dirinya tidak sendirian.
Mungkin karena matahari yang tertutup awan, Seoul gelap di pagi ini, lantas memunculkan perasaan kelam ketika suasana itu dipandangi. Rasa seperti semua hal yang membuatnya bersedih kembali terangkat ke permukaan, membuat Yoona mengingat kembali hal-hal apa saja yang sudah ia lalui.
Kenangan sebelum dirinya menginjakkan kaki di sekolah ini. Anggap sekolah barunya karena Yoona hanya menghabiskan satu tahun menengah atas di sini.
Sebelum seorang Im Yoona menjadi seperti sekarang.
***
"Yoong! Tadi terlambat?" Chanyeol menyenggol lengan Yoona, memberi tahu gadis itu jika dirinya berada di belakang.
Saat menoleh, bukannya menjawab, tatapan Yoona justru terpusat pada Sehun yang ikut antre sehabis Chanyeol. Mereka sedang di kafetaria. Jelas membuat Chanyeol ikut melihat ke belakangnya, lantas mendengus. "Aku yang bertanya, kenapa malah lihat Sehun?" sinisnya.
Sementara Sehun tak ambil pusing, Chanyeol justru mempertontonkan sebuah senyuman miring pada pemuda itu. Ya meskipun Yoona tak lihat, dan seakan menulikan pendengaran karena Chanyeol hanya akan membuatnya malu, membiarkan dua pemuda di sana saling berbisik. Tidak saling sih, hanya Chanyeol yang berbisik. Sehun terlihat tidak peduli.
"Aku datang barengan dengan Bu Kim, guru sastra itu membiarkanku masuk." jawab Yoona setelah mendapat lounge kosong di tengah kantin. Melirik presensi Chanyeol yang mengekor di belakangnya.
"Sedang beruntung." timpal pemuda itu.
Memang. Tapi sepertinya Chanyeol tidak perlu mengatakan hal itu.
Ketika Yoona menyendok suapan pertama, Chanyeol mengangkat tangannya supaya Sehun ikut bergabung. Ini kali pertama mereka berada di satu meja, dan hanya Yoona yang begitu canggung. Bahkan tak berani melirik Sehun yang duduk berhadapan dengannya. Seakan tak pernah terjadi apapun, baik Sehun dan Yoona tak ada yang menyapa lebih dulu.
Hanya Chanyeol.
"Ah, Soojung bilang kemarin kalian pergi berdua ya?" tanyanya antusias.
Jika dilihat, Chanyeol lebih berada di pihak Sehun. Ia mendukung temannya itu untuk mendekati Yoona. Bersikap seolah dirinya tak tahu apa-apa dan lebih memilih untuk menggoda kedua temannya itu.
Padahal pada kenyataannya, Chanyeol tahu betul bagaimana selama ini Yoona diam-diam memandangi Sehun, bercerita padanya soal Sehun, atau sekedar bertanya soal kabar Sehun. Chanyeol bahkan tahu dengan jelas karena Yoona tidak menutupi hal itu darinya. Hanya saja akan sangat menyenangkan bagi Chanyeol jika Sehun tidak tahu hal itu. Bersikap seolah Chanyeol tidak tahu bagaimana perasaan Yoona pada Sehun, padahal Chanyeol tahu sendiri jika Sehun memang sedang berusaha mendekati Yoona.
Biarkan Sehun dengan caranya, seperti yang laki-laki itu katakan.
Chanyeol hanya akan berpura-pura.
Karena memang selalu seperti itu sampai saat ini, Chanyeol berpura-pura.
"Apa Soojung juga mengatakan kalau yang membalas pesanku adalah dia?" Sehun balik bertanya. Menatap sekilas ke arah Chanyeol yang duduk di samping Yoona, lantas kembali fokus pada makan siangnya.
"Tidak soal itu. Tapi benarkah? Lucu sekali." timpalnya diselingi tawa.
Sehun menatap tak minat, sementara Yoona mendengus kesal dan berhasil memukul lengan Chanyeol. "Lucu sebelah mananya?" sinis gadis itu.
"Soojung memang paling tahu apa yang diinginkan kakaknya."
Karena berbicara tak jelas, kaki Chanyeol di bawah sana diinjak keras oleh Yoona. Pemuda itu juga mendapat death glare, yang menurut Chanyeol hanya sebuah gertakan karena Yoona sedang malu.
Chanyeol senang menggoda mereka. Terutama Yoona, karena Sehun terkesan dingin dan cuek.
Sampai saat Sehun membuka percakapan, ah, atau mungkin mengakhiri percakapan, entahlah. "Kau terlihat seperti sedang cemburu, Yeol." ujarnya tanpa melihat keterkejutan baik dari Chanyeol ataupun Yoona.
Chanyeol tahu jika Sehun hanya asal bicara, tapi seperti ada gelenyar aneh dalam dirinya yang ditarik untuk bangkit. Seketika Chanyeol berkilah, "Yang benar saja, Hun." katanya terdengar mengejek.
Tapi rasa itu memang kembali. Ketika melihat bagaimana Yoona menatap Sehun sendu, seakan semuanya ditarik untuk muncul. Chanyeol tersenyum getir, dengan berat menelah ludah. Ia alihkan tatapan pada salju yang turun kian deras.
Rasanya pedih.
Chanyeol tidak tahu kenapa.
Tapi dirinya yakin jika itu bukan rasa cemburu yang Sehun katakan. Chanyeol mungkin baik-baik saja melihat Yoona dan Sehun. Tapi ada perasaan lain, yang mungkin tetap harus disembunyikannya sampai pada saatnya nanti.
Karena dirinya sendiri tidak yakin.
"Kapan-kapan jika pergi ajak aku juga, aku tidak masalah jadi orang ketiga." ujar Chanyeol, mencoba untuk mencairkan suasana.
Berhasil untuk Sehun, karena laki-laki itu terkekeh walau samar.
Tapi tidak untuk Yoona. Ucapan Chanyeol hanya berhasil mengundang perhatian gadis itu, membuatnya beralih menatap Chanyeol, dengan sangat serius.
tbc.
30-09-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Illussion ✔ | YoonHun
Fiksi PenggemarHadirnya Sehun adalah nyata. Sehun berada di dekat Yoona, tapi Yoona tak bisa meraihnya. Ingin menelan perasaan yang bersemi, tapi semakin Yoona mencoba mendorongnya, sebuah perangkap seperti menjerat leher gadis itu. Pada akhirnya langkah Yoona per...