██████████
Krystal mengetuk-ngetuk flat shoes pada lantai halte. Cuaca dingin membuatnya tidak sabaran.
Sementara Chanyeol yang baru saja tiba buru-buru berlindung di bawah atap halte dimana Krystal menunggunya sejak lima menit lalu. Kawasaki yang dibawanya ia parkir sembarang. Chanyeol tidak suka ketika butiran salju masuk ke dalam celah baju dan membuatnya terkejut saking dinginnya.
"Kak, kau senang ya melihatku kedinginan begini?" Krystal berucap sinis. Lengannya ia gunakan untuk melindungi diri dari semilir angin yang membawa serta butiran salju ke arahnya.
"Parkirannya luas. Lima menit itu sudah paling cepat, aku juga susah payah untuk menemuimu di sini." balas Chanyeol tak kalah sinis.
Masalahnya memang ada pada Krystal, gadis itu tiba-tiba saja meminta untuk bertemu.
"Aku bisa datang ke rumah kalau mau bicara, kenapa memaksa mengobrol di luar padahal cuaca sedang begini?"
Saat itu asap tipis keluar bersamaan dengan hembusan nafasnya. Krystal meringis. "Ada Kak Yoona di rumah."
"Lalu kenapa?"
"Aku hanya ingin bicara berdua. Tidak tidak, tapi aku ingin memastikan sesuatu." jawab gadis itu.
"Dari kemarin selalu itu yang kau bicarakan. Memangnya mau memastikan apa?"
Jika nada bicara Chanyeol sudah seperti ini, maka Krystal tidak lagi memiliki celah untuk marah-marah, sudah dapat dipastikan Chanyeol hanya akan balik memarahi. Jadi gadis itu hanya melirik takut, sampai membuat Chanyeol gemas. "Oke, kita bicara di kedai langgananku saja." ucapnya final.
Krystal hanya menurut ketika Chanyeol berangsur menaiki motornya, membawa keduanya menerjang butiran salju, yang mungkin sepuluh menit berikutnya akan menjadi badai.
***
"Jadi mau bicara apa?" ucap Chanyeol mengawali. Memesan kopi sepertinya cukup untuk memberi kehangatan di tengah salju yang menutupi Seoul.
"Kenapa pindah sekolah?" Krystal to the point.
Chanyeol mengernyit. Tidak memberi jawaban apapun sampai Krystal melanjutkan. "Kenapa menghindarinya?"
"Apa maksudmu, Krys?"
"Aku tahu kakak sudah ingat semuanya, kan?"
Tidak ada yang tidak membuat Chanyeol terkejut, seketika ia menyesal sudah menerima tawaran Krystal untuk bicara. Tapi pada dasarnya Chanyeol hanya tidak yakin.
"Ingat apa? Jelaskan saja, jangan seperti ini."
Chanyeol dengar jelas karena Krystal menghembuskan nafasnya cukup kasar. Bersamaan dengan bola mata gadis itu yang mendelik jengah. "Apa harus kuungkap semua yang terjadi pada kalian dua tahun lalu? Mau kuingatkan saja atau bagaimana?"
Benar kan.
Kali ini giliran Chanyeol yang mendengus kasar.
"Lalu apa masalahnya? Itu dua tahun lalu, tidak perlu dibicarakan lagi."
"Tidak perlu kau bilang? Kenapa tega menipu kakakku seperti ini? Kau bersikap seakan tidak terjadi apa-apa. Padahal kakakku masih sering memikirkannya bahkan sampai menangis tengah malam. Dia selalu merasa bersalah sampai detik ini."
Chanyeol tahu. Pernah beberapa kali ia menangkap arah pembicaraan Yoona yang terdengar pilu. Bukan tidak ingin bicara, tapi Chanyeol merasa semuanya sudah terlanjur, dia juga sudah tidak ingin membahasnya. Jadi Chanyeol membiarkannya.
"Kak, bicara saja padanya. Biar kakakku merasa lebih tenang." lirih Krystal.
"Untuk apa, Krys? Lalu semuanya kembali seperti dulu? Aku tidak bisa. Kenapa tidak biarkan saja seperti ini? Jangan dibicarakan lagi, bisa?"
"Tapi Kak Yoona selalu menyalahkan dirinya setelah kejadian itu. Dia merasa tidak tahu malu karena sudah muncul lagi di kehidupan kalian."
"Itu akan kuatasi. Jadi jangan bicara apapun padanya tentang ini. Aku akan terus berpura-pura tidak ingat. Kecelakaan itu mengambil seluruh ingatanku, dan anggap saja hal itu masih terjadi sampai sekarang."
"Lalu apa kakak pikir, ingatan Kak Sehun tidak akan kembali lagi?"
Chanyeol tertegun.
"Bagus kalau Sehun ingat semuanya." Chanyeol berkata pelan namun masih sampai ke gendang telinga Krystal.
"Lalu kakak? Tetap akan pura-pura?" ulang Krystal.
Saat itu Chanyeol mengangguk pelan. Ia tidak tahu akan menepati janji atau tidak, tapi Chanyeol berkata, "Ingatanku itu beban. Biarkan mereka bahagia tanpa ingatan itu. Kalau pun perasaan Sehun kembali seperti dulu, aku hanya akan bertingkah seakan aku tidak ada dalam masa lalu mereka."
"Kau mengerti maksudku, kan, Im Soojung?"
Krystal masih ingin berargumen, tapi yang dilakukannya hanya mengangguk setuju lantas menunduk dalam.
tbc.
06-10-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Illussion ✔ | YoonHun
Fiksi PenggemarHadirnya Sehun adalah nyata. Sehun berada di dekat Yoona, tapi Yoona tak bisa meraihnya. Ingin menelan perasaan yang bersemi, tapi semakin Yoona mencoba mendorongnya, sebuah perangkap seperti menjerat leher gadis itu. Pada akhirnya langkah Yoona per...