Kisah 13: PEDANG SUARA SAKTI

84 4 1
                                    

Setelah empat puluh hari-empat puluh malam, Netra Nyala Nyawa menempa diri dengan melatih dan meresapi inti Ilmu Sakti Rajawali Biru dan inti Ilmu Suara Sakti Pengendali Arwah.

Terpikir juga oleh Netra Nyala Nyawa, bahwa sangat diuntungkan bila dua inti ilmu itu bisa dileburkan ke dalam Ilmu Maha sakti Asmara Embun di Bunga.

Tentu saja juga diperkaya dengan inti Ilmu Pedang Surya Pembelah Jagad, inti Ilmu Pedang Penggetar Sukma, inti Ilmu Tarian Pedang Bidadari Berduka, inti Ilmu Pedang Jantra Netra, inti Ilmu Hasta Pedang Bergetar Salju Abadi.

Begitu dapat pencerahan untuk meleburkan semua inti ilmu saktinya itu, maka ia mulai melatih diri dengan giat selama empat puluh hari empat puluh malam lagi, untuk membentuk suatu inti ilmu baru yang sesuai dengan potensi diri Netra.

Dengan tekun dan giat semangat luar biasa, siang malam Netra menggembleng diri sendiri.

Bila ia kesulitan, dan merasa menemuka jalan buntu, maka hatinya meratap menyebut nama Jantra Jala Jiwa.

Bagi Netra, Jantra Jala Jiwa adalah nafas semangat hidupnya. Seakan bila sehadir berdekatan dengan Jantra Jala Jiwa, Netra tidak cemas menghadapi hari esok. Tidak takut menghadapi bahaya maut. Selalu bisa mengatasi masalah.

Sungguh, Jantra Jala Jiwa itu semacam 'Istana Ilmu Pengetahuan dan Rimba Raya Segala Ilmu Sakti'. Jantra, juga sosok peka lembut hati yang cerdas luar biasa namun pendiam. Hanya riang bila dipicu oleh kegembiraan Netra Nyala Nyawa. Ya, ia makhluk muda yang super cerdas dan mudah membagikan kekayaan ilmunya.

Oleh karena itu, ketika ia belum mampu meleburkan Sari Pati Hawa Sakti yang banyak ragamnya itu, Netra segera Samadi dan seakan dirinya sedang berhadapan dengan bimbingan Jantra Jala Jiwa. Mohon petunjuk dan pencerahan secara Naluri Batin. Sepenuh daya Cinta.

Karena saat itu, Netra tersiksa seluruh jaringan raganya dan bila dilanjutkan menuju bahaya kematian. Tubuhnya bisa rusak atau berakibat parah mengerikan, bisa meledak. Atau ia menjadi gila yang super digdaya.

Akhirnya ia menemukan cara untuk melebur dua pasangan inti ilmu maha sakti, ilmu Maha sakti Asmara Embun di Bunga dengan ilmu Suara Sakti Pengendali Arwah.

Dengan berlinang air mata, Netra berbisik lirih dalam kelembutan dan kerinduan, "Terimakasih, Kak Jantra. Telah membimbingku ...."

Meskipun tubuh letih dan lunglai, Netra tetap giat berlatih penuh semangat, tekun dan teliti, bergerak cepat tapi indah gemulai, diikuti pekikan-pekikan gaib, bagaikan sejuta pedang dan anak panah menyerbu musuh. Sehingga di beberapa tempat di dinding Garba Bumi terdapat ribuan lubang kecil dan sayatan atau cublasan senjata tajam. Dan semua itu karena Suara Sakti Netra Nyala Nyawa.

Setelah dirasa cukup menguasai ilmu barunya, Netra Nyala Nyawa mulai memikirkan suatu nama yang bisa mewakili karakter ilmu ciptaannya.

Yang jelas ilmunya yang baru ini lebih bersifat 'Lembut Hati yang Tangguh' dan penuh getaran hawa sakti 'Duka itu Mesra - jika Duka itu Cinta'. Kekuatan dahsyat dari Kedukaan dan Kerinduan.

Ilmu sakti ini tidak bersifat ganas telengas brutal seperti kedahsyatan Pedang Surya Pembelah Jagad, atau kedahsyatan dingin beku mengerikan seperti Tarian Pedang Bidadari Berduka yang menabur aroma menyan dan kembang kematian serta bau mayat busuk, melainkan yang ini lebih bersifat menaklukkan, melumpuhkan, membuat lawan tak berkutik, membuat segala energi sakti lawan jadi macet. Mengalahkan lawan tanpa memusnahkan.

Jurus-jurusnya meluncur secepat kilat mengurung, menggencet, menjala rapat segala titik gerak lawan - baik dihadang dengan Pedang Sakti Rajawali Biru, baik digempur dengan Sarung Maut Cakar Biru, baik dilumpuhkan dengan Suara Sakti Pengendali Arwah, toh hasilnya tetap sama: Lawan takluk tunduk seketika!
Lawan tidak berdaya! Lawan lumpuh sementara!

JANTRA JALA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang