The Former Wife of Invisible Wealthy Man

Chapter 25.1

"Jangan takut. Aku akan membawamu ke rumah sakit."

Begitu Chen Shu mengatakan itu, Ye Sui jatuh pingsan. Dia mengangkat Ye Sui dan dengan hati-hati meletakkan kepalanya di bahunya dan kemudian segera pergi.

Begitu mereka keluar dari gedung, angin malam yang damai dan lembut berhembus. Itu sudah musim gugur, dan musim dingin secara bertahap semakin dekat. Suhunya sudah mulai turun sekarang.

Mantel Chen Shu tersampir di bahu Ye Sui, dan dia hanya mengenakan kemeja putih tipis. Dia menempatkan Ye Sui di belakang mobil, dan duduk di kursi pengemudi.

Chen Shu menyalakan mobil sambil memutar nomor teleponnya. Sambungan segera terhubung, dan penerima langsung memanggil nama Chen Shu, yang terdengar tidak asing bagi Chen Shu.

"Istri saya alergi terhadap mangga dan sekarang tidak sadarkan diri. Anda bersiap-siap segera. Saya akan berada di rumah sakit dalam lima menit. "

Chen Shu telah memanggil dokter pribadinya. Setelah menutup teleponnya, Chen Shu menginjak pedal gas tanpa ragu dan meningkatkan kecepatannya.

Mobil itu melaju kencang tetapi tetap sangat cepat. Dari waktu ke waktu, Chen Shu akan melihat kembali ke Ye Sui di kursi belakang.

Chen Shu telah berkomunikasi dengan rumah sakit terlebih dahulu, mempertimbangkan identitas Ye Sui. Begitu dia tiba di rumah sakit, dia membawa Ye Sui ke lorong pribadi untuk memastikan bahwa dia tidak akan difoto oleh paparazzi.

Untungnya, Ye Sui datang ke rumah sakit tepat waktu. Dia hanya perlu tinggal di sini selama beberapa hari setelah mengkonsumsi dekstrosa.

Ye Sui sedang berbaring di ranjang rumah sakit. Ketika tetesan intravena ** mulai mengalir, napasnya melembut dan perlahan kembali normal. Matanya tertutup dan dia tertidur lelap. Tubuhnya agak bergelombang, dan rambut hitamnya menutupi seluruh bantal, melapisi wajahnya dengan pucat yang tidak biasa.

(E / N: umumnya dikenal sebagai IV)

Lampu utama ruangan mati, hanya menyisakan sedikit cahaya di samping tempat tidur. Chen Shu berdiri di samping tempat tidur Ye Sui dan menatapnya dengan tenang.

Pada saat itu, pintu bangsal terbuka, dan seseorang masuk. Itu adalah dokter yang berbicara dengan Chen Shu di telepon.

Namanya Meng Han, dan dia adalah dokter pribadi Chen Shu dan teman yang baik selama bertahun-tahun.

Ini adalah pertama kalinya Meng Han melihat Chen Shu tersesat seperti ini, tetapi dia telah mendengar bahwa dia dan istrinya bahkan tidak memiliki hubungan biasa. Paling-paling, mereka bertindak sebagai orang asing setiap kali mereka bertemu.

Tampaknya situasinya agak berbeda sekarang.

Meng Han berjalan di samping Chen Shu dan memukulnya dengan lengannya. "Hei, bagaimana situasi kamu dan istrimu? Apa yang kamu katakan sebelumnya? "

Sebelum Meng Han selesai berbicara, Chen Shu memberi isyarat bahwa dia harus tutup mulut. Ketika Chen Shu berbicara, dia dengan sengaja merendahkan suaranya, "Kamu terlalu berisik. Ayo pergi keluar untuk bicara. "

Untungnya, Meng Han cukup patuh untuk menutup mulutnya dan tidak berani mengganggu Ye Sui yang terbaring di tempat tidur. Dia mengikuti Chen Shu untuk meninggalkan bangsal. Mereka tidak pergi jauh dan hanya menemukan tempat yang tenang untuk mengobrol.

Suara Chen Shu sama seperti biasanya - tenang dan tersusun. "Apa yang ingin kamu tanyakan?"

Meng Han menunjuk ke kamar Ye Sui dan berkata, "Aku tidak tahu bahwa kamu begitu tertarik pada istrimu saat aku pergi ke luar negeri. Bagaimana hubungan Anda berkembang begitu cepat? "

Menurut pemahaman Meng Han tentang Chen Shu, dia adalah balok kayu dan tidak mengerti perasaan sentimental. Apakah dia buta sekarang?

Chen Shu melirik tatapan ingin tahu Meng Han tetapi tidak menjawab pertanyaannya. "Berikan Ye Sui tes alergen besok. Dia sepertinya tidak tahu bahwa dia alergi terhadap mangga. "

Chen Shu memperhatikan ini ketika Ye Sui sedang makan mangga. Sebagai naluri dokter, Meng Han segera mengangguk.

Sebelum Meng Han bisa melanjutkan pertanyaannya, Chen Shu mengganti topik pembicaraan lagi. "Ye Sui sendirian di bangsal. Saya akan kembali. "

Dengan itu, Chen Shu tidak menunggu Meng Han untuk menjawab dan segera meningkatkan langkahnya, berjalan kembali ke bangsal. Meng Han menemukan bahwa dia telah disesatkan, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Ketika Ye Sui membuka matanya, itu sudah pagi keesokan harinya. Matahari bersinar terang melalui jendela, dan debu kecil melayang di udara. Ye Sui menghalangi matahari dengan tangannya, dan sesuatu jatuh di wajahnya.

Ye Sui menemukan bahwa dia memiliki garis intravena di tangannya, dan hidungnya berbau desinfektan. Dia menyadari bahwa dia berada di rumah sakit.

Ye Sui memikirkan apa yang terjadi malam sebelumnya. Dia pingsan setelah makan mangga karena alergi. Dia tidak jelas tentang apa yang terjadi sesudahnya.

Tidak ada seorang pun di bangsal. Di satu sisi sofa ada mantel, yang Ye Sui ingat adalah milik Chen Shu seperti yang dikenakannya kemarin. Dia juga ingat kata-kata Chen Shu sebelum dia koma. Mungkin itu karena Chen Shu ada di sampingnya sehingga dia pingsan tanpa membahayakan.

Begitu Ye Sui duduk di tempat tidur, pintu bangsal didorong terbuka. Adalah Chen Shu yang datang. Chen Shu memegang tabung vakum di tangannya dan meletakkannya di depan Ye Sui. "Itu dikirim dari rumah."

Tuan Chen tahu tentang masuknya Ye Sui ke rumah sakit. Dia secara khusus memerintahkan ibu tirinya untuk menyiapkan hidangan ringan untuk Ye Sui. Dia minum bubur sambil menatap Chen Shu yang duduk di sofa.

"Terima kasih untuk semalam."

Chen Shu menatap Ye Sui, matanya yang gelap menatapnya. Dia tidak berbicara sebentar, membuat Ye Sui merasa bersalah dan berpikir bahwa dia telah melakukan sesuatu yang buruk pada Chen Shu.

Ketika Ye Sui hampir mengambil inisiatif untuk mengakui bahwa dia takut padanya, Chen Shu dengan lemah membuka mulutnya.

"Kotak mangga di rumah dibuang."

Sangat disayangkan bahwa dia paling mencintai mangga pada awalnya, tetapi dia bisa melepaskan apa yang dia sukai karena dia pindah ke tubuh pemilik aslinya.

Ye Sui tidak menyesalinya terlalu lama dan menatap mata Chen Shu. Chen Shu meliriknya dengan samar, seolah-olah dia bisa melihat ratapan Ye Sui.

"Apakah kamu masih ingin makan mangga?"