Waktu tidak terasa,malam ini Intan akan pergi melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi di salah satu Universitas terkenal di London.
Tata mendekap seorang gadis di depannya dengan sangat erat,seperti tidak ingin pisah dengan sang kakak.
"ntar bilang ya ke Bang Alfa,mama sama papa kalo Tata kangen. Suruh mereka cepat cepat balik" ujar Tata manja,seperti Tata yang masih berusia 10 Tahun.
"iyaa dedek nya Intann" balas Intan. Masih,masih dengan posisi pelukan. Arga dan Reza yang mengantar Intan ke bandara hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kakak beradik itu.
Gio Alfaro Wijaya. Atau kerap di sapa Alfa,adalah anak kedua dari keluarga Wijaya. Paras nya 11/12 dengan Arga,karena mereka 'saudara kembar'. Hanya berbeda satu bulan saja. Namun,Alfa menerima tawaran sang Ayah untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu Universitas di London sembari mengendalikan salah satu perusahaan sang Ayah di London.
Berbeda dengan Arga,lelaki itu lebih memilih untuk menetap di negara kelahirannya dengan alasan ingin menjaga kedua adik perempuannya.
"kakak take off bentar lagi,kakak masuk ya" ucap Intan melepas pelukan Tata. Tata mengangguk lalu menyalimi punggung tangan Intan lalu mengecup pipi Intan.
"bang,gue pergi ya. Tata awas aja kalo pacaran" kekeh Intan menyalimi punggung tangan Arga seraya memeluk tubuh tegap milik Arga.
"Za,jaga hati ya" bisik Intan sedikit berjinjit yang langsung mendapatkan anggukan antusias dari Reza.
Intan dan Reza bertos ria,"gue gak di peluk juga nih?" celutuk Reza yang mendapatkan tatapan tajam dari Arga.
Intan memeluk sekilas tubuh jangkung Reza lalu memberri jari 'peace' kepada Arga.
"yodah yodah jan pada nangis gitu deh ntar gue malu" ucap Intan. Pede abisss neng
"gak,malah kita seneng kalo lo pergi" ucap Arga sans tanpa dosa.
"awas aja lo nanti nelfon gue nangis nangis"
"bhaksss" Reza tertawa lepas,"wajah aja sangar lo Bang,giliran ditinggal nangis juga lo" ucap Reza meledek. Masih,masih tertawa.
"gue gak pernah nangis" dingin Arga. Bukannya takut,Reza tertawa makin besar.
"udah udah jan kelahi ah. Nih gue udah mau masuk. See yaa semuaa" ucap Intan melambaikan tangannya.
"iyaa"
Tata,gadis itu sedari tadi hanya diam. Gadis itu mati matian menahan air matanya agar tidak jatuh. Kalau ia ketahuan menangis karena Intan pergi,bisa bisa ia di ledek habis habisan oleh kakaknya.
"see yaa semuaa" ucap Intan lalu benar benar pergi.
"pulang?" tanya Arga menatap Tata yang sedari tadi hanya diam. Arga mengerti,Tata pasti sedih.
Tata hanya mengangguk lesu lalu jalan mendahului Arga dan Reza.
"kenapa?" tanya Reza yang berjalan di samping Arga.
"sedih pasti tuh"
"bisa sedih juga dia?"
"gue juga baru sadar dia juga bisa sedih"