Besok Tata sudah akan berangkat ke Jepang untuk melanjutkan pendidikan nya. Tetapi malam ini ia berniat mengunjungi Rafi sebentar. Terserah apa yang mau ia katakan, Tata hanya ingin menemui Rafi dan meminta maaf.
—-
Tok...tok....tok"Assalamualaikum" ucapnya. Tidak menunggu lama,pintu berwarna coklat itu di buka oleh wanita paruh baya.
"Bundaaa" sapa Tata seraya merenggangkan kedua tangannya.
"Tataa,apa kabar sayang?"
"Baik Bun alhamdulillah"
"Sama Rafi baik baik juga kan? Bunda kok jarang lihat kamu main sama Rafi?"
"Ya gitu Bun hehe. Oh iya, Rafi nya ada Bun? Tata pengen bicara"
"Ada di atas. Masuk aja ke kamar nya"
"Siap bun. Tata ke atas yaa"
"Iya sayang" ucap Vanya lalu kembali ke dapur. Tata melangkahkan kaki nya untuk naik ke kamar Rafi. Setelah berada di depan pintu, Tata mengetuknya. Tidak ada sahutan, Tata membuka pintu berwarna putih itu.
Kosong,hanya ada suara musik dari komputer yang terdengar. Aroma maskulin khas Rafi begiu menusuk di hidung Tata, membuat Tata semakin rindu dengan sosok Rafi.
"Siapa?" Satu kata yang keluar dari mulut Rafi. Tata mencari suaa itu,ternyata ada di balkon kamar.
"Rafi,ini Tata" ucap Tata yang tengah berdiri di ambang pintu.
"Ngapain?" Dingin Rafi. Tata sudah terbiasa dengan suara dingin Rafi. Tata sudah biasa sakit hati cuman karena suaa dingin milik remaja itu.
"Gue duduk di samping lo boleh?"
"...." tidak ada sahutan, Tata berjalan lalu duduk di samping Rafi.
"Fi,lo masih marah sama gue?"
"..." tidak ada sahutan. Rafi hanya diam memandang langit malam tanpa berniat menjawab pertanyaan gadis di sampingnya.
"Atau lo benci sama gue?"
".." Tata rasanya berbicaa dengan angin.
"lo boleh benci gue Fi,benci gue sepuasnya,benci. Gue emang pantes dapat itu. Tapi satu yang harus lo tau,disini,masih ada lo. Dan disini,gak ada satupun ke bohongan kalau gue sayang sama lo" ucap Tata menunjuk hatinya lalu kedua matanya.
"tapi gue sadar,sadar banget betapa kecewa nya lo sama gue. Gue udah gak ada di hidup lo,iya gue tau. Lo bahagia tanpa gue. Gue bisa pergi jauh dari lo Fi,bahkan untuk selamanya pun bisa. Kalau lo mau balas dendam sama gue karena kepergian kak Rafa,silahkan Fi. Itu hak lo. Gue siap"
"g--" ucap Rafi terpotong.
"makasih udah pernah ada dalam hidup gue,makasih untuk semuanya. Makasih banget,gue gak tau gimana hambar nya masa masa SMA gue tanpa lo. Dan gue juga minta maaf banget atas apa yang gue perbuat ke kak Rafa. Gue minta maaf karena dulu pernah jadi gadis manja sampai sampai nyawa kak Rafa jadi taruhannya. Gue gak manja lagi Fi,gue udah janji. Dan,seperti apa yang gue bilang tadi,lo bisa benci gue,balas dendam ke gua juga bisa. Sepuas lo Fi,gue siap"
Tidak ada sahutan,Rafi masih memandang langit malam yang hanya menampakkan satu bulan tanpa bintang. Seperti nya bintang bintang itu pergi,sama seperti Tata yang juga akan pergi.