Rafi tersenyum miring,"ngertiin lo bilang? Lo ngerti gak gimana hancur nya gue disaat gue jauh dari kak Rafa dan tiba tiba bunda ngabarin kalo kak Rafa pergi untuk selamanya?" tanya Rafi dengan sedikit membentak dengan nada dinginnya. Tata tidak pernah mendengar nada bicara Rafi yang seperti itu. Sungguh,itu sangat mengiris hati Tata.
"lo gak merasa bersalah setelah buat seseorang kehilangan orang yang berharga?" tanya Rafi yang kini menatap Tata.
Tata tertawa getir,"gak merasa bersalah lo bilang? 4 tahun Fi! 4 TAHUN dan sampe sekarang,sampe detik ini gue masih di landa rasa bersalah. Gue gak pernah nunjukin itu ke lo,gak pernah gue tunjukin itu ke orang orang. Tapi gue juga hancur Fi,sampai sekarang gue masih hancur saat ingat kejadian waktu itu. Kejadian dimana orang yang berharga di hidup gue di tabrak di depan mata gue sendiri. Dia juga berharga buat gue Fi,BERHARGA"
"whatever" ucap Rafi lalu pergi meninggalkan Tata yang sedang menangis kencang.
"MAMA" lirih Tata. Ia menangis sekencang kencangnya menumpahkan semua yang berada di hatinya nya.
"Kak Rafaa" panggil gadis itu.
"iya?"
"kak Rafa sayang sama Tata gak?"
"sayang dong,Tata udah kak Rafa anggep kayak adek kandung kakak sendiri"
Tata,gadis itu tersenyum lebar,"kak Rafa gak punya adek?"
"punya,tapi lagi sama nenek di sana"
"disana mana?"
"di Australia,Tata"
"adek kak Rafa cewek?"
"cowok,seumuran sama kamu"
"oh ya? Jadi pengen berteman"
"kalo dia udah balik kesini ntar kakak kasih tau deh"
"okey,tapi kapan?"
"hmm,kapan ya?"
"ish"
Rafa tersenyum lalu mengelus lembut kepala Tata,"kalo Tata udah besar,jangan pernah pacaran ya."
"hm? Kok ngomong gitu? Bang Arga juga pernah ngomong gitu ke Tata. Emang kenapa sih?"
"ya,gpp."
"oke deh,bang Arga juga pas Tata tanya jawab nya 'gpp' doang"
Tata masih menangis mengingat saat saat ia bersama dengan Rafa. Rasa bersalah terus saja melanda nya. Bahkan sekarang rasanya ia ingin lari dari dunia.
"selama ini orang yang gue tunggu tunggu ternyata selalu di samping gue" gumam Tata. Benar,semenjak Tata mengetahui jika Rafa memiliki seorang adik yang seumuran dengannya,Tata selalu menunggu orang itu. Entah dengan cara bagaimana tuhan mempertemukan mereka,Tata hanya ingin bertemu dengan orang itu.
Tapi sekarang,yang ia dapatkan hanya kenyataan pahit. Cowok yang selama ini dekat dengannya ternyata adalah orang yang selama ini ia tunggu. Meskipun dengan kenyataan yang membuat Tata bisa menangis kapan saja jika mengingatnya.
Cukup lama Tata menangis di rooftop,bodoamat jika ia dinyatakan bolos. Ia hanha ingin menenangkan pikiran saja.
---
Kring.....
Bel pulang sekolah berbunyi,Tata yang mendengar itu beranjak dari tempat nya lalu turun untuk mengambil tas lalu pulang.