•••
Cinella baru saja turun dari taksi online yang ditumpanginya, ia pun segera membayar tagihan dan tak lupa mengucap terima kasih. Dengan teburu-buru, Cinella pun bergegas membuka pintu gerbang yang tak dikunci. Raut kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.
"Assalamu'alaikum," ucap Cinella setelah membuka pintu rumahnya.
Tak ada yang menjawab. Cinella pun celingukan mencari keberadaan sang ibu. Di kamar, di toilet sampai di dapur pun ia tidak menemukannya. Ke mana dia?
Rasa khawatir semakin menjadi-jadi. Perasaan, sebelum berangkat ke kampus ia menitipkan sang ibu kepada Bu Asia. Tapi, sosok wanita paruh baya itu pun juga tak menampakkan batang hidungnya.
"Bu Asia?" panggil Cinella dengan suara lebih keras dari sebelumnya.
Merasa panik, Cinella berinisiatif mengunjungi rumah Bu Asia yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Hanya berjalan sekitar empat menit, rumah berwarna cokelat tua itu akan terlihat. Tapi, belum juga kedua kaki Cinella menapak di atas tanah, sosok Bu Asia menggandeng lengan ibu Cinella kini muncul dari luar rumah. Cinella segera berlari untuk membukakan gerbang.
"Ya Allah, Bu. Darimana saja? Cincin kaget nggak nemuin Ibu di dalem rumah," ujar Cinella seraya membantu Bu Asia menggandeng tangan ibunya.
"Maaf, Nak. Tadi ibu lagi masak dan mau ngasi makan Bu Ina. Tapi, setelah ibu keluar, ibu nggak nemuin lagi keberadaan Bu Ina. Ternyata Bu Ina udah ke luar rumah," jelas Bu Asia.
Cinella menghela napas pelan. Ia juga tak bisa begitu saja menyalahkan Bu Asia, karena kondisi sang ibu yang memang mengalami alzheimer kadang tak bisa ia dan Bu Asia kontrol. Justru Cinella bersyukur karena masih ada orang yang mau berbaik hati membantunya merawat perempuan yang telah melahirkannya itu.
"Astaghfirullah, Bu. Justru saya mau berterima kasih sama Ibu. Saya nggak bisa bayangin kalau sampai Ibu nggak ada bantuin Cincin merawat Ibu."
Bu Asia adalah seorang perempuan yang sudah beberapa tahun menyandang status janda. Ia ditinggal pergi oleh suaminya karena belum bisa memberikan dia anak. Padahal, urusan anak itu sebenarnya bukan kehendak manusia. Manusia hanya perlu berusaha, dan sisanya Allah yang menentukan. Hingga saat ini, Bu Asia yang berusia sekitar empat puluh enam tahun masih belum juga berkeinginan untuk kembali menjalani rumah tangga. Entah apa sebabnya, Cinella merasa tidak berhak menanyakan hal itu.
"Ibu belum makan, Nak. Keburu ke luar rumah tadi."
"Oh, iya, Bu. Biar Cincin yang mengambil makanan. Ibu makan juga, ya," ajak Cinella setelah memastikan sang ibu duduk di kursi.
"Tidak usah, Nak. Ibu masih kenyang," tolaknya. "Nak Cincin, Ibu pamit dulu, ya. Sudah sore. Ayam-ayam ibu belum dikasi makan."
"Oh, iya, Bu. Ibu bawa sup aja. Biar nanti di rumah nggak usah masak lagi." Cinella mengambil mangkuk dan mengisinya dengan sup yang dibuat oleh Bu Asia tadi. "Ini, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Found a Home in Yours [SUDAH TERBIT]
General Fiction⚠️AWAS BAPER! Novel bisa dipesan melalui WA +6285230484744 . . . Cinella. Biasa dipanggil Cincin oleh orang terdekatnya. Hidupnya datar saja. Tidak ada yang spesial. Pernah ia menginginkan kisah hidupnya seindah, seromantis drama-drama Korea. Tapi i...