Cinella mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja. Nama Dea tertera di layar ponsel.
"Halo, De. Kenapa?"
Cinella kembali menggerakkan tangannya menulis sesuatu di atas buku bindernya.
"Ke sini dong, Cin."
"Emang lo di mana sih?"
"Di kantin, nih. Lo di mana?"
"Di perpus," jawab Cinella sekenanya.
Di seberang, Dea mendengus pelan. "Gue tunggu di kantin, ya. Bu Mayang nggak masuk kok. Jadi, kita free hari ini. Abaikan dulu lah tugas-tugas itu. Kuy manjain diri dulu."
Sebenarnya Cinella ingin menolak, tapi perutnya seperti setuju dengan ajakan Dhea. Karena setelah ajakan itu, tiba-tiba saja ada bunyi aneh yang berasal dari perutjya. Dan tentu saja Cinella tak bisa abai. Maka dari itu, ia bergegas merapikan kembali buku-bukunya dan mengembalikan buku yang dipinjam ke tempat semula.
Saat Cinella telah keluar dari area perpustakaan, tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Kembali nama Dhea tertera di sana.
"Hm? Kenapa lagi sih, De. Ini gue lagi di jalan. Lo tunggu aja di situ."
"Gue cuma mau nanya, Cin. Lo mau pesen apa, biar gue pesenin sekalian. Biar lo nggak lama nunggunya."
Cinella tampak berpikir. Dia jadi teringat sejak pagi tadi dia tidak sempat makan apapun. Pantas saja penduduk tengahnya itu sangat rewel. Ternyata belum mendapat nafkah sedaritadi. "Pesenin gue bakso aja deh."
"Pake mie nggak?"
"Bihun aja."
"Oke."
Di seberang, Dhea memutuskan sambungan teleponnya. Sementara Cinella mengecek pesan yang masuk saat Dhea menelepon. Ternyata pesan dari Bu Asia yang memberitahukan bahwa ibunya saat ini sedang tidur. Saat di perpustakaan, Cinella memang sempat mengirim pesan pada bu Asia, dia menanyakan keadaan ibunya yang sempat tak mau makan saat ia akan berangkat ke kampus. Beruntung, dengan kesabaran bu Asia, akhirnya bu Ina-ibu Cinella akhirnya mau memakan sarapannya.
Cinella menghela napas pelan. Di dalam hati dia mengucap syukur karena masih ada orang sebaik bu Asia di dunia ini. Yang ikhlas tanpa pamrih membantunya merawat sang ibu. Tentu hal itu tidak mudah, mengingat penyakit yang diderita oleh ibu Cinella.
"Cewek," panggil seseorang dari arah belakang Cinella.
Awalnya Cinella ingin berbalik, tapi dia tidak ingin merasa kege-eran. Ya mungkin saja kan yang dipanggil bukan dirinya. Tapi, Cinella berusaha mengedarkan pandangannya ke sekitar, namun tak menemukan seorang berjenis kelamin perempuan selain dirinya di koridor ini. Ada sih, tapi mereka ada di bawah pohon yang ada di seberang taman. Dengan jarak sekitar lima meter dari tempatnya sekarang, tidak mungkin cewek-cewek di sana bisa mendengar panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Found a Home in Yours [SUDAH TERBIT]
Ficțiune generală⚠️AWAS BAPER! Novel bisa dipesan melalui WA +6285230484744 . . . Cinella. Biasa dipanggil Cincin oleh orang terdekatnya. Hidupnya datar saja. Tidak ada yang spesial. Pernah ia menginginkan kisah hidupnya seindah, seromantis drama-drama Korea. Tapi i...