11# Makasih, sayang

2.2K 322 147
                                    

Setelah ikut makan bersama dengan keluarga kecil Cinella, Genta pun mengucapkan banyak terima kasih atas jamuan makan yang disuguhkan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ikut makan bersama dengan keluarga kecil Cinella, Genta pun mengucapkan banyak terima kasih atas jamuan makan yang disuguhkan untuknya. Dia pun berniat untuk pamit karena merasa tidak enak juga jika terlalu lama berada di rumah orang. Belum lagi, Cinella juga terlihat tidak begitu nyaman dengan keberadaannya. Jadi, tak ada pilihan lain selain pergi dan kembali ke tempat peraduannya.

"Alhamdulillah, makasih banyak ya Bu karena udah masak makanan seenak ini," puji Genta.

Bu Asia yang kini telah bergabung bersama bu Ina pun tersenyum semringah. Sementara Cinella yang sibuk membersihkan piring bekas makan itu hanya bisa mencibir dalam hati. Bukan, bukan karena tidak ikhlas Genta ikut makan bersama dirinya dan keluarganya. Tapi lebih ke ... perasaannya yang belum benar-benar bisa menerima bahwa laki-laki yang kini berbincang dengan ibunya adalah sosok lelaki yang sebenarnya paling ingin ia hindari.

Apakah aku harus datang ke psikolog lagi? Rasanya luka batinku benar-benar belum sembuh. Tapi, bagaimana caranya sembuh jika si pembuat luka justru dengan seringnya menampakkan diri?

Cinella menghela napas pelan di tengah sibuknya ia mengelap tangan yang basah sehabis mencuci piring. Di luar, Cinella bisa mendengar Bu Asia memanggil namanya beberapa kali. Ingin pura-puta tuli saja sebenarnya, tapi bagaimana jika dia kualat dan akhirnya jadi tuli benaran?

"Iya, Bu. Sebentar."

Saat Cinella keluar, dia langsung disambut dengan wajah-wajah berbinar dari ketiga orang itu.

"Ada apa, Bu?" tanya Cinella seraya menatap Bu Asia dengan bingung.

"Ini, Ibu dan Nak Genta sudah mau pamit."

"Ah, iya. Ibu ngga nginep aja?" Cinella melirik jam yang tergantung di atas tv lalu kembali menatap Bu Asia yang terlihat sudah bersiap untuk pulang.

"Nggak usah. Lagian Nak Genta juga mau nganterin."

Cinella ber-oh ria. Dia lalu melirik sekilas ke arah Genta yang kebetulan pada saat itu juga tengah menatapnya.

"Aku balik dulu." Kalimat itu lah yang keluar dari mulut Genta sebelum menyalami tangan bu Ina. Sementra Cinella hanya bisa mengangguk pelan membiarkan laki-laki itu berakting menjadi laki-laki yang terlihat sopan.

"Nak Genta, sering-sering main ke sini, ya," ujar bu Ina seraya mengelus pelan kepala Genta yang tertunduk.

"Boleh, Bu. Kalau Cincin mengizinkan."

Cinella membulatkan kedua matanya terkejut. Apa-apaan itu?

"Ah, Cincin pasti seneng juga kok, Nak. Dia jadi ada temen."

"Loh, kan dia bukan mahramnya Cincin, Bu. Nggak baik juga ngajak cowok ke rumah kalo nggak ada hubungan mahram," sahut Cinella menyuarakan isi kepalanya yang berusaha menolak ajakan ibunya kepada Genta.

My Heart Found a Home in Yours [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang