8. dilema

1.1K 117 23
                                    

***

_________________

Sehun tidak istirahat seperti yang lainya ketika baru saja sampai di salah satu hotel yang dia sewa selama berada di Milan. Dia sangat penasaran dengan lukisan yang ada di salah satu galeri di pusat kota.

Menempuh perjalanan dengan menaiki motor yang disediakan pihak hotel untuk yang ingin menggunakanya.

Jika benar lukisan itu adalah sosok Luhan ketika bayi, maka orang yang melukisnya jelas tahu tentangnya. Tapi sebagian dirinya mematahkan semangatnya untuk tidak menyimpulkan itu adalah Luhan, bisa saja itu bayi yang mirip denganya. Sehun berperang sendiri dengan dirinya.

Tidak butuh waktu lama melalui jalanan pusat kota, banyak bangunan kuno yang telah Sehun lewati, dan ketika dia sampai di tujuanya, galeri tersebut satu-satunya yang ada di sana, Sehun memarkirkan motornya tepat di bagian Timur, dimana ada salah satu motor yang menarik perhatianya.

Jelas sekali orang yang memilikinya berjiwa petualang, apalagi warna hitam metalik itu menambah kesan maskulin saja.

Seorang wanita berambut panjang dan memiliki gaya berpakaian yang sangat santai sekali, kaos putih berlengan pendek di padukan dengan celana jeans hitam dan sepatu sneakersnya berwarna hijau, membuat dia terlihat seperti mahasiswi yang hendak pergi hang out.

"Kau bisa melihat benda itu nanti setelah menyelesaikan tujuanmu datang jauh-jauh dari Korea, masuklah" katanya kepada Sehun.

Tidak di ragukan lagi bahwa perempuan itulah pemilik galeri tersebut. Jongin sudah mengatur jadwal dan memberitahu kepadanya atas kedatanganya.

Sehun suka pada orang yang berbicara langsung ke inti, tanpa basa-basi apalagi semacam rayuan untuk mempermanis obrolan.

"Jadi dimana lukisan itu?"tanya Sehun. Dia sudah tahu kalau wanita dihadapanya ini bernama Seulgi. Tanpa bicara Seulgi meminta Sehun mengikutinya, melewati lorong panjang dimana banyak sekali lukisan yang ada di dindingnya.

Sampainya di bagian Tenggara bangunan itu, Seulgi membuka pintu dan lukisan itu benar adanya.

Sehun menghampiri lukisan luar biasa itu tepat di tengah-tengah ruangan berwarna kuning itu di dalam kotak kaca.

"Cantik" gumam Sehun.

"Kau adalah orang ke 520 yang memuji lukisan tersebut, memang cantik" jawab Seulgi.

Sehun menganggukkan kepalanya. "Sudah dipastikan kalau lukisan ini sangat berharga atau semacamlah, jadi apa yang kau inginkan dengan memberitahuku siapa yang melukisnya dan siapa yang di lukis?" kata Sehun.

Seulgi menghampiri Sehun dan berdiri di sampingnya. "Kau begitu pensaran rupanya tuan Jongin-"

"Oh Sehun, aku Sehun, Jongin adalah asistenku" Sela Sehun.

"well Sehun, 519 orang hanya terkagum-kagum melihat lukisan ini, tidak satupun dari mereka yang menginginkanya, melihat cara kau menatap bayi kecil itu, jelas kau seolah terbawa akan sesuatu hanya kau yang tahu, tapi maaf, aku tidak akan memberitahukannya kepadamu kecuali datanglah enam bulan lagi" jelas Seulgi.

"Usaha tidak akan mengalahkan hasil bukan, katakan saja, apa yang kau inginkan? " desak Sehun. Seulgi menggeleng.

"Kau bawalah lukisan ini tanpa meninggalkan apapun, menjanjikan apapun, aku hanya ingin kau segera pergi dari sini"

(not) one night stand  (HunHan) "END"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang