Rabu, 8 April 2020
•Malam Nifsu sya'ban"يا مقلب القلوب شبت قلوب على د ينك"
Sasa menutup doanya dengan mengucapkan amin dengan khusyuk. Baru saja ia melakukan shalat lail dilanjutkan dengan hajat. Setelah ini, sasa tidak berniat sama sekali untuk memejamkan matanya, ia lebih memilih terjaga untuk menunggu azan subuh yang tinggal beberapa menit lagi dengan zikir dan membaca al-qur'an.Namanya Sasa fidiyah, gadis berumur kurang lebih 16 tahun, ia masih duduk di bangku SMA kelas 2, sebentar lagi naik kekelas akhir. Dia selalu berdo'a untuk tidak jatuh cinta sebelum waktunya.
Walaupun pada kenyataannya, ia sudah merasakan cinta pada pria berusia kurang lebih 4 tahun diatasnya. Dulunya adalah kakak seniornya waktu dia masih menapaki fase putih biru. Sedangkan si pujaan sudah lebih dulu merasakan fase putih abu-abu.
Sasa selalu berharap agar dia bisa selalu bersyukur atas keadaan apapun termasuk dalam keadaan itu. Tapi tentu saja sasa sadar dia itu siapa. Lagipula itu hanya cinta monyet fikirnya. Sialnya, cinta monyet itu justru masih ada jauh dalam lubuk hatinya, walaupun sasa menolak hadirnya sekuat apapun, dia tetap tidak bisa menyangkal, jika rasa itu tetap tumbuh bahkan sampai detik dia tidak tahu kabar dari lelaki itu.
Arsya Abidah. Nama yang sampai detik ini, masih bertahta dihati sasa. Laki-laki dengan perawakan tinggi, tampangnya yang tegas membuat orang-orang menaruh hormat padanya. Termasuk sasa.
Tidak ada angin, tidak ada hujan, rasa itu tiba-tiba saja muncul dihati sasa. Sasa sama seperti anak lain pada umumnya. Interaksinya juga sama seperti anak muda pada umumnya. Sedikit pendiam untuk orang yang tidak begitu ia kenali. Sifat dan sikapnya yang berubah-ubah membuatnya sulit untuk ditebak.
Perasaan itu terus saja tumbuh, walaupun sasa sudah mencoba untuk meniadakannya. Sampai akhirnya, sasa menjadi orang yang diam-diam berharap.•Arsya Abidah
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajadah Ikhlas
Non-FictionSebuah kisah yang menceritakan sebuah patah, dan kekuatan...