Hari ini adalah hari selasa, jadwal olahraga kelas sasa. Materi kali ini adalah bola besar semacam voli, basket dan sebagainya.
Pak Tarno, yang menjabat sebagai guru olahraga di sekolahnya sudah memulai pelajaran sejam yang lalu. Kali ini praktek karena pada minggu sebelumnya adalah penjelasan materi.
Sementara teman-temannya ada dilapangan, sasa dan beberapa temannya justru sedang menikmati waktu di toilet. Sebenarnya menikmati waktu disini adalah bercermin dan bertukar cerita ria. Sebut saja mereka sebagai para anak-anak pembolos pelajaran olahraga.
Jujur saja, mereka adalah anak-anak yang kurang suka dengan olahraga. Alasannya sederhana, gerah dan membosankan. Padahal, olahraga sendiri banyak manfaatnya.
Mereka benar-benar menghabiskan waktu 3 jam pelajaran di toilet dan berkeliling sekolah. Mereka ini sudah terbiasa membolos di jam olahraga, bukan bolos juga sih. Karena mereka ikut absensi, dan juga memperhatikan pak tarno menjelaskan cara-caranya. Ketika jadwal materi dan pengambilan materi mereka juga ikut.Hanya ketika praktek mereka tidak ikut.
"Kalian bolos lagi kan?" Tanya Riska memergoki mereka sedang bernongki ria di kantin. Walaupun, beberapa kelas sudah keluar tetap saja mereka ketahuan. Toh, teman kelasnya masih berada dilapangan. Riska adalah anak kelas sebelah yang terkenal dengan nama baik dan prestasinya gemilangnya seantero sekolah.
Sasa hanya memberikan senyumnya sebagai jawabannya. Biar bagaimana pun, Riska adalah orang yang cukup dekat dengannya. Sampai kebiasaan-kebiasaan sasa pun dihafalnya.Riska yang mendapati cengiran dari sasa hanya menggeleng-gelengkan kepala seperti biasa. Duduk begitu saja ditengah-tengah sasa dan lainnya.
"Sa, tadi dicariin Roy" Ungkap Riska memecah keheningan. Teman-teman yang satu meja dengan mereka sontak berheboh ria. Roy adalah anak kelas XI MIA 2 sekelas dengan Riska. Belakangan ini memang tersebar rumor tentang sasa dan roy hanya karena mereka sering jalan bersama.
"Emang lo sama Roy ada hubungan apa sa?" Tanya Natalie sahabatnya pada sasa yang hanya diam menanggapi kehebohan teman-temannya.
"Kita cuma teman"
Setelah itu tidak ada lagi yang membahas hubungan sasa dan roy. Obrolan mereka berlanjut begitu saja dengan topik lain dari sebelumnya.
Suasana di SMA 2 cukup ramai di waktu istirahat. Para siswa memilih menghabiskan waktu dengan mengisi perut dikantin, main bola ataupun basket di lapangan, membaca buku di perpustakaan, duduk di taman ataupun tetap di kelas dengan setumpuk buku atau boleh jadi tidur lesehan dalam kelas.
Sekarang Sasa sudah berada di taman bersama Roy. Saat sedang asyik berbincang di kantin dengan teman-temannya. Roy datang mengajak sasa untuk ikut dengannya. Katanya ada hal penting yang harus ia sampaikan.
"Alasan lo manggil gue apa Roy? " Tanya sasa berhasil membuat Roy terduduk di dekatnya.
"Lo udah makan?" Alibi Roy. Padahal jelas-jelas dia sendiri melihat sasa makan di kantin bersama teman-temannya.
"Kan lo sendiri yang nyamperin gue pas makan di kantin tadi" Sasa sendiri heran dengan pertanyaan Roy tadi "gimana sih" lanjutnya.
"Eh" Kekeh Roy. Sebenarnya memang Roy hanya beralasan karena tidak tahu harus membahas apa. Padahal jelas-jelas dia yang memanggil sasa.
"Katanya mama lo mau umroh ya, Roy? " Tanya Sasa membuka pembicaraan, setelah sekian detik saling bungkam.
Dalam hati Roy sendiri bahagia karena tidak harus susah mencari topik. Buktinya, Sasa sendiri yang memulai pembicaraan. Roy jadi tahu harus dia bawa kemana topik mereka.
"Eh, Iya sa. Pekan depan mama udah berangkat bareng sama bokap juga, sih"
"Bokap lo juga? " Tanya Sasa, membuat Roy mengangguk "Berarti lo di tinggal sendiri dong " Lanjut sasa
"Nggak sendiri juga,Sa.Dirumah kan rame, ada mbak sama sopir. Kak Alan juga udah balik ke Indonesia lagi sehari sebelum keberangkatan mama sama papah" Jelas Roy pada Sasa. Membuat sasa mengangguk paham.
"Lo ada schedule gak sa, pekan depan? " Tanya Roy hati-hati pada sasa. Roy berharap sasa kosong supaya Roy bisa mengajak sasa ikut mengantar orang tuanya ke bandara.Semoga.
"Mmm.. kayaknya gak ada sih, tapi gak tau juga, karena Ayah sering ngajak ngumpul tiap hari libur buat Quality time" Jelas Sasa.
Mengingat pekerjaan ayahnya yang boleh dikata super sibuk karena bekerja sebagai produser. Bundanya sendiri memainkan perannya dengan baik sebagai Ibu rumah tangga. Membuatnya kurang memiliki waktu bersama sang Ayah. Belum lagi kakaknya yang sekarang sudah kuliah di salah satu Universitas terbaik di sebuah kota. Yang mengharuskannya menyewa kontrakan di sana. Namanya Bang Abil , hobinya jarang pulang. Itu pernyataan sasa saat ditanyakan siapa kakaknya.
"Kalau mungkin lo ngga sibuk ikut gue ke bandara ya" Mohon Roy pada sasa. Semoga saja sasa meng-iyakan.
"Nanti deh, kali aja kosong " Jawab sasa seadanya.
Sebenarnya sasa tidak begitu nyaman dekat dangan Roy semenjak ada rumor diantara mereka menyebar. Sasa tidak mau kalau saja Roy dan teman-temannya salah paham tentang perasaannya.
Setahun lalu, Roy pernah menembak sasa untuk dijadikannya kekasih. Tapi sasa menolak dengan Alibi 'ingin fokus sekolah dulu'. Klasik bukan?. Padahal sebenarnya sasa masih mencintai orang dari masa lalunya. Meskipun dia sudah tidak tahu orang itu dimana, masih hidup atau tidak.
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajadah Ikhlas
NonfiksiSebuah kisah yang menceritakan sebuah patah, dan kekuatan...