"Allah tidak pernah mengharamkan cinta kepada hambaNya, karena sejatinya cinta adalah fitrah"
"Jadi tadi lo cerita apa sama Roy? " Tanya Riska dengan nada dan sorot mengintimidasi pada sasa. Sore tadi, Riska tiba-tiba menelfon sasa mengatakan ingin menginap untuk beberapa hari di rumah sasa.
Orang tuanya keluar kota selama beberapa hari. Sedangkan Riska anak tunggal dan bukan warga asli kota Bandung. Asisten rumah tangganya pulang kampung karena anaknya sakit. Dan tidak memiliki keluarga disini. Jadilah, dia menginap dirumah sasa. Sebelumnya, riska menghubungi Natalie dulu, tapi karena sepupu Natalie datang riska jadi tidak enak jika harus kerumah Natalie.
"Bukan apa-apa kok " Singkat Sasa. Karena baginya,memang tidak ada topik spesial yang mereka bahas tadi.
"Bukan apa-apa tapi kok lama, Sa" Lanjut Riska mengintimidasi. Sebenarnya, Riska setuju saja Sasa bersama Roy. Karena Riska bisa melihat Sikap dan Tingkah Roy yang selalu mau menjaga sahabatnya itu.
"Bahas tentang rencana Umroh orang tua Roy"
"Itu aja? " Tanya Riska seolah belum mendapatkan jawaban yang diinginkanya.
"Roy ngajakin gue ikut nganterin orang tuanya pekan depan" Jelas Sasa santai.Toh, memang dia tidak ada rasa sama sekali untuk Roy.
"Cieee" Goda Riska mulai terdengarkan menyebalkan di telinga Sasa. Entah mengapa, sahabatnya itu terus saja mendukungnya bersama Roy. Tapi itu wajar sih.Toh, Riska tidak tahu tentang perasaannya yang sebenarnya untuk siapa.
"Lo iya-in kan Sa? " Seru Riska bersemangat"Nggak di Iya-in dan gak di nggak-in juga"
"Maksudnya apa? " Riska mulai tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya yang satu ini. Sudah jelas-jelas Roy itu ganteng, Baik, Ramah, dan selalu berusaha ada untuk sasa. Tapi kenapa perasaan sasa tidak memiliki perasaan barang sedikit saja untuk Roy. Diam-diam Riska berfikir temannya ini mencintai wanita. Karena memang Sasa tidak pernah pacaran dan tidak begitu memiliki banyak teman laki-laki juga.
"Kalau gue dipanggil duluan sebelum pekan depan gimana?" Canda Sasa. Berhasil membuat Riska menggeleng-gelengkan kepala. Memilih untuk tidak bertanya lagi dan menghabiskan sereal yang sedari tadi di diamkannya.
Diam-diam Sasa membuka semua media sosialnya dan megetikkan nama yang sejak beberapa tahun belakangan ini selalu membuatnya bahagia sekaligus bertanya-tanya dalam satu waktu.
Bahagia karena pernah bertemu orang sebaik dia. Meskipun ia tidak begitu mengenalnya, tapi hatinya mengatakan dia adalah orang baik. Terlihat dari sifatnya yang ramah pada banyak orang utamanya pria dan menjaga diri untuk tidak begitu mendekati wanita. Karena mengerti tentang kemuliaan wanita dalam islam dan Sifatnya yang selalu bertanggung jawab atas amanah yang ia pegang,Jujur dan apa adanya.
Dan bertanya-tanya tentang keberadaannya sekarang setelah lama tidak melihat dan mendengar kabar tentangnya. Juga bertanya-tanya tentang perasaannya untuk sosok itu. Entahlah, sasa selalu merasakan dilema, galau, bartanya-tanya bahkan rindu pada waktu bersamaan.
Sebaik dan setampan apapun Roy, tetap saja sasa tidak bisa memiliki rasa untuknya. Sasa justru mencintai pria yang sudah tidak dia ketahui keberadaannya. Dalam hal fisik, sasa akui paras Roy memang lebih memikat tapi dalam hal Sifat Sasa rasa Arsya lebih ulung.
Ia. Namanya Arsya. Arsya Abidah. Pria dengan paras sederhana, tapi mampu membuat Sasa Khumairah tidak pernah melupakannya. Bahkan setelah hilang 3 tahun lamanya.
Kegiatan ini sepertinya sudah menjadi hal yang sering Sasa lakukan sejak 3 tahun belakangan . Selalu mencari tahu tentang seorang Arsya dengan hasil yang selalu saja nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajadah Ikhlas
Não FicçãoSebuah kisah yang menceritakan sebuah patah, dan kekuatan...