✔ Maniac 3

16.5K 770 21
                                    

Kini Jennie sudah berada kawasan sekolah Lisa. Tentu saja Jennie sudah melunasi semua tanggungan biaya sekolah Lisa. Awalnya kepala sekolah disini kaget karena Jennie yang dikenal sebagai CEO kaya raya dan super cantik ini mau melunasi seluruh biaya sekolah Lisa.

Jennie ingat betul bagaimana kepala sekolah disini hampir terkena serangan jantung karena ia mengaku kalau ia adalah kekasih Lisa. Jennie tentu sangat percaya diri dan tidak ingin menutup-nutupi hubungan percintaannya. Berbeda dengan Lisa, justru Lisa sendiri tidak ingin mengumbar-umbar hubungan asmaranya dengan Jennie karena Lisa tidak ingin mengambil resiko kedepannya.

"Apakah Lisa memelet anda?"

"Apa Lisa menggunakan jompa-jampi jaran goyang untuk memiliki anda?"

"Mana mungkin seorang CEO kaya raya dan cantik seperti anda mau dengan berandalan nakal disekolah ini?"

"Anda harus tahu, kalau Lisa itu sangat nakal dan terkadang menakutkan. Bahkan beberapa guru disini hampir mengundurkan diri dari sekolah ini."

Mengingat ucapan-ucapan kepala sekolah Lisa membuat Jennie mengulum senyumnya. Ia berfikir apakah Lisanya seburuk itu? Sepertinya ucapan kepala sekolah itu ada benarnya juga. Dilihat dari tampangnya saja Lisa terlihat sangat menyebalkan.

"Kok aku malah kangen Lisa ya? Kemana dia?" gumamnya sambil berbicara sendiri. Ia menggigit kukunya sambil membayangkan bagaimana respon Lisanya jika melihatnya berada disekolah ini.

"Gue udah cantik belum ya?" gumamnya sambil merapikan rambut panjangnya dan berkaca pada jendela hitam ruangan dance. Kebetulan Lisa tengah memperhatikan Jennie dibalik jendela hitam yang digunakan Jennie untuk berkaca. Jennie tidak menyadari keberadaan Lisa karena jendela kaca tersebut sangat gelap.

"Jennie ngapain sih kesini segala! Bikin repot aja!" batin Lisa sudah berdecak didalam hati. Melihat Jennie membuat Lisa langsung buru-buru menghampirinya.

"Ikut aku!"

Awalnya Jennie tidak sadar saat Lisa menghampirinya. Tetapi saat Lisa menarik tangannya membuat Jennie tersadar dan mengulum senyumnya.

Kini Lisa membawa Jennie didalam ruang dance. Nafas Lisa sedikit tersenggal karena ia takut bila orang-orang disekolah ini melihat Jennie.

"Ngapain sih kesini segala!" tanya Lisa sedikit meninggikan suaranya.

"Mau bayar sekolah kamu lah!" jawab Jennie enteng.

"Terus?" tanya Lisa lagi.

"Terus aku kangen kamu." jawab Jennie sambil tersenyum malu-malu dan sengaja memukul dada Lisa dengan manja.

Lisa tidak tahan. Ia langsung menangis dan menarik paksa tubuh Jennie kedalam pelukannya.

"Kan aku udah bilang jangan temuin aku disekolah! Aku nggak mau mereka lihatin kamu! Rasanya tuh nggak rela banget kamu dideketin mereka. Aku nggak suka kamu jadi bahan tontonan mereka disini! Bisa nggak sih nggak bikin aku cemburu dan takut!"

Mendengar isakan Lisa membuat Jennie mengeratkan pelukannya dan ikut menangis didalam dada Lisanya. Jennie tidak tega mendengar Lisa menangis. Hal itu membuat Jennie sedih dan malah ikut menangis.

"Lisa, jangan nangis! Aku jadi ikut nangis lihat kamu." rengek Jennie sambil menenggelamkan wajahnya didada Lisa.

"Ya udah nangis aja! Nggak usah banyak omong! Aku tuh lagi marah sama kamu! Harusnya kamu diem dan dengerin kata-kata aku!" Lisa memarahi Jennie dengan nada kerasnya. Tetapi tangannya malah lebih merapatkan pelukannya pada Jennie.

Lisa langsung terkejut dan melepaskan pelukannya sepihak saat mendengar pintu ruangan ini hampir terbuka. Otomatis Lisa langsung menahan pintunya dan tidak membiarkan siapa pun masuk kedalam ruangan ini.

ManiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang