Lisa mematikan AC didalam kamar Jennie. Menurutnya suhunya terlalu dingin jadi Lisa lebih memilih mematikan AC didalam kamar Jennienya.
"Kenapa kamu membuka bajumu? Kamu mau menggodaku? Menggoda milikmu hm?" Lisa berbisik tepat ditelinga Jennie. Sementara kedua belah bibirnya mengendus bau harum bahu terbuka Jennie.
Jennie mengelus kedua tangan Lisa yang melingkar dibawah perutnya. Didepan cermin yang panjang Jennie mengulum senyumnya. Ketika jabang bayinya menendang-nendang perutnya ketika tangan Lisa melingkar diperut bawahnya.
"Anakmu menendang tanganku melalui perutmu!" rajuk Lisa masih setia mengendusi bahu dan leher Jennie.
"Dia juga anakmu!" seru Jennie sambil terkekeh.
"Aku tahu. Tapi kamu merangsangku pagi-pagi!"
Jennie langsung mendorong Lisa agak menjauh kemudian ia memutar kedua bola matanya dengan malas. Tetapi beberapa saat kemudian Jennie menarik kaos yang tengah Lisa kenakan. Alhasil mereka berdua kembali berulah di pagi hari.
................
"Antrian nomor dua puluh tiga!"
Jennie memperhatikan salah satu wanita yang tengah terduduk sendirian yang berada diseberang tempatnya duduk. Sedari tadi wanita itu terus mengelus perut buncitnya sambil bersenandung. Mungkin ia sedang menghibur bayi didalam kandungannya.
Tanpa Jennie sadari ia tersenyum dibalik masker yang ia kenakan. Ia mengelus perutnya yang berusia lima bulan. Rasanya sangat bahagia saat ia tengah mengandung anak Lisa. Jennie merasa hidupnya sangat bahagia.
"Aku beli air kelapa muda buat kamu. Diminum ya?" Lisa menyodorkan gelas plastik berisi air kelapa pada Jennie dan tak lupa ia membantu Jennie untuk meminumnya.
Lisa membantu melepaskan masker yang dikenakan Jennie agar minum air kelapanya dengan mudah.
"Habisin dong, Yang." ujar Lisa membantu memegangi gelas yang Jennie minum.
"Udah nggak haus lagi kan?" Jennie menggeleng kemudian tersenyum kearah Lisa.
"Kamu mau kemana?" tanya Jennie menahan Lisa yang hendak beranjak dari duduknya.
"Buang gelas ini ketempat sampah."
"Kamu disini aja temenin antrian sama aku." pinta Jennie dengan tatapan memohon. Lisa menghela nafas kemudian mengangguk menuruti permintaan Jennienya.
Lisa hanya pasrah saat wanitanya memeluk lengannya dengan erat. Yang hanya Lisa lakukan adalah mengelus lembut jemari tangan Jennie.
...............................
"Aku pergi dulu ya? Kamu dirumah aja jangan kemana-mana. Aku mau ketemu temen-temen aku." Lisa mengelus lembut rambut Jennie dan Jennie terlihat cemberut saat Lisa hendak pergi. Padahal ia ingin berduaan bersama Lisa.
"Kan bisa besok-besok, Yang! Aku pengen ngintil kamu terus bawaannya.." rengek Jennie menarik-narik kedua tangan Lisa agar Lisa tak pergi meninggalkannya.
"Nanti setelah aku pulang dari temen-temen aku bakal langsung nemenin kamu sampai kamu bosen.." Lisa terus merayunya agar Jennienya luluh. Tetapi, sepertinya Jennie masih berat hati.
"Besok aja deh, Yang.."
"Aku udah janji ketemu Jimin, Bambam dan.. Jungkook."
"Aku takut kamu kabur!"
"Kabur kemana?" tanya Lisa berusaha untuk bersabar.
"Aku takut kamu kabur dari tanggung jawab kamu."
Lisa tertawa mendengarnya. Mana mungkin Lisa lari dari tanggung jawabnya? Toh, dia sendiri tak bisa jauh dari Jennie. Saat dipenjara saja Lisa sudah sangat merindukan Jennie apalagi kalau Lisa meninggalkan Jennie. Bisa-bisa dia bisa gila jika kehilangan Jennie.
Lisa menarik dagu Jennie kemudian melumat bibirnya dengan lembut. Lisa ingin Jennie mengerti melalui ciuman lembutnya bahwa ia benar-benar mencintai Jennie. Ia tak bisa hidup tanpa Jennie karena ia sudah terlalu lama bergantung padanya.
Jennie mendorong lembut kedua bahu Lisa lalu ia melempar senyum hangatnya. "Kamu boleh pergi, tapi bawain nasi padang tiga bungkus ya?"
................
Jennie terlihat menunggu Lisa didalam mobil. Jennie memang sengaja menjemput Lisa dirumah Jimin. Karena ini sudah sangat larut malam dan Jennie tidak tahan lagi untuk menjemput Lisa dikediaman Jimin. Ingin sekali Jennie memasuki rumah Jimin dan menarik telinga Lisa untuk ikut bersamanya pulang. Tetapi Jennie ingin menangkap basah Lisa yang ketahuan pulang larut dan tak kunjung pulang kerumahnya.
PRANGGG!!!
Jennie terkejut saat mendengar keributan didalam rumah Jimin. Tak menunggu waktu lama Jennie segera bangkit hendak menghampiri Lisa didalam rumah Jimin.
Dan pada saat itu Jungkook keluar dari dalam rumah Jimin dengan keadaan mabuk dan wajahnya banyak luka lebam. Jennie tentu saja heran dan hendak menanyakan keberadaan Lisa.
"Kau mabuk? Dimana Lisa? Apa dia juga mabuk?" tanya Jennie dengan setengah kesal.
"Kenapa Nuna mencari orang brengsek itu? Tinggalkan dia sebelum dia mencampakkanmu seperti Yoona dulu!" seru Jungkook membuat Jennie tak paham maksud Jungkook.
"Apa maksudmu?" tanya Jennie penasaran.
Jungkook melangkah dan menarik tangan Jennie. Jennie sangat terkejut saat Jungkook tiba-tiba menariknya dan mencium bibirnya dengan kasar. Jennie berusaha mendorong sekuat tenaga bahu Jungkook tetapi sayangnya tenaga Jungkook lebih kuat darinya.
"JUNGKOOK!!!" Lisa menarik baju belakang Jungkook dan memberi pukulan mautnya lagi pada wajah tampan Jungkook.
"BRENGSEK LO!!! LO APAIN DIA HAH?!!!" Lisa berteriak emosi dan terus memukul Jungkook tanpa ampun.
Jungkook menahan tangan Lisa agar ia bisa berbicara sebentar. "Akhirnya lo tahu juga! Sebenarnya gue selingkuh sama Jennie Nuna sejak lo dipenjara!" seru Jungkook disertai seringai liciknya.
Ucapan Jungkook benar-benar membuat Lisa lemas. Lisa segera bangkit dari tubuh Jungkook kemudian menatap Jennie dengan penuh kekecewaan. Bahkan tanpa sadar Lisa meneteskan air matanya.
"Bohong! Jungkook bohong, Lisa! Aku nggak pernah selingkuh sama dia!" Jennie menangis sambil berteriak agar Lisa tahu bahwa Jungkook tengah membuat sandiwara.
"Munafik!" desis Lisa tajam.
Jennie menghampiri Lisa. Ia menangis sesenggukan dan menarik-narik tangan Lisa agar Lisa tidak percaya dengan ucapan Jungkook.
"Dia bohong! Aku nggak pernah ketemu dia saat kamu dipenjara!" Jennie menarik-narik baju yang dikenakan Lisa dan Lisa hanya menatapnya dengan penuh kekecewaan.
"Munafik!"
