"Lisa!"
"Sayang, aku anterin ke sekolah ya?"
Lisa berpura-pura tidak mendengar seruan Jennie. Dari tadi Lisa menyibukkan diri dengan mengelap tubuh motor kuning kesayangannya tanpa menghiraukan keberadaan Jennie.
"Lisa, kamu bisu?!"
"Kalau orang ngomong itu dijawab! Kamu punya mulut kan?!"
Lisa akhirnya memperhatikan Jennie, tetapi sayangnya hanya sebentar. Ia kembali mengelap motor kesayangannya dengan kain lembut.
"Aku punya motor. Aku bisa berangkat sendiri." ucap Lisa terkesan sangat dingin.
Jennie ikut berjongkok berdampingan dengan Lisa lalu menggenggam tangan Lisa dengan lembut.
"Kamu kenapa? Ada yang kamu pikirin?" tanya Jennie pelan.
Lisa melepas genggaman Jennie lalu kembali mengelap motornya.
"Aku nggak papa." jawab Lisa.
"Kamu nggak lagi mikirin kehamilan aku kan?" tanya Jennie.
○○○
"Gu-gue hamilin anak orang."
Lisa menunduk setelah mengakui semua isi permasalahannya.
"APA?! SERIUS?!" Jungkook, Bambam dan Jimin berteriak secara bersamaan. Tentu saja mereka bertiga terkejut setengah mati karena tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Lisa mengaku telah menghamili anak orang.
"Kok bisa sih?!" tanya Bambam serius.
"Gue juga nggak tahu." jawab Lisa terdengar begitu pasrah.
"Lo punya otak nggak sih?! Terus lo mau ngasih mereka makan apa?! Harusnya lo pikir, Lis!" sahut Jimin dengan nada tingginya.
"Gue nggak mau lo putus sekolah cuma gara-gara ini!" lanjut Jimin. Sementara Jungkook hanya diam setelah mendengar pengakuan dari Lisa.
"Gue tahu dimana tempat buat gugurin bayi." ucap Jungkook membuat semua menoleh kearahnya.
○○○
"Lisa, pelan-pelan jangan bruntal kayak cacing kepanasan!"
Lisa yang sedang dilanda gairah sama sekali enggan mendengarkan Jennie. Dengan sekali hentakan penis Lisa sudah masuk didalam vagina Jennie. Lisa terus menggenjot milik Jennie dengan cepat. Mungkin tenaga Lisa sudah terkumpul menjadi berjuta kali lipat sehingga pinggulnya terus bergerak dalam tempo super cepat. Tak heran jika Jennie terus berteriak merasakan nikmatnya pijatan penis panjang Lisa didalam miliknya.
"Uhhhhhh!" Lisa mengerang sambil terus menggenjot Jennie dengan bruntal. Bahkan ia tidak peduli jika Jennie berteriak keras sambil meracau merasakan kenikmatan genjotan Lisa dari belakang.
"Aaaarghh!!! Lalisa!" jerit Jennie merasa lemas setelah ia sampai. Sementara Lisa belum sampai. Ia masih menggenjot tubuh Jennie seperti sedang kerasukan setan.
Kemudian Lisa mengerang dan membiarkan spermanya muncrat didalam rahim Jennie. Lisa lebih menyukai memuncratkannya didalam daripada memuncratkannya diluar. Karena akan lebih hangat jika ia mengeluarkannya daridalam.
"Jennie, aku mau kita berpisah."
Jennie terbelalak mendorong dada Lisa dan menatapnya dengan tatapan terkejut. Nafas Lisa naik turun akibat pergulatan panasnya.
"Lisa! Apa-apaan sih kamu?!" Jennie kesal dan menganggap Lisa sedang bercanda kali ini.
"Aku nggak siap jadi ayah dari anak itu." Lisa mengucapkannya dengan enteng. Tentu saja sambil menunjuk jabang bayi yang ada didalam perut datar Jennie.
