Jennie tengah menyandarkan tubuhnya disofa empuk kamarnya. Rasanya sangat nyaman karena ia habis berkelut dengan tumpukan dokumen yang luar biasa dikantor.
"Lisa lagi ngapain ya?" Jennie tiba-tiba merindukan pria yang sangat ia cintai didunia ini. Meskipun Lisa lebih sering menyakitinya, Jennie sama sekali tak membenci Lisa sedikitpun. Yang ada Jennie semakin mencintai pria bernama Lisa.
"Kangen ya?"
Jennie langsung tersentak dan menoleh kebelakang. Ternyata sosok yang sedang ia rindukan tiba-tiba berada dibelakangnya. Rasanya jantung Jennie terasa mau copot.
"Wajah kamu kenapa bonyok lagi?" tanya Jennie memeriksa wajah kekasihnya dengan kedua tangannya. Lisa mencoba untuk membuang tangan-tangan Jennie karena rasanya akan sangat sakit bila Jennie terus menyentuhnya.
"Tuh kan berantem lagi! Berantem lagi!" kesal Jennie.
"Lha terus gimana lagi? Aku sama Sehun dikeroyok, Yang." Lisa sengaja mengadu kepada Jennie seperti anak kecil.
"Sehun? Siapa lagi Sehun itu?" tanya Jennie dengan kesal. Sebenarnya Jennie sangat capek dengan Lisa yang selalu babak belur tetapi mau bagaimana lagi? Jennie sudah terlanjur menjadi budak cinta.
"Tuh, Sehun!" tujuk Lisa pada Sehun yang malah terpesona dengan kecantikan Jennie.
"Hai!" sapa Sehun pada Jennie. Jennie hanya menoleh sekilas kearah teman kekasihnya kemudian ia beralih pada Lisa. Karena ia masih penasaran dengan wajah kekasihnya yang babak belur.
"Aku tuh capek tau nggak lihat kamu babak belur terus!" omelnya pada Lisa. Lisa hanya terkekeh gemas lalu mencium bibir kesayangannya tanpa memperdulikan keberadaan Sehun.
"Kamu bisa serius nggak sih?!" Jennie marah dan memukul penis Lisa dengan tinjuan yang cukup keras. Sehun yang melihatnya langsung membulatkan kedua matanya sekaligus ingin tertawa melihat nasib Lisa yang sangat miris.
"Jangan dipukul dong, Yang! Sakit!" Lisa meringis menahan ngilu yang luar biasa pada vitalnya. Jennie beranjak meninggalkan Lisa yang meringis kesakitan untuk mengambil kotak P3K yang tersimpan di laci sebelah tempat tidurnya.
"Obati lukamu sendiri. Aku akan mengobati pacarku." Jennie memberikan plester pada Sehun dan Sehun langsung menerimannya dengan senyuman manisnya.
"Kalau dipakein plester tuh jangan dicopot!" Jennie memakaikan plester di dahi Lisa sambil mengomel karena Jennie sangat hafal kalau Lisa tidak akan betah dengan sesuatu yang menempel diwajahnya.
"Aku risih, Yang!" jawab Lisa hendak mencopot plester yang baru saja Jennie pasang tetapi Jennie langsung menahan tangan Lisa.
"Jangan dicopot! Awas kalau sampai dicopot!" seru Jennie meninggi. Kemudian Jennie beranjak meninggalkan Lisa untuk mengembalikan kotak P3K pada tempatnya lagi.
"Udahlah Lis, nurut aja!" sahut Sehun.
"Risih tau nggak sama gambar plesternya! Dora? Yang benar saja!" ujar Lisa dengan pelan agar Jennie tak mendengar percakapannya. Sehun hanya cekikikan mendengarnya. Tak lama kemudian Jennie datang sambil menatap curiga kearah mereka berdua.
"Lagi ngomongin apa kalian?" tanya Jennie.
"Lagi ngomongin kisah nabi kok." jawab Sehun dengan spontan.
Jennie masih menatap keduanya dengan curiga kemudian ia memilih untuk duduk disamping Lisa.
"Kamu bisa keluar dari kamar ini. Aku ingin berdua dengan Lisa. Jadi jangan ganggu kami." ucap Jennie pada Sehun.
"Terus aku harus tidur dimana?" tanya Sehun merasakan aura negatif pada kekasih temannya.
"Pelayan akan mengantarmu ke ruang tamu. Jangan khawatir dan dan jangan ganggu waktuku dengan Lisa sampai besok siang!'
"Memangnya ayahmu tidak dirumah?" sahut Lisa.
"Ayahku ke luar negeri selama berbulan-bulan untuk mengurus cabang barunya." jawab Jennie.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau tidur sendirian. Aku mau tidur dengan Lisa!" tolak Sehun. Jennie membulatkan matanya tak percaya. Kemudian Jennie berpikir keras dan akhirnya menemukan jawabannya.
"Ini pakai atmku. Belilah apartemen atau apa sana! Pokoknya jangan mengganggu waktuku dengan Lisa!"
Sehun langsung merebut atm Jennie dengan mata yang berbinar. Ternyata Tuhan telah memberikan keberuntungan terhadapnya.
"Baiklah! Aku akan pergi. Terimakasih Nona Jennie! Aku akan menghabiskan uangmu!" jawab Sehun kemudian terburu-buru pergi melompat kejendela.
Lisa tidak terima karena atm berisi banyak uang itu jatuh ke tangan Sehun bukan ke tangannya. "Sayang, seharusnya kamu berikan atm milikmu padaku!" seru Lisa tidak terima.
"Jadi kamu lebih pilih atm ku dari pada aku?!"
"Jelas aku pilih atm kamu lah!"
"Lisa!"
"Apa?"
"Kamu lebih pilih uang daripada aku? Kamu tuh cinta nggak sih sama aku?"
"Aku cinta sama kamu. Maaf, aku bercanda." Lisa tersenyum lembut kemudian mencium bibir Jennie cukup lama.
"Besok anterin aku ke dokter ya? aku malu ke dokter sendirian." ucap Jennie sebenarnya takut untuk meminta karena Jennie takut bila Lisa akan meninggalkannya lagi saat menyangkut bayinya.
"Besok aku anterin ke bidan aja ya? Biar kamu nggak malu." ucap Lisa membuat Jennie tersenyum lembut kearahnya.
"Kamu kurusan." Jennie berucap dengan lirih.
"Aku mikirin kamu." jawab Lisa memang benar adanya.
"Maaf, aku takut jenguk kamu saat dipenjara." ungkap Jennie. "Aku takut kamu tahu aku nggak gugurin bayi ini."