08

3.1K 251 2
                                    

♥♥♥

Dengan keras kepala Jin Zixuan ingin menguburkan jasat Wei Wuxian dipekuburan leluhur keluarga Jin. Meskipun ditentang oleh Jin Guangyao tetapi sebagai pemimpin sekte, Jin Zixuan tidak akan merepotkan dirinya sendiri untuk mendengarkan pendapat saudara tirinya tersebut. Selain memberikan kehormatan tersebut kepada Wei Wuxian, Jin Zixuan juga memakaikan pakaian selayaknya bangsawan pada Wei Wuxian yang sudah tidak bernyawa.

Jin Zixuan bahkan mengusir Jiang Cheng ketika saudara iparnya tersebut ingin membawa mayat Wei Wuxian ke Yunmeng untuk dimakamkan di sana. Bagaimana pun Wei Wuxian masih lah bagian dari sekte Jiang. Sebagai pemimpin, Jiang Cheng berkeras membawa jasad Wei Wuxian namun kekeraskepalaan Jin Zixuan sungguh diluar perkiraan semua orang. Selain mengusir Jiang Cheng, Jin Zixuan bahkan menantangnya untuk berduel jika Jiang Cheng terus berkeras membawa Wei Wuxian. Tentu saja Jiang Cheng memilih mengalah. Demi kakak dan calon keponakan yang berada di dalam perut kakaknya, Jiang Cheng menahan dirinya sendiri, menahan keinginannya untuk menguburkan Wei Wuxian yang disayanginya dengan tangannya sendiri.

Di bawah naungan yang dikelilingi oleh kolam ikan koi dengan, jenasah Wei Wuxian dibaringkan di dalam sebuah peti mati indah. Peti tersebut berlapis emas dengan ukiran bunga poeny –lambang sekte Jin. Selama tiga hari tiga malam Jin Zixuan selalu duduk dengan wajah sedih di dekat peti mati tersebut. Bagaimana pun juga, Wei Wuxian adalah orang pertama yang ia cintai sepenuh hati, orang yang ingin ia miliki untuk dirinya sendiri seumur hidupnya. Tetapi mungkin keinginannya yang terlalu tamak dan egois itu lah yang membuat tangan takdir merampas Wei Wuxian dari sisinya.

"Kau harus segera menguburkannya!" Jin Zixun berucap. Ia menatap kasihan pada sepupunya. Ia sudah mendengar bahwa Jin Guangyao berusaha membujuk Jin Zixuan untuk menyerahkan jasad Wei Wuxian kepada pihak Yunmeng Jiang namun ditolak dengan keras oleh Jin Zixuan. "Bagaimana pun kau memiliki tanggung jawab baru sebagai seorang ayah. Ada bayi kecil yang harus kau besarkan. Seorang istri yang sedang mengandung anakmu juga."

Jin Zixuan mendengarkan apa yang Zixun katakan namun ia tidak berkomentar apa-apa.

"Ku rasa pihak Gusu belum mendengar kabar soal ini. Jika tidak Hanguang Jun pasti akan datang dan menghajarmu sampai mati."

Benar! Bagaimana pun Wei Wuxian adalah tunangan Lan Wangji, mereka mungkin saja sudah menikah jikalau Sekte Wen tidak berbuat onar. Tetapi jika Sekte Wen tidak berbuat onar, ia tidak akan bisa merasakan bagaimana memiliki Wei Wuxian walau hanya sebentar. Biar lah ia menjadi munafik tetapi Jin Zixuan sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Satu-satunya yang membuatnya marah adalah kelancangan Jiang Cheng!

"Lain kali jika pihak Yunmeng kemari untuk alasan apapun... usir mereka!" ucap Jin Zixuan. Ia tidak akan pernah memaafkan Jiang Cheng seumur hidupnya.

Jin Zixun menatap sepupunya sejenak sebelum berjalan pergi, matanya sempat melirik seorang anak kecil yang datang bersama seorang wanita paruh baya, wanita tersebut menggendong seorang bayi mungil. Dalam hatinya Jin Zixun mengutuk tindakan sepupunya yang sudah berbuat amoral. Menelan kutukan untuk sepupu, Jin Zixun melanjutkan perjalanannya.

Melihat adik dan putranya, Jin Zixuan tersenyum meskipun sorot matanya penuh kesedihan dan duka. Tangannya terjulur untuk mengambil bayi mungil yang sedang bergerak gelisah dalam gendongan pengasuhnya. Matanya sangat jernih dan polos. Meskipun Wei Wuxian yang melahirkan bayi tersebut tetapi bayi bernama Jin Huan –Jin Zixuan adalah ayah kandungnya sehingga ia tentu saja menjadikan putranya dan Wei Wuxian sebagai anak sulungnya− tersebut sama sekali tidak mirip sang ibu

"Kakak, bayi siapa itu? Kenapa dia rewel terus? Sejak pagi dia terus menangis."

"A Yu, dia adalah keponakanmu. Namanya Jin Huan. Dimasa depan tolong jaga dia seperti kau menjaga dirimu sendiri...." Jin Zixuan mengusap kepala anak berusia 8 tahunan yang semenjak tadi mengamati bayi bernama Jin Huan, bayi tampan mirip kakaknya.

Poisson WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang