09

3K 241 3
                                    

♥♥♥

♥♥♥

Tanpa Edit, Miss Ty bertebaran. Lubang Plot dimana-mana. OOC!

♥♥♥

♥♥♥

"Apa yang kau lakukan? Enyah! Berhenti melindungi manusia menjijikkan itu!" Jin Ling meraung marah. Kedua tangannya terkepal ketika menatap pemuda yang hanya beberapa bulan lebih tua darinya tersebut, pemuda yang digadang-gadang sebagai tuan muda nomor satu seangkatannya.

"Paman, kau tidak apa-apa?" meskipun kata kebanyakan orang wajahnya sangat mirip dengan sang ayah namun tempramennya jelas lebih halus daripada ayahnya. Menatap pria muda yang ia panggil paman dengan ekspresi rumit. "Paman?" ia pun sama sekali tidak memedulikan wajah hitam Jin Ling.

"Bagus sekali! Anak haram memang cocok bersama orang gila!" ucap Jin Ling. Ada kebencian dalam setiap kata-katanya.

"Jin Ling!" suara teguran itu terdengar tegas namun mengandung kesedihan dan penyesalan didalamnya.

Jin Ling menegang. Meskipun suara ayahnya terdengar biasa-biasa saja baginya tetapi aura yang dikeluarkan oleh sang ayah bahkan lebih menakutkan daripada pamannya, sang pemimpin sekte Jiang ketika marah.

"Huan, apa yang adikmu katakan... jangan dimasukkan ke dalam hati." Ucap Jin Zixuan. Dari dalam lubuk hatinya ia merasa sangat bersalah kepada putra sulungnya yang sama sekali tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu.

Pemuda serupa Jin Zixuan tersebut diam sejenak sebelum memaksakan sebuah senyuman. "Tentu saja tidak. Semua orang tahu bahwa aku memang anak haram. Kenapa harus memasukkannya ke dalam hati?" Ada kesedihan dalam bola mata berwarna abu-abunya. Dengan sabar membersihkan debu yang menempel pada pakaian pamannya. "Paman, ada baiknya Paman kembali ke desa Mo untuk sementara waktu. Aku akan segera menyelesaikan pelajaranku agar bisa menemani Paman. Bagaimana? Lagi pula aku tidak suka mendengar mereka memfitnah Paman terus menerus. Jika pelajaranku sudah selesai aku akan menemani Paman tinggal di desa Mo."

Pria muda yang tidak lebih tinggi daripada Huan dan Jin Ling tersebut menunduk ketika menatap sang kakak, Jin Zixuan. Meskipun kakaknya tersebut menerima keberadaannya tetapi anggota keluarga yang lain sama sekali menolak kehadirannya, mengucilkannya karena lemah, melecehkannya secara verbal dan menindasnya. Ia bahkan dituduh menggoda dan naik ke atas tempat tidur kakaknya yang lain, Jin Guangyao. Ia bahkan tidak diijinkan mendapatkan nama keluarga sang ayah.

Huan tersenyum pada paman kecilnya. "Aku akan membantu Paman berkemas."

"Xiao Huan, apa kau mau bertemu dengan ibumu?" tanya Mo Xuanyu dengan suara lirih, takut sang kakak dan Jin Ling mendengarnya. Ia membiarkan keponakan kesayangannya membibingnya. Semenjak kecil ia selalu bersama dengan Jin Huan. Sekarang bahkan keponakannya lebih tinggi dan gagah daripada dirinya.

"Bagaimana caranya Paman?" Jin Huan, remaja yang 8 tahun lebih muda dari Mo Xuanyu tersebut balas berbisik, menatap hampa mata sang paman.

Mo Xuanyu diam sejenak. "Asal kau mau, akan ku pikirkan caranya...." ucapnya kemudian.

"Tentu saja aku mau..." jawab Huan. Bagaimana pun ia belum pernah merasakan bagaimana dicintai oleh seorang ibu. Memang sampai usianya 5 tahun ibu Jin Ling ikut membesarkannya dan sangat baik padanya. Tetapi Huan tidak pernah tahan dengan tatapan sedih dan terluka milik kakak perempuan Jiang Cheng tersebut ketika menatap dirinya. Semenjak ia bisa membaca, Huan tahu bahwa keberadaannya sudah menyakiti banyak orang.

Jin Zixuan hanya bisa menatap putra sulungnya dan sang adik yang perlahan berjalan menjauh. Memang keduanya sangat dekat. Jin Huan bahkan lebih percaya pada Mo Xuanyu daripada dirinya ataupun Jin Ling yang merupakan adiknya sendiri.

Jin Ling... entah bagaimana ia merasa cemburu pada kakaknya. Jin Zixuan tahu hal ini tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia selalu merasa bersalah pada Jin Huan dan Jin Ling. Ia mencintai ibu Jin Huan dan menyesal karena tidak bisa menjaganya dengan baik. Ia menyayangi Jin Ling tetapi merasa berdosa kepada ibu putra bungsunya tersebut. Arogansi dan kesombongannya selalu luntur jika berhadapan dengan kedua putranya.

Setiap kali Jin Zixuan memberikan teguran, Jin Ling akan kabur ke Yunmeng. Dan ketika ia kembali ke Lanling kebenciannya pada kakaknya akan terus bertambah. Jin Huan sendiri hanya membiarkan tanpa memberikan pembelaan kepada dirinya sendiri seolah-olah pemuda itu menelan bulat-bulat tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Entah apa yang sudah Jiang Cheng katakan kepada Jin Ling. Entah apa yang dipikirkan oleh Jin Huan.

"A Ling..."

"Apa? Ayah selalu membelanya dan menyalahkanku!" ucap Jin Ling. Meski terdengar ketus namun ada kesedihan dari caranya memandang sang ayah.

"Bukan begitu....

"Ayah tidak pernah mencintaiku dan ibu! Ayah hanya mencintai Huan dan ibunya!" Jin Ling berlari. Ia memang masih kekanakan. Ia iri pada kakaknya.

♥♥♥

Beberapa bulan berlalu semenjak Huan mengantarkan sang paman sampai pintu gerbang Koi Tower, banyak hal yang telah terjadi. Kultivasinya semakin meningkat dan ia benar-benar menjadi tuan muda nomor satu seangkatannya, meninggalkan tuan muda-tuan muda yang lain jauh dibelakangnya. Huan juga bahkan bertemu dengan jenderal hantu legendaris yang diciptakan oleh Yilling Laozou dan kenyataan bahwa orang yang semasa hidupnya dibenci dan dikutuk oleh seluruh dunia adalah ibunya, seorang pria! Mengendap-endap sang jenderal hantu diam-diam selalu mengikutinya ketika ia berburu malam, membantu dan menjaganya.

Seperti malam ini...

Huan sedang melakukan perburuan di dekat desa Mo. Sebenarnya ia diminta ayahnya untuk menjaga Jin Ling tetapi adiknya tersebut sudah kabur ke bawah ketiak pamannya –pemimpin sekte Yunmeng Jiang, Jiang Cheng− sehingga ia tidak lagi diperlukan. Mengingat paman kecilnya berada di desa Mo juga, Huan berencana untuk mengunjunginya sekaligus memberikan beberapa keping uang, bagaimana pun Huan tahu bagaimana tabiat keluarga Mo yang membenci dan selalu meanggap paman kecilnya sebagai benalu di dalam keluarga Mo.

Dalam perjalanan menuju desa Mo, Huan terkejut melihat sosok agung yang sangat dihormati dan termasyur dimana-mana. Hanguang Jun dari Gusu Lan. Huan belum pernah bertemu dengan Lan Wangji sebelumnya, bahkan ketika ia belajar di Gusu selama 3 bulan. Tetapi ia sudah mendengar kehebatan adik Zewu Jun, pemimpin sekte Gusu Lan tersebut. Mau tidak mau Huan mengagumi sosok Hanguang Jun.

"Hanguang Jun...." Huan memberikan penghormatan kepada Lan Wangji yang menatap dirinya dengan mata keemasannya.

"Wei Huan?"

Huan merasa bingung ketika sang Hanguang Jun memanggilnya dengan nama keluarga ibunya. "Anda mengenal saya?"

"Kau... putra Wei Ying."

Bahkan ayahnya tidak pernah mengatakan siapa ibunya. Ia hanya mendengarnya dari sang jenderal hantu, paman Wen Ning yang menceritakan semua kebenaran kepadanya. Bagaimana ibunya berjuang menanggung malu dan dosa karena mengandung anak dari suami kakak perempuannya, bagaimana menderitanya ibunya ketika melahirkan dirinya. Namun Hanguang Jun tanpa keraguan memanggil nama lahir ibunya? Sedekat apa Lan Wangji ini dengan ibunya?

♥♥♥

♥♥♥

♥♥♥

♥♥♥

Thursday, August 29, 2019

7:13:13 PM

NaraYuuki

Poisson WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang