13

7.4K 470 118
                                    

🍂
🍂
🍂

Meskipun Jin Zixuan dan Jiang Cheng mencari keberadaan Wei Wuxian dan Huan sampai di Gusu tetapi meskipun pihak Gusu tidak menutupi keberadaan keduanya mereka tetap mempersilakan kedua memimpin sekte besar tersebut untuk kembali ke rumah masing-masing. Pihak Gusu juga mengatakan jika kedua pemimpin sekte besar tersebut akan disambut dalam diskusi terbuka yang akan diselenggarakan sebentar lagi. Undangan akan datang dengan sendirinya.

Sementara Jin Zixuan dan Jiang Cheng pergi dengan wajah hitam, di dalam jingshi orang yang mereka cari sedang merajuk. Tidak mau membuka pintu bahkan untuk pemilik jingshi yang asli.

Wei Wuxian mengurung dirinya di dalam kamar LanWangji dan enggan keluar meskipun dibujuk oleh sang putra yang dengan setia duduk di depan pintu. Bagaimana pun Wei Wuxian merasakan perasaan bersalah dan berdosa kepada Lan Wangji.

Ketika masih berstatus tunangan Lan Wangji, Wei Wuxian justru membiarkan dirinya dilanggar oleh orang lain hingga menghasilkan seorang putra yang tampan. Ia merasa rendah hati dan tidak pantas menerima kebaikan serta kasih sayang tulus dari sang Hanguang Jun.

"Wei Ying..." Lan Wangji melirik remaja tampan serupa pemimpin sekte Jin tersebut yang putus asa membujuk ibunya untuk keluar. Tidak punya pilihan lain pada akhirnya Lan Wangji memaksa membuka pintu tersebut dan menerobos masuk hanya untuk menerima lemparan bantal oleh Wei Wuxian.

"Ibu! Ibu sungguh tidak sopan pada Hanguang Jun!" ucap Huan.

Wei Wuxian menatap mata kesepian Lan Wangji sebelum dengan tenang duduk di mulut tempat tidur. Menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Bagaimana bisa aku berhadapan denganmu, Lan Zhan? Aku benar-benar sudah kotor. Aku bersalah dan berdosa kepadamu karena tidak bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak pantas. Aku..."

Lan Wangji meraih kedua tangan Wei Wuxian, mengenggamnya erat. "Wei Ying, tidak peduli seberapa rusak dan buruknya dirimu kau tetaplah Wei Ying. Hal itu tidak akan merubah perasaanku padamu."

"Tapi Lan Zhan... lihat! Aku sudah memiliki anak sebesar itu. Bagaimana..."

"Maka Huan akan menjadi anakku juga dan menjadi bagian dari Gusu." Sahut Lan Wangji.

Huan tersenyum. Diam-diam pergi sambil menutup pintu. Membiarkan ibunya dan Hanguang Jun mengurus urusan mereka sendiri. Setidaknya ia bisa sedikit tenang. Di sini ayahnya tidak akan bisa macam-macam. Jika pada akhirnya Hanguang Jun akan meminang ibunya, Huan tidak akan keberatan. Baginya asal ibunya bahagia ia pun akan bahagia.

♥♥♥

Huan diberi pakaian khas Gusu dan mengikuti pelajaran di Gusu, mengabaikan gosip tentang dirinya, ayahnya dan sekte Jin. Seperti yang diharapkan pada tuan muda nomor satu, Huan dengan mudah mengikuti pelajaran teori di Gusu. Perburuan malam yang diikutinya pun selalu berjalan lancar tanpa hambatan. Ia bisa memecahkan masalah dengan tenang dan efisien.

Tidak seperti sang ibu yang dulu sering melanggar peraturan Gusu, Huan ibarat cerminan Lan Wangji yang disiplin dan taat terhadap seluruh pahatan peraturan Gusu. Ia sering menghabiskan waktu di perpustakaan atau bermain dengan para kelinci milik Lan Wangji. Kadang-kadang ia akan turun ke kota menemani sang Hanguang Jun mengurus permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh para murid Gusu. Dan setiap kali ia keluar ia akan mengenakan seragam Gusu lengkap dengan pita dahi sekte Lan. Huan juga menghindari pertemuan dengan anggota Lanling Jin maupun Yunmeng Jiang.

Sementara Huan tinggal dan belajar di Gusu, ia juga belajar tentang obat-obatan. Ia ingin menyembuhkan luka fisik dan batin yang diderita ibunya. Sepertinya sang ibu masih memiliki ketakutan dan trauma karena kehidupan pertamanya. Huan tidak tahu apa yang menyebabkan ibunya masih menolak Hanguang Jun tetapi ia menduga semua itu karena sikap ayahnya kepada sang ibu.

Tiap kali pulang dari kota, Huan akan membawa oleh-oleh untuk sang ibu. Entah berupa makanan khas setempat, buah-buahan atau barang lain. Bagaimana pun Huan masih memiliki darah seorang Jin sehingga uang bukanlah masalah untuknya.

"Ibu... aku tidak keberatan jika ibu ingin menikah dengan Hanguang Jun." Ucap Huan yang sedang menggendong kelinci hitam peliharaan Lan Wangji.

Wei Wuxian yang sedang sibuk memakan buah loquat tersedak. Matanya menatap sang putra kaget dan kesal. "Jangan bicara sembarangan!"

"Aku tidak..." Huan tersenyum. "Aku tahu cara Hanguang Jun memandang ibu adalah tatapan penuh kerinduan dan kasih sayang. Kenapa ibu tidak menerimanya? Bukankah ibu juga menyayanginya?"

"Hush! Kau masih terlalu muda untuk bicara soal kasih sayang." Dengan gemas Wei Wuxian mencubit pipi putranya.

"Aku tahu dengan baik apa itu kasih sayang karena aku benar-benar tidak memilikinya, Bu. Setidaknya sampai paman kecil mengajariku tentang kasih sayang."

Mendengar ucapan putranya membuat Wei Wuxian bersalah.

"Bu, masa lalu adalah masa lalu. Ibu tidak bersalah sama sekali. Jika Ibu mau mencoba membuka hati Ibu untuk Hanguang Jun, ku rasa aku tidak keberatan menjadi bagian sekte Lan." Huan tersenyum lebar ketika menoleh dan mendapati Lan Wangji berdiri diam di dekat keduanya. "Bu, aku akan pergi istirahat sebelum ikut perburuan malam. Silakan Ibu bicara dengan Hanguang Jun." Setelah melepaskan kelinci dalam pelukannya Huan berlari pergi meninggalkan sang ibu dan calon ayah masa depannya untuk bicara. Huan tidak mau tahu urusan orang dewasa, ia hanya berharap pada kebahagiaan ibunya.

♥♥♥

♥♥♥

♥♥♥

♥♥♥

Friday, December 13, 2019

4:38:50 AM

NaraYuuki

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Poisson WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang