Tanpa Edit. Miss Ty meraja lela.
♥♥♥
♥♥♥
♥♥♥
Matahari sudah lama turun dari singgasananya. Usai makan malam para tuan muda dan murid utama sekte-sekte besar yang berada di Lanling berkumpul di aula latihan. Para tetua dan guru besar memberikan pengarahan dan nasihat kepada para murid sebelum perburuan malam dimulai. Para murid yang sudah dibagi harus bergerak bersama kelompoknya dan saling membantu jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan atau halangan selama perburuan malam diselenggarakan.
Jin Zixuan hanya melirik dingin Jiang Cheng dan Wei Wuxian yang berdiri beberapa kaki darinya seolah-olah keduanya menjaga jarak darinya.
"Jiang Cheng, kau sudah mendapatkan peta lokasi perburuan malam kita?" tanya Wei Wuxian.
"Hm..." sahut Jiang Cheng. "Lagi pula kita satu kelompok dengan tuan muda Jin. Dia pasti hapal seluk beluk wilayah Lanling." Ucapnya sambil menatap Jin Zixuan.
Wei Wuxian tersenyum dan menoleh ketika mendapati Lan Wangji berjalan dengan anggun dan wibawa ke arahnya. "Lan Zhan...." wajah Wei Wuxian berbinar dalam kegembiraan.
"Wei Ying, jangan membuat masalah!" pesan Lan Wangji sambil mengusap kepala Wei Wuxian lembut. Tuan muda ke-2 keluarga Lan tersebut membiarkan kekasihnya memeluk tubuhnya erat. Matanya melirik dingin Jin Zixuan. Lan Wangji jelas tahu seperti apa hubungan kekasihnya dengan Jin Zixuan.
"Sayang sekali kita tidak berada dalam kelompok yang sama, Lan Zhan...." gerutu Wei Wuxian.
Suara terompet sahut-sahutan terdengar pertanda kegiatan perburuan malam di mulai. Dengan enggan Wei Wuxian melepaskan pelukannya terhadap Lan Wangji, membiarkan pemuda seindah giok itu kembali pada kelompoknya sendiri.
Semua adegan manis namun memuakkan itu terekam jelas oleh mata dan telinga Jin Zixuan, membuatnya muak dan jengkel. Ada perasaan tidak senang ketika melihat Wei Wuxian bersikap manja pada Lan Wangji meskipun ia –Jin Zixuan− juga mendengar gosip mengenai hubungan keduanya –Lan Wangji dan Wei Wuxian.
Menahan amarah yang tiba-tiba membakar hati dan pikirannya, Jin Zixuan melangkah meninuju pintu keluar aula latihan. "Kalau kalian ingin tertinggal, tetaplah membatu di sana!" ketusnya.
Wei Wuxian hendak menyergap dan menendang Jin Zixuan namun dihalangi oleh Jiang Cheng yang dengan sigap menahan lengan Wei Wuxian.
"Jangan sembrono! Bagaimanapun juga tuan muda Jin adalah tunangan kakak." Jiang Cheng mengingatkan. "Bersabarlah!"
♥♥♥
Ketiganya berjalan dalam diam dipimpin oleh Jin Zixuan. Setiap kelompok mendapatkan rute yang berbeda sehingga mereka bertiga belum bertemu atau berpapasan dengan kelompok lain. Suasana di wilayah hutan bawah Lanling begitu sunyi dan senyap. Sunyi yang terlalu ganjil tanpa suara binatang malam satu pun.
"Terlalu sunyi...." gumam Wei Wuxian.
"Tetap waspada!" Jiang Cheng mengingatkan.
Jin Zixuan menarik Suihua dari sarungnya dan menebas mayat hidup yang melompat dan hendak menggigitnya. Tindakan tersebut membuat Jiang Cheng dan Wei waspada.
Suasana hening sejenak. Hanya deru angin yang merayu pucuk-pucuk dahan pepohonan yang bergemerisik sebelum tiba-tiba sekumpulan mayat menyerbu ketiganya. Jiang Cheng segera menarik Sandu sementara Wei Wuxian beberapa kali melesatkan anak panah untuk melumpuhkan para mayat hidup tersebut.
Kilau Suihua, Sandu dan mata anak panah yang Wei Wuxian lesatkan berkilau di bawah cahaya redup rembulan. Mereka kepayahan. Mayat-mayat hidup yang menyerang mereka bukan mayat hidup biasa. Beberapa diantaranya merupakan mayat ganas yang sulit dilumpuhkan.