♥♥♥
♥♥♥
WARNING! RAPE. MATURE. M-Preg
Penceritaan Ngebut, Lubang Plot dimana-mana, Miss Ty merajalela
♥♥♥
♥♥♥
Jin Zixuan menundukkan kepalanya dalam meskipun tidak ada penyesalan didalam matanya. Di hadapannya Jiang Yanli menatapnya dengan mata merah, berkaca-kaca. Tubuh gadis cantik itu bergetar dan tegang. Dengan suara serak dan terbata ia bertanya, "Tu... Tuan Muda Jin... bi... bisakah anda katakan sekali lagi?"
Tanpa keraguaan Jin Zixuan mengangkat kepalanya. Matanya angkuh penuh percaya diri ketika menatap gadis yang sudah dijodohkan dengannya semenjak kecil tersebut tanpa rasa bersalah sama sekali. Ia berujar, "Aku sudah memerkosa seseorang dan ingin bertanggung jawab kepadanya."
Jiang Yanli menutup matanya erat-erat namun begitu air mata tetap membasahi wajah cantiknya. Sebulan lagi mereka akan menikah tetapi calon suaminya datang membawa kabar mengerikan untuknya.
"Aku tidak keberatan jika Nona Jiang ingin membatalkan pernikahan kita." ucap Jin Zixuan tenang. "Justru itu yang aku harapkan." batinnya.
"Siapa orangnya? Siapa orang yang sudah mendapatkan perhatian dari Tuan Muda Jin?"
"Nona Jiang tidak mengenalnya." Jawab Jin Zixuan. Tidak mungkin ia mengatakan pada Jiang Yanli bahwa orang yang dia maksud adalah adik kesayangan Yanli sendiri, Wei Wuxian. Bukankah mengatakan kebenarannya sama artinya ia menyuapkan racun kepada Jiang Yanli?
Jiang Yanli menelan ludah susah payah. "Ijinkan aku memikirkannya Tuan Muda Jin. Ini terlalu mendadak. Pesta pernikahan sudah didepan mata, undangan pun sudah disebar. Aku tidak bisa gegabah." Ucapnya. "Banyak hal yang dipertaruhkan." Nama baik dan kehormatan kedua sekte akan tercoreng jika berita ini tersebar ke luar.
♥♥♥
Dengan kaku Wen Ning meletakkan tumpukan selimut kumal di samping Wei Wuxuan yang terlelap. Mata tanpa pupilnya menatap sosok kecil yang bergerak gelisah di samping Wei Wuxian. Wen Ning ingin mengambil dan menggendong sosok kecil tersebut tetapi ia hanya seorang mayat hidup yang kaku. Wen Ning hanya bisa menumpuk selimut lebih tebal lagi di sekitar sosok mungil tersebut.
Entah berapa lama mereka bersembunyi di Qisan.
Perlahan kelopak mata Wei Wuxian terbuka. Matanya lelah, wajahnya kuyu dan pucat. Bibirnya bergetar ketika merasakan gerakan halus dari sampingnya. "Berapa lama aku pingsan?" tanyanya dengan suara berbisik serak.
"Semalaman, Tuan Muda. Syukurlah A Huan anak yang pintar. Ia tahu kalau Tuan Muda sedang lelah."
Mata Wei Wuxian nanar, air mata perlahan turun membasahi wajah pucatnya. Di dekap dan di peluknya sosok mungil itu dengan erat dan lembut. Ia terisak sejenak. Sudah 1 bulan ia melahirkan Wei Huan. Bayi laki-laki yang tampan dan sehat dengan tanda lahir berwarna merah kehitaman pada keningnya, diantara kedua alisnya.
"Tuan muda ingin makan? Aku mendapatkan buah-buahan dari hutan."
Keadaan Wei Wuxian sangat menghawatirkan pasca melahirkan A Huan. Selama ini Wen Ning lah yang bertanggung jawab mencarikannya makanan.
"Bagaimana kabar di luar sana?""Banyak kultivator yang akan melakukan perburuan malam di Qisan. Dalam beberapa hari mereka akan sampai di sini."
Wei Wuxian berpikir sejenak. "Kalau begitu kita harus bergegas meninggalkan tempat ini."
"Bagaimana keadaan anda? Kemana kita akan pergi?"
"Pulang ke Yilling." Meskipun di sana penuh dengan energi kebencian dan tanah yang tercemar oleh mayat yang menumpuk selama puluhan tahun tetapi hanya ke sana lah satu-satunya harapan bagi Wei Wuxian. Setelah kondisinya pulih ia akan memikirkan dimana tempat terbaik baginya, Wen Ning dan putranya tinggal.
