12

3.8K 359 22
                                    

♥♥♥

♥♥♥

WARNING! PLOT PASARAN, MISS TY BERTEBARAN, TANPA EDIT.

♥♥♥

♥♥♥

Huan tahu bahwa tubuh paman kecilnya sangat lemah, karena itu ia memaksa ibunya untuk beristirahat. Terlebih lagi wajah milik paman kecilnya nampak begitu pucat. Huan mengeluarkan beberapa buah-buahan yang ia bawa dan diberikan kepada sang ibu. Setalah makan beberapa gigit ibunya tertidur dengan napas berat. Ia mengamati tubuh paman kecilnya yang kini menjadi milik ibunya.

Tubuh yang lebih pendek darinya itu memiliki memar pada beberapa bagian, Huan baru menyadarinya sekarang. Noda biru pada permukaan kulit pucat tersebut membuat Huan marah. Siapa yang tega menyiksa dan menganiaya paman kecilnya? Padahal paman kecilnya adalah orang yang baik. Ia bersimpati dan sedih untuk paman kecilnya. Dimanapun paman kecilnya berada sekarang Huan berharap ia akan baik-baik saja.

Sebelumnya, sang ibu membuat beberapa pengaturan dengan segel rumit yang belum pernah Huan lihat dan pelajari. Segel tersebut dibuat untuk mengecoh para pengejar mereka –seandainya ada. Huan menghela napas, duduk bersandar pada batang pohon dan memejamkan matanya sejenak. Ia kini tidak bisa lagi pulang ke Lanling karena ia harus melindungi Ibunya. Ia akan berusaha hidup dalam pelarian asalkan ibunya aman tanpa gangguan.

Gangguan dari ayahnya, Hanguang Jun bahkan Paman Jiang Cheng yang tidak pernah ia panggil paman.

Huan tidak peduli jika dikemudian hari ibunya akan memiliki pasangan entah laki-laki atau perempuan. Asal ibunya bahagia. Ibu... yang sebelumnya tidak pernah ia miliki.

♥♥♥

Menjelang sore, Huan berjalan di tengah hutan bersama sang ibu tanpa tujuan. Ia benar-benar tidak tahu harus pergi kemana. Tidak mungkin ke Lanling, Gusu ataupun Yunmeng. Ia mungkin bisa pergi ke Qisan atau Qinghe atau bahkan Yilling. Tetapi...

"Bu..."

Wajah pucat paman kecilnya tersenyum ceria, matanya berbinar dalam kejenakaan dan kecantikan. "Bingung kemana tujuan kita?"

Tanpa ragu Huan mengangguk.

Wei Wuxian dalam tubuh Mo Xuanyu tersebut mengulurkan tangan kanannya untuk menepuk lembut kepala putra yang dilahirkannya. Betapa waktu cepat sekali berlalu. "Yang lebih penting, saat ini kita sedang diikuti. Kenapa kau diam saja?"

Huan tidak bisa tersenyum, "Karena yang mengikuti kita adalah Hanguang Jun." Ia berhenti melangkah. "Hanguang Jun...." Huan menghormati Lan Wangji dan mengidolakan sang Hanguang Jun karena tanpa cela dan selalu tenang. Seandainya ia tidak lahir mungkin ibunya dan Hanguang Jun sudah menikah dan berbahagia.

Lan Wangji berkedip menatap pemuda serupa Jin Zixuan tersebut. Bagaimanapun hatinya tetap berdenyut sakit jika mengingat penyebab kematian Wei Wuxian dimasa lalu. Ia menyesal karena ketidakmampuannya melindungi kekasihnya menyebabkan petaka untuk dirinya dan Wei Wuxian sendiri.

"Wei Ying..."

Suaranya sangat tenang dan merdu, seindah petikan guqin. Hanya sebuah nama yang ia ucapkan tetapi siapapun yang mendengar suara sang Hanguang Jun, mereka akan tahu dan memahami bahwa ada kerinduan yang coba disampaikan si pemilik suara.

Wei Wuxian dalam tubuh Mo Xuanyu berdiri menyamping agak di belakang tubuh Huan. Ia menatap Lan Wangji penuh kerinduan tetapi tidak berani mendekati sang Hanguang Jun. Setelah apa yang terjadi padanya dikehidupannya yang lalu, We Wuxian merasa dirinya tidak pantas untuk sekedar berdiri di hadapan Lan Wangji. Wei Wuxian gagal melindungi harga diri dan kehormatannya, membiarkan pria lain menikmati tubuhnya bahkan melahirkan anak pria tersebut. Bagaimana ia harus meletakkan wajahnya di hadapan Lan Wangji?

"Wei Ying... pulang ke Gusu bersamaku!" itu adalah permintaan yang disampaikan dengan suara lembut penuh penekanan seolah-olah Lan Wangji enggan menerima penolakan dari Wei Wuxian.

Mo Xuanyu memiliki wajah cantik yang menawan serta mata yang berbinar indah jika tersenyum, namun di hadapan sang Hanguang Jun, Wajah cantik yang kini menjadi milik Wei Wuxian justru menampakkan raut murung.

"Wei Ying...." Lan Wangji sedikit kecewa mendapat penolakan, ia sudah menunggu lama untuk bisa bertukar sapa dengan kekasih hatinya. Namun inilah yang didapatnya. Penolakan!

Wei Wuxian memeluk erat lengan kiri Huan, kepalanya sedikit tertunduk. "Bagaimana bisa aku kembali bersamamu? Aku sudah kotor! Aku tidak bisa menjaga kehormatanku. Bagaimana aku..." Wei Wuxian pun terkejut ketika air mata turun membasahi wajahnya. Tubuh Mo Xuanyu ini benar-benar sensitif.

"Wei Ying... bukan salahmu..." Lan Wangji mencoba menghibur. Sementara Huan hanya diam menyaksikan interaksi antara ibunya dan Lan Wangji.

"Lan Zhan... kau... kau berhak mendapatkan yang lebih baik dariku." Ucap Wei Wuxian. "Aku sudah kotor! Bagaimana aku yang hina ini bisa bersama Hanguang Jun?" tubuhnya bergetar.

"Ibu..." Huan sedikit mencemaskan ibunya. Bagaimana pun tubuh paman kecilnya benar-benar kurang cocok untuk bepergian jarak jauh tanpa kendaraan. Dan benar saja, tubuh ibunya tiba-tiba lemas dan pingsan.

"Wei Ying...."

"Ibuku... tubuh paman kecil yang kini menjadi milik ibu memang sedikit lemah dan sering sakit. Apalagi sepertinya telah terjadi sesuatu pada paman kecil sebelumnya. Tubuhnya penuh lebam dan memar." Ucap Huan yang menopang tubuh sang ibu.

Lan Wangji tidak banyak bicara. Ia menghampiri pemuda tersebut dan mengambil alih tubuh yang sedang pingsan. Membopongnya, memeluknya erat seolah enggan melepaskannya lagi.

"Hanguang Jun...?" Huan menatap Lan Wangji yang berjalan bersama tubuh paman kecilnya.

"Gusu... Wei Ying harus diobati. Segera!"

Huan mengikuti sang Hanguang Jun dalam diam. Ia agak bingung dan sungkan. Bagaimanapun Hanguang Jun berbeda dari ayahnya. Ia bahkan jarang berinteraksi dengan ayahnya sendiri bagaimana ia harus berinteraksi dengan Hanguang Jun ini? Tanpa banyak bicara Huan terus berjalan mengikuti Hanguang Jun menuju jalan utama yang membelah hutan.

"Kau bisa naik pedang terbang, kan?"

Huan mengangguk namun menyadari Lan Wangji tidak bisa melihatnya ia menyahut, "Bisa." Dengan cepat.

"Mari naik pedang terbang menuju Gusu!"

Lagi-lagi Huan mengangguk. Suibian menjadi miliknya, ibunya pun sepertinya tidak peduli lagi pada Suibian sehingga pedang tersebut pada akhirnya mengakui Huan sebagai pemiliknya yang lain.

"Hanguang Jun... untuk sementara, tolong sembunyikan ibuku dari ayahku."

"Hm..."

Huan benar-benar harus membiasakan dirinya untuk berinteraksi dengan Hanguang Jun yang irit bicara dan dingin ini.

♥♥♥

TBC

♥♥♥

Monday, December 02, 2019

7:23:37 PM

NaraYuuki

Poisson WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang