.
.
.
.
.
.
.
Di suatu benua, di hunilah sekelompok makhluk berwujud manusia biasa namun, mereka memiliki kelebihan yang bahkan sulit untuk kita cerna melalui akal sehat.
Tak banyak bangunan, karena hampir seluruh daratan benua itu hanya terdampar ratusan pohon pohon yang tumbuh menjulang begitu tinggi seakan akan dapat menggapai langit.
Tapi, diantara beberapa bangunan itu, terdapat sebuah bangunan yang dimana dialah bangunan terbesar sekaligus termewah bahkan mengah, berdiri kokoh di atas sebuah bukit sebagai simbol adanya sebuah hunian di kawasan tersebut.
Bangunan berbentuk kastil itu tampak begitu indah, sekaligus mengerikan jika kita tak bisa menelitinya lebih lanjut.
Kastil itu di jaga begitu ketat di setiap sudut ruangan bahkan bangunan, baik dari dalam maupun dari luar.
Para penjaga dengan pakaian khas ala prajurit, selalu berpatroli setiap saat memastikan keadaan selalu aman terkendali.Mereka terus berjalan dengan senjata berupa tombak tak lupa dengan perisai di setiap tangannya. Mata tak pernah lepas dari setiap pergerakan yang timbul di sekitar mereka.
Jauh dari mereka sekelompok masa tengah melakukan aktivitas setiap akan pergantian musim.
Berburu.
Mereka akan menangkap hewan apa saja yang bisa mereka tangkap untuk acara pemujaan, itulah tradisi mereka." Kau melihat sesuatu? "
Tanya seorang pria dengan baju khas berburu, tapi tak lepas dari simbol bahwa ia adalah seseorang paling terpandang di benua tersebut, dengan jubah besar sekaligus mahkota besar bertengger di atas kepalanya, menandakan dengan jelas dialah sang Raja." Saya melihat ada pergerakan di balik semak sana, tuanku- "
Sosok lain, yang tak lain adalah tangan kanannya menunjuk ke arah tenggara yang terlihat semak semak tak begitu tinggi.Sang raja mengikuti arah pandangan tangan kanannya, lantas mengangguk.
" Aku akan melihatnya- "
" Tapi, apa- "
" Tak apa, aku bisa melakukannya sendiri, kau cukup awasi yang lain dari sini. Kita tak punya banyak waktu- "
Ujar sang raja memotong ucapan tangan kanannya, seraya menengadahkan kepalanya menatap pantulan sang surya yang tampak sudah begitu condong ke barat, menandakan hari sudah sore.
Sang raja mulai bergerak, tak lupa ia membawa sebuah busur di tangannya dan juga belati perak di saku jubahnya.
Berjalan dengan pelan agar sebisa mungkin tak akan menimbulkan bunyi yang akan mengusik mangsanya.
Sang raja membuka dengan perlahan semak semak itu, matanya berkilat saat melihat seekor kelinci liar dengan tubuh cukup besar tengah terdiam di bawah pohon pinus, tanpa sadar ia menjilat sendiri bibirnya yang terasa kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
COBURA
FantasyKisah bagaimana sang awan gelap yang tengah berusaha untuk menelan apa saja yang akan menimbulkan hujan deras di setiap tindakannya. Sang awan gelap, yang begitu terobsesi dengan adanya hujan. Baginya itu adalah hal terindah dalam hidupnya demi pemb...