.
.
.
.
.
.
Semenjak hari dimana taehyung menyatakan isi hatinya secara gamblang pada jungkook, semenjak itu pula hubungan sedikit merenggang.
Jungkook seakan memberi jarak dirinya pada taehyung. Bukan apa. Hanya saja ada sesuatu yang sedang di rencanakan oleh pemuda jeon itu saat ini.
Taehyung yang di perlakukan seperti itu tentu saja bingung sekaligus sedih. Apa dia di tolak? Apa jungkook tak menyukainya? Apa jungkook merasa risih padanya sekarang? Entahlah. Yang pasti, taehyung murung sekarang.
Ia ingin cerita pada ibunya, tapi tampaknya ibunya itu sedang sibuk.
Ingin bercerita dengan jimin, taehyung urungkan karena melihat raut wajah saudaranya itu tampak mendung. Sepertinya ia juga sedang dalam masalah, dan taehyung tak ingin mengusiknya dan menambahkan beban.
Taehyung diam saja.Pada saat makan malam, semuanya hening. Posisi taehyung berhadapan dengan jungkook, membuatnya sesekali akan melirik pemuda itu yang tampaknya begitu fokus akan hidangan itu tampa memperdulikan orang orang di sekitarnya.
Itu terus berlanjut hingga mereka semua menyelesaikan acara makan malam.Jungkook langsung beranjak pergi setelah meminta izin pada namjoon karena ia masih ada yang harus di kerjakan segera.
Taehyung melihat hal itu semakin sedih, rasanya semakin jelas bahwa pemuda jeon itu sedang menghindarinya.Suho dan yugyeom juga melihat hal itu, tapi mereka memilih cuek dan bahkan berdecak sinis.
Taehyung melirik jimin di samping nya, biasanya saudaranya satu itu akan berisik setelah makan, tapi tetap saja dari tadi pagi pria manis itu tampak murung.
Taehyung ingin bertanya rasanya." Jim.. "
Panggilnya, tapi jimin hanya meliriknya dan berdehem malas." Kau ada masalah? "
Jimin menggeleng,
" Tapi, sedari tadi ku perhatikan kau tampak murung?? "
Sekali lagi jimin menggeleng,
" Tidak ada tae, sungguh. Aku hanya terlalu lelah sepertinya.. Jangan khawatir. "Taehyung tak percaya, tapi ia tetap akan mengangguk saja.
" Baiklah, tapi jika ada terjadi sesuatu cerita saja padaku. Aku akan setia mendengarkanmu. Aku keluar, kau istirahatlah... "Jimin menatap sendu punggung taehyung yang perlahan menghilang dari balik pintu kamarnya yang kembali tertutup rapat.
" Aku tak bisa menceritakannya sekarang..., atau mungkin tidak akan. Kau akan tau setelah ini, karena kau juga akan mengalaminya seperti diriku.... "
.
.
.
.
Taehyung melangkah menuju taman samping kastil, taman yang akan berhadapan langsung dengan pemandangan desa di bawah sana yang tampak kerlap kerlip lampu kecil atau kunang kunang di tengah malam?
Taehyung berhenti mendadak saat matanya tak sengaja melihat siluet seseorang yang amat ia kenal, seseorang yang sudah beberapa hari ini menghindarinya itu tengah berdiri tegap di tepi pagar pembatas jurang.
Taehyung menarik nafas sebelum menghembuskannya secara perlahan dan mulai melangkah mendekat.
Di sisi lain, jungkook, pemuda itu menyadari seseorang tengah memperhatikannya bahkan sekarang mulai mendekatinya. Tapi jungkook tetap diam, membiarkan sosok itu mendekatinya." Malam ini begitu indah bukan.?? "
Ujar taehyung yang ikut menatap langit malam yang kini berhiaskan bintang menemani bulan untuk menerangi bumi.Jungkook hanya menggumam tak jelas, hal itu membuat taehyung kembali menghela nafas, detak jantungnya semakin berpacu dengan cepat, ia ingin bersuara tapi rasanya sangat sulit baginya karena gugup yang mendera saat ini.
" Jung.... A-aku minta ma- maaf... A- aku tak bermaksud demikian. Hanya saja a- aku jujur, kalau aku mencintaimu... Ma- maaf, jika itu membuatmu terganggu,
ma- maaf.. "Jungkook masih diam tak bereaksi sama sekali, hal itu membuat taehyung semakin gundah di buatnya.
Apa dia salah berucap? Apa jungkook masih marah padanya." A- aku akan pergi.. Untuk kata kata ku kemarin tak usah kau pikirkan.. Lupakan saja.. "
Suara taehyung sudah mulai bergetar, ia sudah tak kuat lagi, ia hendak melangkah, berbalik meninggalkan jungkook. Tapi di saat itu pula suara jungkook terdengar datar," Apa aku sudah mengizinkan mu pergi? "
Taehyung menggigit bibir bawahnya, tak berani berbalik menatap jungkook, ia memilih berdiam di tempat dengan kepala menunduk, tangan terkepal erat di kedua sisinya.
Jungkook sadar itu, maka dari itu ia melangkah hingga berdiri tepat di hadapan pemuda manis berstatus pangeran mahkota itu.
Memegang tangannya dan membuka kepalan itu, meniupnya pelan." Jangan berbuat seperti itu, kau bisa melukai dirimu sendiri, dan berhenti menggigit bibirmu, atau itu akan berdarah "
Refleks taehyung langsung melepaskan gigitan bibirnya, tapi masih enggan menatap jungkook, ia tetap menunduk.
Sekarang gantian jungkook yang menghela nafas, tangannya terangkat, menyentuh dagu taehyung dan membawanya untuk mendongak, saling menatap satu sama lain.
" Kau tak perlu minta maaf padaku, kau tak salah.. Lagipula aku sama sekali tak marah atas pengakuanmu tempo hari.. "
Taehyung langsung membalas tatapan jungkook ragu.
" T- tapi.., bukankah kau selalu menghindariku..? Itu berarti- "" Aku tidak marah padamu. Jujur, waktu itu hanya masih syok dengan pengakuanmu yang tiba tiba, maka dari itu aku menghindarimu karena aku merasa tak pantas untukmu.. "
" Tak pantas?? T- tapi kenapa? Aku ada buat kesalahan padamu.. A- atau apa? Tak pantas karena apa jungkook?? "
Lagi lagi jungkook menghela nafas,
" Kau sama sekali tak membuat kesalahan tae, tapi akulah yang membuat kesalahan padamu disini. Aku yang tak pantas untukmu. Aku cacat tae, aku cacat. "
" Omong kosong macam apa itu? Cacat apa maksudmu? Kau sempurna- "
" Tidak tae, aku tidak sempurna seperti apa yang kau lihat, aku cacat. Aku tidak normal, aku- . Pokoknya aku cacat, tidak mungkin rasanya aku bisa bersanding denganmu yang sempurna ini, lagi pula kasta kita berbeda, kau pangeran sedangkan aku- "
" Stop jungkook, stop. Itu tidak benar. Kau tidak cacat, kau sempurna. Apa karena kau kehilangan sayapmu, maka kau mengatakan dirimu cacat? Yang benar saja. Jungkook, dengankan aku.
Kau akan tetap sempurna di mataku, walau tanpa sayap sekalipun. Itu tidak penting, bagiku kau selalu ada di sisiku itu lebih baik, melindungiku dan menerimaku apa adanya. Aku tak menuntutmu macam macam jungkook, hanya itu.
Dan aku juga tak peduli kasta kita berbeda, aku rela jika harus melepaskan tahta, aku sama sekali tak menginginkannya. Yang ku inginkan hanya kau, bukan yang lain. "Taehyung terus meracau, menggenggam tangan jungkook dengan erat, meremasnya pelan melihat raut wajah pria tampan itu masih saja tampak terdiam, entah apa yang di pikirkannya.
" Sekalipun aku berubah menjadi ular, musuh bangsamu? "
Taehyung mengangguk cepat tanpa berpikir dua kali.
" Ya. Sekalipun kau berubah menjadi ular, bangsa musuhku sekalipun, aku tidak akan peduli, aku akan tetap mencintaimu! "TBC..........
KAMU SEDANG MEMBACA
COBURA
FantasyKisah bagaimana sang awan gelap yang tengah berusaha untuk menelan apa saja yang akan menimbulkan hujan deras di setiap tindakannya. Sang awan gelap, yang begitu terobsesi dengan adanya hujan. Baginya itu adalah hal terindah dalam hidupnya demi pemb...