Pada halaman-halaman yang tak berkesudahan. Aku ingin menceritakan ia lagi. Sungguh, bilik rindu ini menyudutkanku. Aku benar-benar menunggu ia kembali lagi. Memelukku dalam dekap hangatnya. Namun, itu ilusi semataku.
;Aku hanya tersenyum samar, menatap rangkaian poto. Di sana, ada kita. Kamu yang memelukku dari belakang dan tersenyum manis lalu bertumpu di pundakku. Pada saat itu, sangat menyenangkan. Aku merindukan itu, lagi.
;Ah, ini menyebalkan. Aku takut merindukanmu sebanyak ini. Sedangkan kamu, sedang bersama wanita lain sekarang. Saling menyapa dengan kasih. Menyebalkan, menyebalkan, aku tidak bisa berhenti melupakanmu.