5. Genjutsu

6.8K 643 51
                                    

Pagi hari cuaca negeri Konoha sangat cerah. Para penduduk bersuka ria melakukan segala aktivitas. Ninja-ninja muda berangkat melaksanakan misi-misi baru, senior mereka menunggu tugas dari sang Hokage.

Para nakama berangkat dari tempat masing-masing menuju gedung Hokage karena ada panggilan darurat  tadi pagi-pagi sekali. Di sebuah jalan setapak, tampak dua konoichi yang biasanya saling berdebat, bersaing, tetapi sejatinya mereka sahabat kental dari kecil.

"Hei, Jidat! Benarkah kau tak ingin menceritakan padaku hal yang membuatmu menyengir sepanjang jalan?" tanya gadis cantik bermata hijau pirus serta memiliki tubuh proporsional. Ia terus mendesak sang sahabat untuk menceritakan penyebab kebahagiaannya di pagi hari yang tampak tak seperti biasanya.

"Nanti kau akan tahu sendiri, Pig! Hihihi ... tapi sebenarnya aku ingin memberitahumu, aku ingin berteriak! Aku ingin mengumumkan ke seluruh pelosok negeri tentang rasa bahagiaku ini, hihihi ...." Mereka berhenti karena gadis tinggi semampai yang memiliki mata besar ceria berwarna hijau serta rambut merah muda pendek itu tak bisa menahan euforia sehingga ia terloncat saking bahagianya.

"Sakura! Jangan membuatku penasaran. Bukankah kita ini teman?" rajuk Ino semakin mendesak sahabatnya untuk menceritakan alasan yang membuat bahagia itu.

"Berjanjilah kau tak akan pingsan setelah mengetahuinya, Pig. Karena ini ada sangkut pautnya denganmu."

"Apa maksudmu?" Ino mengernyitkan dahi serta memiringkan kepala menatap sahabatnya lebih lekat.

"Aku ... hihihi ... aku tak tahan untuk menyembunyikan rasa bahagia ini. Hihihi ...." Sakura menutupi mulut, wajahnya berubah merah menahan malu. "Sasuke ... ups. Hari ini kami tunangan. Hihihi ...."

"Apa?!" Ino terkejut hingga terlonjak. "Kau ... kau ... hahaha ... sungguh, kau terlalu berkhayal, Jidat!"

"Terserah apa katamu, lihat saja sore ini di aula gedung Hokage. Hahaha ...." Sakura tertawa bahagia. Gadis itu melihat rekan se-tim sedang berjalan berbelok di depannya. "Naruto! Sai! Tunggu!"

Jika memang yang dikatakannya itu benar, sungguh sangat menyebalkan sekali, batin Ino. Gadis itu diam di tempat terlihat sedih akibat pengaruh perkataan Sakura.

"Ino! Lekaslah! Kenapa malah diam saja di situ?" teriak Sakura yang diacuhkan oleh sahabatnya.

"Hei, apa yang sedang kaupikirkan?" Sai--salah satu anggota tim tujuh atau bisa dikatakan cadangan--menghampiri gadis yang sedang meratapi nasib tersebut. "Ayo lekaslah, Hokage-sama sedang menunggu kita."

"Eh ... i-iya." Konoichi anggota dari tim sepuluh itu pun segera mengikutinya sementara Sakura dan Naruto sudah tak tampak lagi dari pandangan.

***

"Sakura!" Naruto sengaja intens memanggil gadis itu dan Sakura menoleh seraya tersenyum lebar dengan mata memancarkan kebahagiaan. "Kau sangat bahagia, bukan? Aku janji akan selalu membuatmu bahagia. Jika dia membuatmu bersedih, aku bersumpah dengan tangan ini akan menghajarnya bahkan kalau perlu membuatnya cacat seumur hidup!"

Sakura menitikkan air mata haru karena kepedulian sahabatnya. Ia merentangkan tangan lalu memeluk Naruto dengan sesenggukan.

"Terima kasih, Naruto. Hiks, terima kasih," ucapnya berulang-ulang.

Mereka tak mengetahui sedari awal seorang gadis ada di sana menyimak dalam diam dan menunduk. Ia pun bergerak hendak mendahului. "P-p-permisi ...."

"Hinata!" teriak Sakura begitu mendengar suara gadis itu. "Ah, kebetulan kau ada di sini."

Air mata Sakura masih tersisa di tempatnya sehingga berkilau seperti permata zamrud. Ia menarik tangan mungil konoichi paling muda seangkatannya itu untuk mendekat dan menjejerkan dengan Naruto. "Sungguh, kalian adalah pasangan yang serasi."

Genjutsu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang