Hinata menatap nanar pada perempuan yang berdiri di hadapannya. Ia menjulurkan tangan untuk meminta kunci tersebut. "Sakura-chan, berikan kunci itu padaku!"
"Hinata, aku ragu kau telah terlepas dari genjutsu Sasuke. Atau ... jangan-jangan hanya Sasuke yang bisa melepaskannya." Gadis itu menatap iba pada temannya.
Suara mereka samar-samar didengar oleh Sasuke yang berada di dalam kamar. Laki-laki itu berjingkat menuju pintu, menempelkan daun telinganya di sana.
"Sakura-chan, kumohon. Berikanlah kunci itu. Aku harus bertemu dengan Sasuke." Hinata bersikukuh meminta cardlock dari tangan Sakura.
"Aku akan meminta Hokage untuk membebaskanmu dari genjutsu, Hinata!" teriak Sakura lantang. Ia hendak pergi begitu saja, tetapi segera dicegah oleh Hinata.
"Sakura-chan! Tolong jangan halangi kami untuk bertemu!" jerit Hinata sangat kencang karena hatinya sangat kalut. "Dan aku tidak terpengaruh genjutsu. Aku sadar sepenuhnya. Oleh karena itu, berikan kunci itu padaku, aku akan membuat perhitungan dengan Sasuke!"
Hinata terpaksa mencari alasan supaya Sakura mau memberikan kunci tersebut. Setelah menimbang-nimbang sesaat, gadis itu pun berjalan ke pintu. "Hmm ... baiklah. Tapi dia sangat galak, Hinata. Meskipun tak memiliki kekuatan, dia masih sangat mengerikan."
Tanpa menaruh curiga apa pun dan merasa menolong teman serta rasa penasaran, Sakura membukakan pintu kamar Sasuke demi Hinata.
Klik!
Hinata dan Sakura terkejut karena melihat laki-laki tersebut sudah berdiri tepat di hadapan mereka.
"Sasuke ... hiks ...." Secara mengejutkan pula, Hinata berlari memeluk Sasuke sembari menangis dan segera disambut pula oleh laki-laki itu, membalas pelukan dengan sangat erat.
Sakura melongo sesaat menyaksikan adegan mesra dua orang yang notabene tak pernah interaksi tiba-tiba berpelukan di depan mata. Ia tak menduganya sama sekali. "Ka-ka-kalian ...." Oh apakah aku sedang bermimpi? Sakura mengucek kedua mata karena tidak percaya dengan penglihatannya.
Hinata menoleh pada gadis berambut merah muda itu tanpa melepaskan pelukannya pada sang suami. "Sakura-chan, kumohon ... bebaskanlah Sasuke!"
"Apa?!" Sakura mendelik. "K-k-kau,"--melirik ke Sasuke--"ma-masih terpengaruh ge-genjutsu-nya, Hinata. A-aku a-kan m-m-memberitahukan Hokage."
Sakura hendak menutup pintu kembali, tetapi Hinata berhasil menghalanginya.
***
Di rumah sakit, Naruto tampak gusar. Ia mengkhawatirkan Sakura yang selalu di sisinya, tetapi malam ini tak ada kabar maupun pamit. Tidak seperti biasa, setiap ada apa pun, gadis pujaannya tersebut selalu melapor dan bercerita padanya walaupun itu tentang hal-hal yang tak penting sama sekali.
Perasaanku tidak enak, apa yang terjadi dengan Sakura? "Aku harus mencarinya, pasti dia ke tempat Sasuke!" Naruto lompat dari ranjang dan segera memakai baju kesayangan. Secepat kilat, ia melesat menuju gedung Hokage.
Bagi Naruto, tidaklah sulit untuk memasuki gedung itu. Ia sangat hafal bahkan hingga jalan rahasia sekalipun karena cita-citanya ingin menjadi Hokage. Jadi, sejak kecil suka menjelajah seluruh penjuru gedung Hokage secara sembunyi-sembunyi.
"Kumohon padamu, Sakura-chan! Bebaskan dia. Sasuke ... dia milikku!"
Naruto mendengar teriakan seorang wanita. Ia segera berlari dan melihat Sakura yang sedang berhadapan dengan .... Hinata dan Sasuke? Ia memutuskan untuk bersembunyi di belakang tong sampah tak jauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genjutsu✔
FanfictionComplete!✔ A Sasuhina Fanfiction Canon! Naruto Fanfiction Naruto disclaimer Masashi Kishimoto Cinta harus dipertahankan, tetapi cinta juga tak bisa dipaksakan. Jika ada yang mengatakan lebih baik dicintai daripada mencintai, itu adalah hal yang kura...