Ramalan pertapa katak tak bisa dihindari, pertempuran itu akhirnya benar-benar terjadi tepat sesuai yang dikatakannya--Pertarungan terakhir di Lembah Akhir.
Burung-burung menampakkan gelagat kengerian, beterbangan menjauh sambil mengeluarkan suara melengking. Angin berembus kencang hingga merobohkan beberapa pohon. Sasuke berdiri tegak di atas kepala patung Madara sedangkan Naruto menantang di atas kepala patung Hashirama.
Mata bertemu mata, dipenuhi amarah membara membawa misi masing-masing hati demi dua orang wanita yang mereka kagumi.
Tak akan kubiarkan kalian yang telah mengambil istriku! Aku akan mengalahkanmu, Naruto! geram Sasuke dalam hati. Mata yang berbeda warna berkilat marah. Mangekyou Sharingan telah aktif, sementara rinnegan kadang tampak, terkadang tertutup poni rambutnya yang tertiup angin.
Kau telah melukai perasaan Sakura, Sasuke! Aku akan menyeretmu untuk memohon ampun dan bertekuk lutut padanya! Kau tak akan keberi ampun! Naruto pun mengeram di dalam hati. Aura kuning menyelubunginya.
"Rasengaaaaaan ... hiiiyaaaaaaaaat!"
"Cidori! Hyaaaaaaaaat!"
Pertarungan pun dimulai dengan ajian andalan masing-masing. Bola pijar berwarna biru segera bertubrukan dengan kilat petir dan akhirkan berbenturan memancarkan kilat, percikan api, dan sinar yang sangat terang. Letusan besar pun terjadi. Baik Sasuke maupun Naruto sama-sama terpental jauh. Air hulu berhamburan ke udara bagai hujan dadakan. Sementara kedua patung kedua tokoh legendaris retak parah.
Mendengar suara menggelegar yang sangat kencang, di tempat lain Sakura terkejut dan segera berlari menuju lembah kematian. Kakashi panik dan segera ingin mengejarnya.
"Sakura! Tungguuuu!" teriak Kakashi sangat gusar karena muridnya menghilang dengan cepat. Namun, ketika pria yang selalu mengenakan penutup mulut tersebut hendak menyusul Sakura, rombongan Anko sudah tiba dan mengelilinginya.
"Kakashi! Apa yang terjadi?" tanya wanita mantan murid Orochimaru tersebut seraya melihat kilatan dan cahaya jauh di depannya, tetapi dentuman yang ditimbulkan sangatlah kencang terdengar.
"Apakah itu pertempuran?" tanya Lee dengan mata bolanya melihat sesuatu yang besar muncul di kejauhan dengan sinar kuning keemasan.
"Gawat!" teriak Kakashi begitu panik. "Naruto mengeluarkan sage mode, dia benar-benar akan membantai Sasuke! Hap!" Kakashi berlompatan menuju ke tempat murid-muridnya.
Meskipun diliputi rasa penasaran yang belum dijawab oleh Kakashi, rombongan yang dipimpin Anko ikut melesat menuju medan pertempuran antara Naruto dan Sasuke.
Makhluk sangat besar seperti robot tentara perang, membawa pedang berdiri tegak dan angkuh memancarkan warna keunguan menantang makhluk yang sama besar berwarna kuning keemasan menyerupai rubah ekor sembilan.
"Hentikaaaan! Bisakah kalian mendengarkanku? Kumohon, kalian berhentilah bertarung!" teriak seorang gadis berambut merah muda berusaha menarik perhatian makhluk-makhluk tersebut, tetapi sia-sia, jeritannya sama sekali tak dihiraukan oleh mereka.
Susanoo, makhluk yang menyerupai tentara mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, siap menebas makhluk berwarna kuning keemasan. Namun, Naruto bisa mengelak dan melancarkan serangan balasan. Bumi seakan gempa besar tatkala mereka melangkah mendentum ke tanah.
"Sakura!" teriak Kakashi yang baru tiba dan berdiri di samping muridnya. "Menyingkirlah, ini sangat berbahaya!"
"Tidak, Guru. Aku akan menghentikan mereka. Ini semua karena aku, bukan?"
"Hooo! Ya ampun, makhluk apa ini? Kenapa begitu besar dan mengerikan?" Tenten terkagum-kagum, melotot ke arah dua makhluk yang sedang bertarung ketika tiba di lembah akhir. Ia heran melihat perubahan kedua teman seangkatannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genjutsu✔
FanfictionComplete!✔ A Sasuhina Fanfiction Canon! Naruto Fanfiction Naruto disclaimer Masashi Kishimoto Cinta harus dipertahankan, tetapi cinta juga tak bisa dipaksakan. Jika ada yang mengatakan lebih baik dicintai daripada mencintai, itu adalah hal yang kura...