Pagi ini cuaca gelap, gerimis membasahi seluruh permukaan tanah yang kering. udara menjadi dingin, sedingin wajah prilly pagi ini. gurat senyum tak terlihat menghiasi bibirnya kala memasuki gerbang kampus.
Langkah kakinya semakin cepat dan tergesa, seperti ada sesuatu yang memburunya. rasa kesal tergambar jelas diwajah manisnya. dengan kesal prilly membuka pintu basecamp (ruang latihan) kelas teater dengan keras sehingga semua mata yang ada didalam kelas itu melihat kearahnya. beruntung bu syahrini dan pak bandi sang guru belum memasuki ruangan latihan itu.
prilly berlari kecil mengarah ke sosok pemuda yang berdiri ditengah kerumunan teman teaternya, tanpa memperdulikan siapa yang berada disana prilly berlari dan memeluknya, tangisnya pecah dalam pelukan pemuda itu. suasana menjadi hening sesaat.
"Lo jahat lang..." pekik prilly dalam tangisnya.
tadi malam, prilly mendapat kabar kalau sore ini galang akan bertolak ke amerika. dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi seni teater disalah satu kampus diamerika "Universitas Wesleyan". kesempatan yang luar biasa dan tidak akan disia-siakan galang. sekalipun gadis yang sekarang dalam pelukannya meraung memohon dirinya membatalkan keberangkatannya.
mendadak putaran bumi menjadi sangat lambat. ali, pemuda ini terbangun dari duduknya saat didepan matanya prilly gadis yang kemarin tertawa bersamanya ini memeluk laki-laki lain. perasaannya tiba-tiba kacau, ada rasa sakit yang diam-diam menyelinap didalam dadanya. air mukannya terlihat jelas dia tidak suka melihat gadis ini memeluk laki-laki lain. tapi apa masalahnya prilly bukan kekasihnya, dia hanya seorang gadis yang baru memulai pertemanan dengannya, ya baru kemarin. ali berusaha menepis rasa yang berkecamuk didalam dadanya.
prilly melepas pelukan hangat galang. matanya nanar menatap galang, guratan kesedihan nyata terlihat. "lo jangan pergi lang," ucap prilly parau. memohon agar laki- laki ini tidak pergi.
"sorry prill, gue harus pergi," balas galang dan dengan cepat galang menghapus airmata prilly. galang memang menyukai gadis mungil ini, tapi 1 semester tidak berarti apa-apa untuknya, tidak mudah menakhlukkan hati gadis yang selalu manja dengannya ini.
***
"lo kenapa?" tanya itte dalam kebisuan prilly. itte sahabat prilly sejak SMA bahkan, gadis tomboy ini selalu siap menemani prilly kapanpun, tapi semenjak mereka kuliah dan terpisah dilain fakultas mereka jadi jarang bertemu muka, hanya melalui chat pertemuan mereka. apalagi semenjak mengenal galang prilly sangat nyaman bersahabat dengan pemuda humoris dan konyol itu. tapi akhir-akhir ini mereka dipertemukan lagi di drama teater yang akan digelar akhir bulan depan. itte terlibat dalam mengerjakan ilustrasi musik untuk teater itu bersama ali.
"yaudah, kalau lo masih belum mau cerita, gue mau ke kelas dulu, entar lo chat gue aja seperti biasa," ucap itte seraya meninggalkan sahabatnya itu. sekitar tiga langkah kakinya terhenti dan berbalik menatap sahabatnya itu. " bukan cuma lo kok yang sedih, gue juga ngerasain hal yang sama, dan..." gadis tomboy ini menghentikan ucapannya sesaat yang berhasil membuat prilly menatapnya. " dan galang juga sedih ninggalin lo," lanjut itte dan dilanjut dengan langkah cepat kakinya meninggalkan sahabatnya. prilly menatap punggung sahabatnya yang semakin menjauh dengan mata nanar. prilly percaya ucapan itte bukan hanya karena dia sahabatnya tapi karena itte sepupu galang, sudah pasti galang mengatakan sesuatu padanya.
sore ini tidak ada yang menghentikan galang untuk pergi ke amerika, tangis pecah prilly pun seolah tak berarti, galang tetap pergi.
bu syahrini mengatakan pak bandi akan segera melakukan voting dikelasnya untuk menggantikan posisi galang di drama teater itu.
***
"pulang bareng yuk!!" ali mengkagetkan prilly yang tengah duduk sendiri di tangga kampus. dia lebih memilih tinggal disaat itte sahabatnya mengantar galang ke airport. bukan tanpa alasan prilly menetap, semata karena tidak ingin merutuki kepergian galang yang mendadak. dia sangat sedih, sangat.
prilly mengarahkan mata nanarnya menatap sesosok pemuda arab yang ada didepannya. sejenak teringat pagi ini dia tidak membawa mobil, mama uly memilih mengantarnya karena sedari pagi prilly terlihat sangat kesal.
tanpa bicara prilly beranjak dari duduknya dan melangkah mendahului ali. ali menatapnya dengan senyum tipis lalu mengikutinya.
"ayo naik,!!" seru ali saat melihat prilly masih terdiam tidak menaiki motornya. prilly melihat awan dilangit, gelap!!! gumam prilly.
"gue lebih seneng naik motor daripada mobil, lo keberatan pulang bareng gue," terang ali. ali tau prilly merasa tak nyaman pulang dengannya menaiki motor. apalagi cuaca menggelap seharian.
"enggak kok,!!" kini posisinya sudah berada dibelakang ali duduk diatas jok motor Ninja berwarna merah menyala itu.
ali kembali sumringah, ternyata gadis ini memiliki tingkah yang lucu dan menggemaskan. tidak ada kalimat yang terucap dari bibir mungilnya namun mampu membuat ali tersenyum dengan tingkahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/26307558-288-k584925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTAK SEJUTA MIMPI
Teen Fiction* Dia, yang selalu mampu memberikan tawa. tapi cepat atau lambat kenyataan akan merubah segalanya. " apa hanya sebatas sahabat arti hubungan ini" * cantik, Lucu dan apa adanya itulah gadis ini. yang merubah keangkuhan menjadi kejujuran dan berani be...