chapter 1 (part 6)

258 7 0
                                    

        prilly melirik jam ditangannya, menunjukan pukul 4 sore. tangannya memegang erat pinggang ali, pemuda ini memacu laju motornya kencang memburu waktu yang semakin menggelap dan mulai meneteskan air setetes demi setetes.

      "pril lo ga keberatan kan kalau kita berteduh," sentak ali yang membuat prilly kaget. 

      " dimana," sahut prilly sembari mengerjapkan matanya yang terkena tetesan air yang semakin lama semakin banyak.

   mendengar satu kata keluar dari mulut prilly, ali menarik gasnya kencang. prilly semakin menelungkupkan tangannya memeluk ali, matanya memejam berlindung dibalik bahu ali. seketika putaran waktu menjadi lambat prilly merasa nyaman dalam perlindungannya.

        ali menghentikan motornya tepat dibawah flyover sebenarnya tidak jauh dari rumah prilly hanya 15 menit untuk sampai ke gerbang komplek rumah prilly, namun hujan sudah berhasil melumpuhkan kota sehingga setiap pengendara motor terjebak dalam derasnya air.

        "kita berteduh sini, gak apa-apa kan,?" tanya ali sesaat setelah motornya berhenti.

       prilly masih memeluknya, entah apa yang berkutat salam benak prilly sehingga dia tidak merasakan mesin motor itu sudah berhenti beberapa detik sebelumnya.

        "prill, lo gak apa-apa kan,?" sekali lagi ali menyadarkan prily.

        "oh...iya gak apa-apa kok.!" jawab prilly seraya menuruni motor dan memandang kesekeliling. banyak orang disana yang berteduh, kedinginan, bahkan menahan lapar. prilly merasa beruntung selama ini dia tidak pernah terjebak hujan seperti ini dijalanan. sejenak prilly menggesekkan telapak tangannya. dia kedinginan.

        "pake jaket gue," ali memberikan jaketnya. prilly terdiam melihat laki-laki ini, dalam benaknya prilly berfikir pemuda dingin ini tidak sedingin pemikirannya. tanpa pikir panjang ali memakaikan jaketnya dibadan prilly. prilly tersenyum.

        " lo ga kedinginan,?" tanya prilly. 

        ali menggeleng dibalas dengan senyum manis dari bibir mungil gadis ini. ali tersentak melihat kecantikan yang terpancar dari balik senyum manis gadis ini. 

        "kenapa lo liat gue kayak gitu li,?" tanya prilly membuyarkan lamunannya.

        "oh, enggak, gak apa-apa kok," jawabnya gugup. prilly menaikan alisnya lalu tertawa.

        "hahahaha, lo kenapa si li," gadis ini tertawa setelah seharian wajahnya muram tidak bisa digambarkan.

        " akhirnya lo tertawa," ali tersenyum melihat gadis disampingnya melebarkan tawanya. 

        prilly menaikan alisnya,tersenyum aneh,  "apaan coba," ucap prilly seraya menyandarkan kepalanya dipundak ali manja. 

        tingkah manja gadis ini mampu membekukan seluruh tubuh ali, aliran darahnya mengalir lambat. sekujur tubuhnya serasa mati tak dapat bergerak. baru kali ini teman wanitanya nyaman berada disampingnya. tidak, bukan gadis ini yang nyaman tapi dirinya sendiri.

        sampai kemarin prilly masih bisa menyandarkan kepalanya dipundak galang dengan manja, tapi sekarang laki-laki itu pergi ribuan mil jauhnya. 

        "L - Lo sedih, galang pergi," ali terbata mengucapkannya, berusaha mencairkan kebekuan yang menjalar disekujur tubuhnya.

        " enggak, gue terlalu egois," prilly mendesah pelan. " kalau gue menghentikan langkahnya meraih masa depannya," prilly mengangkat kepalanya dari bahu ali.

        " tapi yang bikin gue sebel, kenap sih galang perginya dadakan banget, gak bisa ditunda gitu minimal sampai drama teater selesai, gue udah susah payah membangun chemistry dia malah nyelonong aja pergi kayak ga punya dosa." cerocos prilly seolah menyembunyikan ketidak ikhlasan hatinya.

        kontan ali tertawa melihat tingkah gadis ini.

        "apanya yang lucu coba," sentak prilly yang membuat ali menghentikan tawanya seketika.

        prilly cemberut, matanya menyipit dan bibirnya manyun.

        sejenak suasana menjadi hening, dua anak manusia ini diam seribu bahasa. mata keduanya sibuk bergerak seakan ingin saling mendahului membuka percakapan baru.

        "hhmmm..," keduanya menyerukan. dalam sekejap tawa keduanya pecah seolah tidak memperdulikan berapa pasang mata yang menyaksikan tawa mereka.

        " Lo tu aneh ya...," terang prilly disela tawanya.

        " aneh kenapa?"

        " gue sempet mikir kalau lo itu cowok yang sok cool, jaim n sombong menurut gue," prilly bercerita.

       ali mengernyitkan dahinya, senyumnya melebar disudut bibirnya. "awalnya gue juga pikir lo cewek yang aneh,". timpal ali.

        "hah...." prilly mengangkat alisnya. "gue aneh!" lanjutnya.

        " iya lo itu cewek yang paling berisik dikelas teater, tingkah lo juga aneh, sampai itte bilang ke gue kalau lo itu cewek paling manja dikampus."

          " hah, itte ngomong gitu," prilly mendesah. "enggak, gak, gak, itte gak bener tu,"

        ali tertawa melihat prilly kebakaran jenggot, "udahlah ngaku aja lo emang cewek manja yang gak ketulungan kan," lanjut ali yang membuat prilly semakin panas.

        "enak aja, lo tu ya cowok super duper dingin, cowok aneh!!!" balas prilly manja.

        "ehh.. lo cewek berisik, bawel, manja yang gak ketulungan, cengeng, banyak dech..." ali tidak mau kalah.

        keduanya saling melempar ejekan kesan pertama saat bertemu dikampusnya. prilly dengan cepat mencubit - cubit pinggang ali dengan tingkah manja. ali terus tertawa seolah puas melihat gadis ini kesal.

        beberapa detik keduanya larut dalam tawa. demi menghentikan gerak tangan prilly yang terus menerus mencubit pinggangnya, ali meraih tangan prilly dengan sigap. prilly hampir terjatuh namun ali dapat menguasai tubuh prilly dengan semakin mengeratkan genggamannya.

        mendadak kejadian seperti disnetron terjadi, keduanya terlibat saling menatap satu sama lain. beberapa detik berselang prilly mengalihakan pandangan mereka. prilly mencubit pipi ali dengan gemas dan dia tertawa lepas.

        seketika ali merasakan ada sesuatu yang aneh didalam dadanya, jantung berpacu begitu cepat. gadis ini mampu membuat ali terpanah. tawa dan tingkah manjanya berhasil memancing emosinya, emosi dengan frequensi yang terendah.

        ali meraih tubuh prilly yang bergetar karena tawa lepasnya. sepersekian detik wajah mereka saling beradu, hawa panas menjalar kesekujur tubuhnya. tanganya yang dingin meraih pinggang prilly mendekati tubuhnya.

        prilly menghentikan tawanya, kedua pasang matanya menatap mata pemuda dihadapannya ini. sorot mata ali berhasil membuat prilly membisu. prilly membasahi bibirnya lembut, jantungnya bergemuruh seolah menanti apa yang akan dilakukan pemuda ini.

     Ali mendekatkan wajahnya ke prilly, menatapnya dalam sambil memegang pipi halus gadis itu. sekujur tubuh prilly bergetar ketika ali mendaratkan satu kecupan ringan dibibirnya, hatinya berdesir hebat dibuatnya.

     Prilly memejamkan matanya, tidak ada penolakan darinya, gadis itu seolah menikmati apa yang saat ini dirasakannya. bibirnya, tubuhnya begitu dekat dengan pemuda ini. 

        

        

        

        

KOTAK SEJUTA MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang