Riuh tepuk tangan terdengar menggema mengisi seluruh ruangan saat Paris mendaratkan satu kecupan mesra dibibir istrinya Helen, yang merupakan salah satu wanita tercantik disemua literatur legenda heroik yunani. ya... kisah cinta sejati penuh pengorbanan antara Paris dan Helen dalam legenda yunani itu diangkat dalam sebuah drama teater sore ini.
Prilly terpejam saat bibir lembab ali menyentuh bibir tipisnya, tangannya semakin erat menggenggam pinggang ali saat laki-laki itu terus menyerangnya. prilly seolah begitu menikmati setiap gerakan dari bibir ali yang terus mengulum bibir mungilnya pelan, hingga tidak terdengar lagi olehnya riuhnya tepuk tangan penonton menyeruhkan keromantisan kisah cinta Paris dan Helen.
Satu persatu pemain pendukung drama teater mulai meninggalkan panggung menyisakan pemain inti, Paris dan Helen yang diperankan Ali dan Prilly. Denting suara piano dari jemari mungil itte membawa suasana semakin romantis. tepuk tangan penonton masih riuh terdengar, sampai tertutupnya panggung teater oleh kain raksasa berwarna merah maroon yang mampu menutup seluruh bagian panggung megah itu.
Kain raksasa berwarna merah maroon itu telah membungkus seluruh permukaan panggung yang menandakan berakhirnya drama teater yang mereka perankan. namun ali masih merapatkan bibirnya pada bibir tipis wanitanya ini. yang membuat itte membelalakan mata melihat aksi dua sahabatnya berlanjut saat drama teate ini berakhir.
Itte berkonsentrasi untuk segera mengakhiri alunan piano yang tercipta dari jari jemarinya. dengan langkah cepat itte berjalan menghampiri ali dan prilly yang masih berkutat pada adegan lipskiss yang mereka buat sendiri. karena adegan itu memang tidak ada dalam naskah, Paris dan Helen hanya harus saling mendekatkan wajah mereka sepersekian centi sampai seluruh panggung tertutup dengan sempurna dan alunan musik berhenti.
tanpa banyak komentar itte menarik paksa tangan prilly yang menggenggam erat pinggang ali keluar dari panggung menuju backstage, yang membuat keduanya tersentak.
"itte apa-apan sih lo." teriak prilly menghentikan langkah iite sesampai disudut backstage yang tidak dilalui orang.
"lo yang apa-apaan." sentak itte yang membuat prilly membulatkan matanya kaget. " gila lo ya pril... lo baca naskah ga sih?" itte berteriak dengan kesal. " lo udah kayak cewek murahan tau gak sih... lo sadar gak apa yang barusan lo lakuin?" dengan emosi itte meluapkan pada sahabatnya ini.
"hey... kalian kenapa sih?" tanya ali tiba-tiba datang mendekati mereka.
itte tersenyum sinis. " lo tanya ada apa... lo berdua itu konyol tau gak, ini yang lo berdua bilang sahabat. persahabatan macam apa seperti itu. gue kecewa sama lo berdua." itte mempertegas ucapannya dan kemudian beranjak meninggalkan keduanya.
Tanpa tersadar airmata prilly mengalir dengan deras membasahi pipinya. baru kali ini dia melihat sahabatnya yang sudah hampir 4 tahun menemaninya semarah itu padanya. siapapun akan marah melihat perbuatannya dan ali barusan, mungkin kedua orang tua mereka kalau menyadari apa yang dilakukan kedua anaknya diatas panggung pun akan melakukan hal yang sama dengan itte bahkan mungkin akan lebih murka.
"hey... lo kenapa nangis?" pekik ali mendekatkan tubuhnya pada prilly dan mengelus rambut gadisnya dengan pelan.
Prilly menatap sarkatik mata ali, dan tanpa sepatah kata prilly beranjak meninggalkan ali kembali ke stage untuk melakukan clossing ucapan terimakasih kepada penonton.
****
Siapa yang menyangka kalau kejadian diatas panggung teater 2 hari yang lalu itu tidak satupun pasang mata menyadarinya kecuali sepasang mata indah milik itte. Ali dan Prilly bisa tersenyum lega karena aksinya tidak ada yang melihat. hanya saja prilly harus ekstra meyakinkan sahabatnya atas tindakan cerobohnya dan ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTAK SEJUTA MIMPI
Teen Fiction* Dia, yang selalu mampu memberikan tawa. tapi cepat atau lambat kenyataan akan merubah segalanya. " apa hanya sebatas sahabat arti hubungan ini" * cantik, Lucu dan apa adanya itulah gadis ini. yang merubah keangkuhan menjadi kejujuran dan berani be...