Sudah hampir satu menit Honda city berwarna hitam itu terparkir dihalaman luas rumah prilly. namun prilly sang gadis itu tidak kunjung menggerakkan badannya untuk menuruni mobil.
ada apa dengan prilly tiba-tiba saja gadis ini berubah menjadi pendiam, biasanya selama perjalanan gadis ini akan banyak berceloteh mengumbar tawanya. tapi lain untuk malam ini gadis cantik ini seperti kehilangan separuh raganya.
"lo kenapa sih," tanya ali heran.
"lo dekat sama vanya," tanpa basi - basi kalimat itu terlontar dari bibir tipisnya.
bukannya kaget atau shock mendnegar gadis cantik disebelahnya menanyakan tentang kedekatannya dengan vanya, ali malah tertawa pecah.
"hahahahaa.... lo kenapa, lo cemburu, hahahaaa..." ali terus tertawa.
"iihhh... ali, gak lucu ya...." prilly kesal dan keluar dari mobil ali.
"prill, tunggu..." ali menuruni mobil dan menghentikan prilly yang hendak memasuki rumahnya. dengan terengah manhan tawanya ali menatap wajah prilly yang ditekuk.
"hey, lo kenapa sih... lo cemburu sama vanya?" tanya ali sembari menahan tawanya.
"ali, ga lucu ya," jawab prilly tegas.
ali menghentikan tawanya sejenak, menatap prilly dalam. sorot mata tajam ali seoalah menembus tatapan kesal prilly. tidak akan kah ali tau gadis cantik yang menatapnya kesal ini menyimpan rasa cemburu.
ali tersenyum berusaha mencairkan kebekuan diwajah prilly, ali mencubit kedua pipi prilly dengan gemas hingga prilly merintih kesakitan.
usaha ali kali ini gagal, prilly tetap menyimpan rasa kesalnya. dibiarkannya laki-laki ini diteras rumahnya tanpa basa basi prilly memasuki rumahnya dan kembali menutupnya.
papa rizal dan mama uly saling menatap mendapati putri sulungnya cemberut memasuki rumah.
"kenapa kak, mukanya aem banget?" seru raja yang hendak menaiki tangga menuju kamarnya.
prilly menoleh kearah adiknya dengan sarkatik. memang tidak ada ceritanya kalau prilly dan raja bertemu mereka saling akur. selalu ada saja yang membuat gadis 18 tahun ini memusuhi adiknya yang jahil.
mendapati tatapan kakanya yang sarkatik raja bergidik, "ihhh...sereemm, susana aja kalah serem," ucap raja seraya berlari menaiki tangga meninggalkan kakaknya.
"raajjaaaaa...." teriak prilly pecah.
mama uly dan papa rizal hanya tertawa melihat ulah kedua ankanya yang tidak pernah akur ini.
prilly membaringkan tubuhnya diatas kasur dengan sprei bermotif doraemon itu, tatapannya lurus kelangit-langit kamarnya. beberapa pertanyaan kembali menyerang pikirannya. tentang siapa zevanya, sedekat apa hubungan ali dan vanya, apa vanya menginap dirumah ali. pertanyaan seputar vanya teman sekolah ali itu berkutat dipikiran prilly, hingga sulit rasanya bagi prilly untuk memejamkan matanya.
***
gritte mendekati sahabatnya yang sedang duduk sendiri menikmati sundae ditengah ramainya cafe.
"woy... muka ditekuk mulu, yang lain belum datang,"tanya gritte.
prilly menaikan bahunya tanpa sepatah katapun. walaupun kurang 1 minggu Drama teater itu akan digelar. namun hari ini mereka berkumpul di JCC tempat digelarnya Drama teater minggu depan untuk melakukan beberapa persiapan.
"lo kenapa sih, semalem habis malam mingguan sama ali juga, bukannya seneng!" serang itte seraya mengambil sundae yang dinikmati prilly.
"iiteeee... lo ga usah ngomongin masalah semalem." teriak prilly.
sentak mebuat ite menggigit sendok sundae yang masih menempel dimulutnya.
"weeww, gue pikir lo marah gue makan sundae lo... ada apa sih?"
bukan prilly namanya kalau dia tidak menceritakan masalah atau kebahagiannya kepada sahabatnya ini. dengan air muka yang kaku prilly menceritakan tentang vanya yang ditemuinya semalem dirumah ali. bukannya simpati dengan sahabatnya itte mengumbar tawa pecahnya hingga membuat prilly menatapnya dengan tatapan membunuh.
"itteeeeee," teriak prilly sambil menutup mulut itte yang terus tertawa.
"itu artinya lo cemburu pril," terang itte sesaat setelah mengehentikan tawanya.
cemburu seperti apa yang dirasakannya sebenarnya, bukankah jelas hubungannya dengan ali hanya sebatas sahabat.
tiba-tiba seseorang mengacak rambut prilly membuyarkan lamunannya. siapa lagi yang paling rajin mengacak rambutnya sebulan terakhir ini kalau bukan ali. laki-laki ini datang dan duduk diantara prilly dan itte.
ali menatap lekat wajah prilly yang masih sama seperti semalam sebelum prilly menutup pintu rumahnya.
"apaan sih, wajahnya masih ditekuk aja," ucap ali dibarengi dengan tawanya seraya mengusap wajah prilly.
"iiihhh... ali ga lucu yaa." sentak prilly yang membuat ali mengehntikan tawanya.
" eh..eh.. apaan sih, kok jadi kesel gitu." tanya ali.
prilly nampaknya sudah sangat kesal. dia bangkit dari duduknya dan beranjak meninggalkan meja tempatnya, ite dan ali duduk.
"hey, hey, prilly...pril." panggil ali sedikit keras.
seperti naik roller coaster yang berbalik dan berjalan kencang melewati relnya yang melingkar-lingkar jantung prilly memburu nafasnya yang semakin menyempit, saat dia melihat seorang wanita paruhbaya dan gadis cantik berdiri disampingnya. tante resi dan disebelahnya bukan alya, tapi vanya, gadis itu teman ali.
prilly berbalik sejenak melihat ali dengan tatapan membunuh. tanpa basa - basi prilly beranjak meninggalkan mereka.
ite mengepalkan genggamannya "lo bikin prilly menangis, lo berusahan sama gue," ancam itte.
"ma, sebentar yaa.... aku mau ke prilly dulu." ucap ali seraya berjalan mencari prilly.
mama resi dan vanya saling menatap penuh tanya.
mungkin buat ali ini hanya sebuah lelucon, tapi apa dia mengerti apa yang dirasakan prilly. gadis itu menyimpan rasa didalam hatinya, rasa yang mungkin hanya dibatasinya sebatas sahabat. dan tidak kah ali ingat dialah yang membuat prilly bimbang dengan status poersahabatannya. bukankah ali pernah tidak suka prilly dekat dengan galang bahkan jauh sebelum dirinya dan prilly dekat seperti sekarang. tidak kah ali ingat bibir tipis gadis cantik itu sudah pernah dirasakannya. tentu itu akan membekas selamanya didalam diri prilly jadi wajar kalau gadis ini memiliki rasa cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTAK SEJUTA MIMPI
Dla nastolatków* Dia, yang selalu mampu memberikan tawa. tapi cepat atau lambat kenyataan akan merubah segalanya. " apa hanya sebatas sahabat arti hubungan ini" * cantik, Lucu dan apa adanya itulah gadis ini. yang merubah keangkuhan menjadi kejujuran dan berani be...