Chapter 2 (Part 9)

168 7 0
                                    

prilly tersentak mendengar derap langkah kaki yang mendekati ruang keluarga yang sunyi itu, hanya terdengar hembusan nafas ali naik turun tepat ditelinganya, mengalahkan alunan musik klasik yang sayu terdengar. ali tertidur dagunya menopang dipundak prilly kepalanya masih menempel dikepala prilly. prilly tersenyum tipis melihat sahabatnya ini tertidur pulas dipundaknya.

langkah kaki alya terhenti saat melihat dua anak manusia duduk di lazy sofa ruang keluarga, musik klasik yang terdengar samar-samar menghangatkan suasana. tersirat senyum tipis mengembang disudut bibir tipis alya.

"sudah lama kalian," 

prilly kaget melihat alya sudah duduk disampingnya. badannya terasa kaku tiba-tiba, ali yang tertidur dibahunya tidak mungkin dibangunkannya, dia terlihat begitu menikmati tidurnya. prilly menggeser sedikit posisi duduknya.

"iya kak, sekitar satu jam." 

alya mengembangkan senyumnya. lalu meninggalkan mereka kembali keruang tamu yang hanya dibatasi oleh tembok itu. mungkin alya tau prilly sedikit canggung.

prilly menepuk pipi ali berusaha membangunkan laki-laki ini yang sejak tadi terlelap menopangkan dagu dibahunya.

"ali, banguun!!!!" suara prilly terdengar.

ali mengerjapkan matanya sesaat setelah prilly menepuk-nepuk pipinya. diang mengangkat kepalanya dari bahu prilly dan menyandarkan badanya dilazy sofa favoritnya itu.

"ihh...ali, jangan tidur lagi." renggek prilly manja sambil menarik tangan ali. "itu kak alya sudah datang," lanjut prilly.

ali mengerjapkan lagi matanya berusaha menormalkan lagi tubuhnya dari rasa ngantuk. ali dan prilly melangkah kearah ruangtamu. alya nampak berbicang dengan seseorang diruang tamu, yang membuat mereka penasaran untuk segera menghampiri. selain itu ini sudah malam, ali harus segera menanyakan apa kepentingannya menyuruhnya mengajak prilly kerumahnya malam ini sebelum ali mengantar prilly pulang.

***

alya tersenyum melihat adik laki-lakinya itu sudah bangun dan menghampirinya.

"ali lihat siapa yang datang," ungkap alya kepada ali.

ali terbelalak kaget saat melihat perempuan yang sedang berbincang dengan kakanya itu. perempuan itu zevanya biasa dipanggil vanya, teman SMA ali selama dipadang.

zevanya gadis yang cantik tubuhnya kecil dan tinggi, kulitnya putih dan rambutnya panjang. secara fisik  vanya dan prilly berbeda. prilly bertubuh mungil, berkulit putih dan berwajah imut.

ada apa gerangan vanya ke jakarta bukannya dia sudah kuliah dipadang, lalu bagaiman vanya bisa sampai dirumahnya padahal mdia baru pertama kali ke jakarta. bahkan dijakarta dia tidak punya keluarga. sejumlah pertanyaan memburu didalam pikiran ali.

"ali apa kabar," vanya mengulurkan tangannya kearah ali.

ali tersenyum renyah, "apaan sih lo, kayak udah lama aja ga ketemu," sahut ali sambil menjabat tangan vanya. 

seperti ada timah panas yang menembus jantung prilly melihat ali menjabat tangan vanya, ditambah sapaan santai dari bibir ali yang semakin membuat batin prilly berkecamuk. ali sudah sangat mengenal gadis ini. ada hubungan apa ali dan vanya. tiba-tiba ribuan pertanyaan menyerang pikiran prilly.

alya seolah tau apa yang dipikirkan prilly gadis cantik yang sedari tadi berdiri mematung disebelah ali.

"prilly, kenalin ya ini zevanya teman ali waktu SMA dipadang," alya berusaha mencairkan suasana.

prilly tersenyum dan berjabat tangan dengan zevanya.

"prilly"

"vanya"

sepertinya malam sudah semain larut, ali pun meminta ijin kakaknya untuk mengantar prilly pulang. prilly yang diberikan tawaran oleh alya untuk menjadi model dalam promosi launching design baju  terbaru alya, memang belum memberikan jawaban pasti karena prilly masih fokus dengan drama teater yang kurang dari 1 minggu akan digelar.

"kak alya tungguin jawaban kamu y pril,"

prilly mengangguk sebelum akhirnya dia pamit untuk pulang. 

KOTAK SEJUTA MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang